Asww. siapakah Al Mutnabbi
المتنبي خلاصة الثقافة العربية الإسلامية في النصف الأول من القرن الرابع للهجرة. هذه الفترة كانت فترة نضج حضاري في العصر العباسي ، وهي في الوقت نفسه كانت فترة تصدع سياسي وتوتر وصراع عاشها العالم العربي . فالخلافة في بغداد انحسرت هيبتها والسلطان الفعلي في أيدي الوزراء، وقادة الجيش ومعظمهم من الأعاجم، ثم ظهور الدويلات والإمارات المتصارعة في بلاد الشام ، ثم تعرض الحدود لغزوات الروم والصراع المستمر على الثغور الإسلامية ثم الحركات الدموية في داخل العراق كحركة القرامطة وهجماتهم على الكوفة.لقد كان لكل وزير ولكل أمير في الكيانات السياسية المتنافسة مجلس يجمع فيه الشعراء والعلماء يتخذ منهم وسيلة دعاية وتفاخر ثم هم وسائل صلة بين الحكام والمجتمع بما تثبته وتشيعه من مميزات هذا الأمير وذلك الحاكم ، فمن انتظم في هذا المجلس أو ذاك من الشعراء أو العلماء يعني اتفق وإياهم على إكبار هذا الأمير الذي يدير هذا المجلس وذاك الوزير الذي يشرف على ذاك. والشاعر الذي يختلف مع الوزير في بغداد مثلا يرتحل إلى غيره فإذا كان شاعرا معروفا استقبله المقصود الجديد، وأكبره لينافس به خصمه أو ليفخر بصوته.في هذا العالم المضطرب المتناقض الغارق في صراعه الاجتماعي والمذهبي كانت نشأة المتنبي وقد وعي بذكائه ألوان هذا الصراع وقد شارك فيه وهو صغير، وانغرست في نفسه مطامح البيئة فبدأ يأخذ عدته في أخذه بأسباب الثقافة والشغف في القراءة والحفظ. وقد رويت عن أشياء لها دلالاتها في هذه الطاقة المتفتحة التي سيكون لها شأن في مستقبل الأيام والتي ستكون عبقرية الشعر العربي. روي أنه تعلم في كتاب كان يتعلم فيه أولاد أشراف الكوفة دروس العلوية شعرا ولغة وإعرابا. وروي أنه اتصل في صغره بأبي الفضل بالكوفة، وكان من المتفلسفة، فهوسه وأضله. وروي أنه كان سريع الحفظ، وأنه حفظ كتابا نحو ثلاثين ورقة من نظرته الأولى إليه، وغير ذلك مما يروى عن حياة العظماء من مبالغات . . .ولم يستقر في موطنه الأول الكوفة وإنما خرج برحلته إلى الحياة خارج الكوفة وكأنه أراد أن يواجه الحياة بنفسه ليعمق تجربته فيها بل ليشارك في صراعاتها الاجتماعية التي قد تصل إلى أن يصطبغ لونها بما يسيل من الدماء كما اصطبغ شعره وهو صبي . . هذا الصوت الناشئ الذي كان مؤهلا بما يتملك من طاقات وقابليات ذهنية أدرك أن مواجهة الحياة في آفاق أوسع من آفاق الكوفة تزيد من تجاربه ومعارفه فخرج إلى بغداد يحاول أن يبدأ بصراع الزمن والحياة قبل أن يتصلب عوده، ثم خرج إلى بادية الشام يلقي القبائل والأمراء هناك، يتصل بهم ويمدحهم فتقاذفته دمشق وطرابلس واللاذقية وحمص. كان في هذه الفترة يبحث عن فردوسه المفقود، ويهيئ لقضية جادة في ذهنه تلح عليه، ولثورة حاول أن يجمع لها الأنصار، وأعلن عنها في شعره تلميحا وتصريحا حتى أشفق عليه بعض أصدقائه وحذره من مغبة أمره، حذره أبو عبد الله معاذ بن إسماعيل في اللاذقية، فلم يستمع له وإنما أجابه مصرا :أبـا عبـد الإلـه معاذ أني خفي عنك في الهيجا مقامي ذكرت جسيـم ما طلبي وأنا تخاطر فيـه بالمهج الجسام أمثلـي تـأخذ النكبات منـه ويجزع من ملاقاة الحمام ؟ ولو برز الزمان إلى شخصا لخضب شعر مفرقه حسامي إلا أنه لم يستطع أن ينفذ ما طمح إليه. وانتهى به الأمر إلى السجن. سجنه لؤلؤ والي الأخشيديين على
31 January 2008
30 January 2008
SIAPA ABU NUWAS?
Asww. Banyak di antara kita yang belum tahu siapa Abu Nuwas. Mari kta baca bersama.
Ilahi lastu lilfirdausi ahlaWala aqwa 'ala naril jahimiFahab li tawbatan waghfir dzunubiFainaka
ghafirud dzanbil adzimi(Tuhanku, tidaklah pantas hamba menjadi penghuni surga.Namun, hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka.Maka beri hamba tobatdan ampunilah hamba atas dosa-dosa hamba.Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Mahaagung)Sudah lama kaum muslimin di Indonesia akrab dengan syair Abu Nawas tersebut. Beberapa saat menjelang shalat Magrib atau Subuh, jemaah di masjid-masjid atau musala biasanya menyanyikan syair tersebut dengan syahdu. Bagi bangsa Indonesia, nama Abu Nawas atau Abu Nuwas juga cukup akrab. Bahkan juga sampai sekarang. Abu Nawas dikenal terutama karena kelihaian dan kecerdikannya melontarkan kritik-kritik tetapi dibungkus humor. Sesungguhnya ia adalah seorang sufi, intelektual, sekaligus penyair yang hidup di zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M).Abu Nawas tidak hanya cerdik, tetapi ia juga nyentrik. Sebagai penyair, mula-mula ia suka mabuk. Belakangan, dalam perjalanan spiritualnya mencari hakikat Allah, kehidupan rohaniahnya yang berliku sangat mengharukan. Setelah "menemukan" Allah, inspirasi puisinya bukan lagi khamar, melainkan nilai-nilai ketuhanan. Ia tampil sebagai penyair sufi yang tiada banding.Nama aslinya ialah Abu Ali al-Hasan ibnu Hani al-Hakami. Ia lahir di Ahwaz, Persia (Iran sekarang) pada 145 H (747 M). Ayahnya, Marwan bin Muhammad, anggota legiun militer khalifah terakhir Bani Umayyah di Damaskus, Harun al-Rasyid. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah ia belajar berbagai ilmu pengetahuan.
Masa mudanya penuh dengan gaya hidup yang kontroversial, sehingga membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai keagamaan dan pertobatan, di samping cita rasa kemanusiaan. Abu Nawas belajar sastra dan bahasa Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya'qub al-Hadrami, sementara dalam ilmu hadis ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad as-Samman.Memperhalus BahasaPertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, membawanya ke panggung kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah, tempat Sayidna Ali dimakamkan, bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab. Kemudian ia ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kepiawaiannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para pangeran. Tetapi gara-gara kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya berubah, cenderung memuja penguasa.Dalam kitab Al-Wasith fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Cuma, sayang, karya-karyanya jarang ditampilkan dalam berbagai kesempatan atau diskusi keagamaan. Ia hanya dipandang sebagai orang yang suka bertingkah lucu dan tidak lazim.Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana (sya'irul bilad). Dalam ensiklopedi Al-Munjid disebutkan, Abu Nawas diangkat sebagai pendekar para penyair yang bertugas menggubah puisi puji-pujian untuk khalifah.Sebagai penyair, tingkah laku Abu Nawas bisa disebut aneh, bahkan slebor. Tingkah lakunya membuat orang selalu mengaitkan karyanya dengan gejolak jiwanya. Ditambah sikapnya yang jenaka, perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna. Kegemarannya menenggak arak menjadikannya penyair yang unik. Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia.
Di lain pihak, Abu Nawas adalah sosok yang jujur. Sikap itu menjadikannya sejajar dengan tokoh-tokoh penting dalam khazanah keilmuan Islam. Zamannya adalah zaman keemasan imperium Abbasiyah. Pada masa kekhalifahan Harun al-Rasyid, peradaban Islam maju pesat. Banyak tokoh penting lahir di zaman ini. Cuma, sayang, kemajuan ini tidak dibarengi dengan perilaku yang baik dalam masyarakat. Kenyataan inilah yang menjerumuskan Abu Nawas yang kemudian larut dalam minuman keras dan hidup sebagai hedonis.Kedekatannya dengan kekuasaan bahkan pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh Al-Amin.Nilai-nilai KetuhananSejak mendekam di penjara, puisi-puisi Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kendi tuaknya, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah. Syair-syairnya tentang tobat bisa dipahami sebagai salah satu ungkapan rasa keagamaannya yang tinggi. Memang, pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami kegemarannya melakukan maksiat. Tetapi, justru di jalan gelap itulah, Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan. Sajak-sajak tobatnya bisa ditafisrkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan.Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan – tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri. Adalah Dr. Muhammad al-Nuwaihi yang mengungkapkan kehidupan gelap penyair ini. Dalam kitabnya Nafsiyyat Abi Nuwas disebutkan, Abu Nawas sangat tergantung pada minuman keras. Meski begitu, ia tetap mempunyai harapan dalam setiap kali jiwanya guncang: ia yakin bahwa ampunan Allah bisa direngkuhnya, seperti sebuah sajaknya:
Tuhan…Jika dosaku semakin membesarsungguh aku tahuampunanmu jauh lebih besar.Jika hanya orang-orang baikyang berseru kepada-Mulantas kepada siapaseorang pendosa harus mengadu?Bisa dimaklumi jika pada masa tuanya Abu Nawas cenderung hidup zuhud. Di masa inilah ia menciptakan puisi-puisi yang terdiri atas beberapa tema. Ada yang bertema pujian (madh), satire (hija'), zuhud (zuhdiyat), bahaya minum khamar (khumriyat), cinta (hazaliyat), canda (mujuniyah). Gara-gara beberapa puisinya yang bertema jenis mujuniyat atau khumriyat Abu Nawas dituduh sebagai penyair zindik atau pendosa besar. Tetapi berkat puisi bertema khumriyat pula ia terkenal sebagai penyair pemabuk. Ia menggambarkan minuman keras yang dapat menenangkan pikiran.Tetapi, menjelang akhir hayatnya ia mulai berubah. Ia mulai menulis beberapa puisi religius. Dalam beberapa puisi bertema zuhdiyat, ia mengungkapkan rasa sesal dan tobat atas segala perbuatannya selama ini. Tak hanya itu, di masa tuanya ia benar-benar menjalani kehidupan zuhud. Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya.Dipelajari dan DikenangMengenai tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti - yang menaruh dendam kepadanya.Sejumlah puisi Abu Nawas dihimpun dalam Diwan Abu Nuwas yang telah dicetak dalam berbagai bahasa. Ada yang diterbitkan di Wina, Austria (1885), di Greifswald (1861), cetakan litrografi di Kairo, Mesir (1277 H/1860 M), Beirut, Lebanon (1301 H/1884 M), Bombay, India (1312 H/1894 M). Beberapa manuskrip puisinya tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, Bodliana, dan Mosul. Pada tahun 1855, Diwan-nya diedit oleh A. Von Kremer dengan judul Diwans des Abu Nowas des Grosten Lyrischen Dichters der Araber. Di tangan para orientalis itu karya Abu Nuwas dipelajari dan dikenang. Mereka memang lebih dulu mengenal Abu Nuwas ketimbang kita - yang hanya menertawakannya.
Pada suatu saat Abu Nuwas datang ke sebuah bukit melihat hilal untuk menentukan awal bulan Syawal. Ia melihat Sulayman bin Abi Sahl, seorang ulama yang sama sekali tak mempedulikan kehadirannya. Abu Nuwas lantas nyeletuk, "Bagaimana Anda bisa melihat bulan, sementara saya yang di dekat Anda saja tak terlihat." Sulayman marah besar. "Aku melihat kamu berjalan mundur sampai masuk kembali ke dalam rahim Jalban (ibu Abu Nawas)." Maka, seketika itu juga Abu Nawas melontarkan syair-syairnya, dan Sulayman juga membalasnya.Hingga matinya pun, Abu Nawas masih dibicarakan orang. Konon, sebelum mati ia minta keluarganya mengafaninya dengan kain bekas. Ketika Malaikat Munkar dan Nakir datang ke kuburnya, konon Abu Nawas menolak. "Tuhan, kedua malaikat itu tidak melihat kain kafan saya yang sudah compang-camping dan lapuk ini. Itu artinya saya penghuni kubur yang sudah lama." Konon, kedua malaikat itu lantas pergi meninggalkannya. Tetapi, tentu saja itu hanyalah lelucon.Kematian Abu Nawas memang penuh dengan misteri. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad. Seperti dikutip Syekh Farid Wajdi dalam bukunya, Dairatul Ma'arif lil Qarnil 'Isyrin, ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Al-Ashmu'i. Suatu malam ia bermimpi melihat Abu Nawas yang sudah almarhum. Ashmu'i bertanya tentang syair-syair khumriyat-nya yang sangat memuja minuman keras itu. Abu Nawas menjawab, "Aku masih menyisakan satu syair yang paling indah." Lantas, Abu Nawas membacakan syair itu yang dihafal oleh Ashmu'i. Penyair 'Abdullah bin Mu'taz juga meriwayatkan banyak syair gubahan Abu Nuwas yang ia hafal melalui mimpi setelah Abu Nawas sudah lama meninggal. Wallahualam bissawab.
MUDAH MUDAHAN BERMANFAAT.
Ilahi lastu lilfirdausi ahlaWala aqwa 'ala naril jahimiFahab li tawbatan waghfir dzunubiFainaka
ghafirud dzanbil adzimi(Tuhanku, tidaklah pantas hamba menjadi penghuni surga.Namun, hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka.Maka beri hamba tobatdan ampunilah hamba atas dosa-dosa hamba.Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Mahaagung)Sudah lama kaum muslimin di Indonesia akrab dengan syair Abu Nawas tersebut. Beberapa saat menjelang shalat Magrib atau Subuh, jemaah di masjid-masjid atau musala biasanya menyanyikan syair tersebut dengan syahdu. Bagi bangsa Indonesia, nama Abu Nawas atau Abu Nuwas juga cukup akrab. Bahkan juga sampai sekarang. Abu Nawas dikenal terutama karena kelihaian dan kecerdikannya melontarkan kritik-kritik tetapi dibungkus humor. Sesungguhnya ia adalah seorang sufi, intelektual, sekaligus penyair yang hidup di zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M).Abu Nawas tidak hanya cerdik, tetapi ia juga nyentrik. Sebagai penyair, mula-mula ia suka mabuk. Belakangan, dalam perjalanan spiritualnya mencari hakikat Allah, kehidupan rohaniahnya yang berliku sangat mengharukan. Setelah "menemukan" Allah, inspirasi puisinya bukan lagi khamar, melainkan nilai-nilai ketuhanan. Ia tampil sebagai penyair sufi yang tiada banding.Nama aslinya ialah Abu Ali al-Hasan ibnu Hani al-Hakami. Ia lahir di Ahwaz, Persia (Iran sekarang) pada 145 H (747 M). Ayahnya, Marwan bin Muhammad, anggota legiun militer khalifah terakhir Bani Umayyah di Damaskus, Harun al-Rasyid. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah ia belajar berbagai ilmu pengetahuan.
Masa mudanya penuh dengan gaya hidup yang kontroversial, sehingga membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai keagamaan dan pertobatan, di samping cita rasa kemanusiaan. Abu Nawas belajar sastra dan bahasa Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya'qub al-Hadrami, sementara dalam ilmu hadis ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad as-Samman.Memperhalus BahasaPertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, membawanya ke panggung kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah, tempat Sayidna Ali dimakamkan, bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab. Kemudian ia ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kepiawaiannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para pangeran. Tetapi gara-gara kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya berubah, cenderung memuja penguasa.Dalam kitab Al-Wasith fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Cuma, sayang, karya-karyanya jarang ditampilkan dalam berbagai kesempatan atau diskusi keagamaan. Ia hanya dipandang sebagai orang yang suka bertingkah lucu dan tidak lazim.Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana (sya'irul bilad). Dalam ensiklopedi Al-Munjid disebutkan, Abu Nawas diangkat sebagai pendekar para penyair yang bertugas menggubah puisi puji-pujian untuk khalifah.Sebagai penyair, tingkah laku Abu Nawas bisa disebut aneh, bahkan slebor. Tingkah lakunya membuat orang selalu mengaitkan karyanya dengan gejolak jiwanya. Ditambah sikapnya yang jenaka, perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna. Kegemarannya menenggak arak menjadikannya penyair yang unik. Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia.
Di lain pihak, Abu Nawas adalah sosok yang jujur. Sikap itu menjadikannya sejajar dengan tokoh-tokoh penting dalam khazanah keilmuan Islam. Zamannya adalah zaman keemasan imperium Abbasiyah. Pada masa kekhalifahan Harun al-Rasyid, peradaban Islam maju pesat. Banyak tokoh penting lahir di zaman ini. Cuma, sayang, kemajuan ini tidak dibarengi dengan perilaku yang baik dalam masyarakat. Kenyataan inilah yang menjerumuskan Abu Nawas yang kemudian larut dalam minuman keras dan hidup sebagai hedonis.Kedekatannya dengan kekuasaan bahkan pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh Al-Amin.Nilai-nilai KetuhananSejak mendekam di penjara, puisi-puisi Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kendi tuaknya, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah. Syair-syairnya tentang tobat bisa dipahami sebagai salah satu ungkapan rasa keagamaannya yang tinggi. Memang, pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami kegemarannya melakukan maksiat. Tetapi, justru di jalan gelap itulah, Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan. Sajak-sajak tobatnya bisa ditafisrkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan.Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan – tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri. Adalah Dr. Muhammad al-Nuwaihi yang mengungkapkan kehidupan gelap penyair ini. Dalam kitabnya Nafsiyyat Abi Nuwas disebutkan, Abu Nawas sangat tergantung pada minuman keras. Meski begitu, ia tetap mempunyai harapan dalam setiap kali jiwanya guncang: ia yakin bahwa ampunan Allah bisa direngkuhnya, seperti sebuah sajaknya:
Tuhan…Jika dosaku semakin membesarsungguh aku tahuampunanmu jauh lebih besar.Jika hanya orang-orang baikyang berseru kepada-Mulantas kepada siapaseorang pendosa harus mengadu?Bisa dimaklumi jika pada masa tuanya Abu Nawas cenderung hidup zuhud. Di masa inilah ia menciptakan puisi-puisi yang terdiri atas beberapa tema. Ada yang bertema pujian (madh), satire (hija'), zuhud (zuhdiyat), bahaya minum khamar (khumriyat), cinta (hazaliyat), canda (mujuniyah). Gara-gara beberapa puisinya yang bertema jenis mujuniyat atau khumriyat Abu Nawas dituduh sebagai penyair zindik atau pendosa besar. Tetapi berkat puisi bertema khumriyat pula ia terkenal sebagai penyair pemabuk. Ia menggambarkan minuman keras yang dapat menenangkan pikiran.Tetapi, menjelang akhir hayatnya ia mulai berubah. Ia mulai menulis beberapa puisi religius. Dalam beberapa puisi bertema zuhdiyat, ia mengungkapkan rasa sesal dan tobat atas segala perbuatannya selama ini. Tak hanya itu, di masa tuanya ia benar-benar menjalani kehidupan zuhud. Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa lalunya.Dipelajari dan DikenangMengenai tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti - yang menaruh dendam kepadanya.Sejumlah puisi Abu Nawas dihimpun dalam Diwan Abu Nuwas yang telah dicetak dalam berbagai bahasa. Ada yang diterbitkan di Wina, Austria (1885), di Greifswald (1861), cetakan litrografi di Kairo, Mesir (1277 H/1860 M), Beirut, Lebanon (1301 H/1884 M), Bombay, India (1312 H/1894 M). Beberapa manuskrip puisinya tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, Bodliana, dan Mosul. Pada tahun 1855, Diwan-nya diedit oleh A. Von Kremer dengan judul Diwans des Abu Nowas des Grosten Lyrischen Dichters der Araber. Di tangan para orientalis itu karya Abu Nuwas dipelajari dan dikenang. Mereka memang lebih dulu mengenal Abu Nuwas ketimbang kita - yang hanya menertawakannya.
Pada suatu saat Abu Nuwas datang ke sebuah bukit melihat hilal untuk menentukan awal bulan Syawal. Ia melihat Sulayman bin Abi Sahl, seorang ulama yang sama sekali tak mempedulikan kehadirannya. Abu Nuwas lantas nyeletuk, "Bagaimana Anda bisa melihat bulan, sementara saya yang di dekat Anda saja tak terlihat." Sulayman marah besar. "Aku melihat kamu berjalan mundur sampai masuk kembali ke dalam rahim Jalban (ibu Abu Nawas)." Maka, seketika itu juga Abu Nawas melontarkan syair-syairnya, dan Sulayman juga membalasnya.Hingga matinya pun, Abu Nawas masih dibicarakan orang. Konon, sebelum mati ia minta keluarganya mengafaninya dengan kain bekas. Ketika Malaikat Munkar dan Nakir datang ke kuburnya, konon Abu Nawas menolak. "Tuhan, kedua malaikat itu tidak melihat kain kafan saya yang sudah compang-camping dan lapuk ini. Itu artinya saya penghuni kubur yang sudah lama." Konon, kedua malaikat itu lantas pergi meninggalkannya. Tetapi, tentu saja itu hanyalah lelucon.Kematian Abu Nawas memang penuh dengan misteri. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota Baghdad. Seperti dikutip Syekh Farid Wajdi dalam bukunya, Dairatul Ma'arif lil Qarnil 'Isyrin, ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Al-Ashmu'i. Suatu malam ia bermimpi melihat Abu Nawas yang sudah almarhum. Ashmu'i bertanya tentang syair-syair khumriyat-nya yang sangat memuja minuman keras itu. Abu Nawas menjawab, "Aku masih menyisakan satu syair yang paling indah." Lantas, Abu Nawas membacakan syair itu yang dihafal oleh Ashmu'i. Penyair 'Abdullah bin Mu'taz juga meriwayatkan banyak syair gubahan Abu Nuwas yang ia hafal melalui mimpi setelah Abu Nawas sudah lama meninggal. Wallahualam bissawab.
MUDAH MUDAHAN BERMANFAAT.
29 January 2008
PEMIMPIN suatuKAUM ADALAH PELAYANNYA
Asww. MARILAH KITA MEMBERIKAN PELAYANAN YANG TERBAIK
JATUHNYA pemerintahan Orde Baru ternyata diikuti dengan makin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi publik. Ini akibat buruknya pelayanan birokrasi terhadap masyarakat yang sebagian besar dilakukan pegawai negeri sipil. Ironisnya, ketika era otonomi daerah yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat bergulir menyusul peralihan kekuasaan ke Orde Reformasi, banyak aparat birokrasi justru bersikap sok berkuasa. Selain mereka masih berorientasi pada kekuasaan, birokrasinya juga dibebani anggaran untuk membiayai dirinya sendiri.
INI membuat biaya resmi dan tidak resmi yang harus dikeluarkan pengusaha ketika akan berusaha misalnya, makin membengkak, sebab pejabat daerah menempatkan pengusaha (masyarakat) bukan sebagai warga yang harus dilayani, tetapi sebagai klien yang nasibnya bergantung pada pemerintah dan birokrasinya. Itulah pengalaman Wawan Herdiwan, pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjalankan usahanya pada masa Orde Baru hingga Orde Reformasi sekarang ini."Jika di masa Orde Baru uang pelicin hanya sekitar 10 persen, sekarang membengkak hingga 25 persen dari nilai proyek," ungkap Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Ciamis itu. Banyak sekali pungutan yang harus dikeluarkan oleh pengusaha, baik resmi maupun tidak resmi.Ibaratnya, pungutan telah menanti ketika orang baru ingin berusaha dan belum akan berakhir ketika hasil usaha itu sudah habis dikonsumsi. Semua ini membuat iklim usaha di daerah itu tidak kondusif sehingga tidak banyak investor yang masuk. Namun, Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis Dedi Ahmad tidak sependapat. "Jika belum ada investor ke Ciamis, bukan karena banyak pungutan, namun iklim investasi nasional belum mendukung," ujarnya beberapa waktu lalu.Pemerintah daerah juga sering membuat aturan yang tumpang tindih dengan hukum di atasnya. Misalnya, jika sebelumnya pengurusan frekuensi radio cukup ke Menteri Perhubungan karena wewenang pemberian frekuensi masih dimiliki pemerintah pusat, namun sekarang juga harus ke pemerintah daerah lengkap dengan retribusinya. Sebab, Pemerintah Ciamis sudah membuat Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi.Dalam perda itu disebutkan, untuk izin frekuensi radio FM ditarik retribusi Rp 2 juta setiap tahun dan izin televisi siaran Rp 25 juta per tahun. Selain biaya resmi itu, pengusaha juga dibebani biaya tidak resmi yang jauh lebih besar. Keadaan ini memang amat merugikan pelaku usaha, namun siapa yang berani mengontrol?Masyarakat umum akan kesulitan membongkarnya karena sebagian besar penyelewengan itu dilakukan tanpa bukti tertulis. Sementara, pengusaha akan cenderung diam karena jika berbicara mereka akan menghadapi dua risiko. Pertama, tidak mendapat izin/proyek, dan kedua masuk penjara. Sebab, dalam persidangan mereka akan turut dipersalahkan.Diakui Wawan, pemerintah sebenarnya telah berusaha memangkas jalur birokrasi dengan cara menyerahkan beberapa wewenang yang semula ada di pemerintah pusat atau provinsi ke daerah tingkat dua. Ini terlihat, misalnya, dalam pembuatan surat izin usaha jasa konstruksi yang semula di tingkat provinsi, namun sekarang cukup di tingkat kota/kabupaten. Masalahnya, penyerahan wewenang ini membuat aparat pemerintah daerah merasa berkuasa hingga bertindak ngawur.Ia mencontohkan, sejak tiga tahun terakhir, di Ciamis tidak ada lelang terbuka. Hampir semua proyek dilaksanakan dengan penunjukan. Kalaupun ada lelang, itu hanya sebatas formalitas hingga tidak diumumkan lewat media dan pemberitahuan kepada asosiasi. Tidak aneh kalau banyak ditemukan kasus lelang bermasalah. Misalnya, lelang pengadaan obat di Dinas Kesehatan Ciamis tahun 2003 senilai Rp 1,5 miliar yang sekarang sedang disidik Kejaksaan Negeri Ciamis.APA yang dialami Wawan dan masyarakat Ciamis umumnya merupakan contoh betapa buruknya pelayanan birokrasi di republik ini. Meluasnya praktik-praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) semakin mencoreng birokrasi publik. KKN tidak hanya membuat pelayanan birokrasi menjadi amat sulit dinikmati secara wajar oleh masyarakatnya, tetapi juga membuat masyarakat harus membayar lebih mahal pelayanan.Tidak hanya ketika menyelesaikan urusan KTP, paspor, dan berbagai perizinan, tetapi juga ketika mereka mengonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan sektor swasta, seperti jalan tol, semen, transportasi, dan komoditas lainnya. KKN menjadi sumber bureaucratic costs dan distorsi dalam mekanisme pasar, seperti praktik monopoli dan oligopoli yang amat merugikan kepentingan publik."Praktik-praktik KKN membuat birokrasi publik semakin jauh dari masyarakatnya," ujar Agus Dwiyanto dalam bukunya, Reformasi Birokrasi Publik yang diterbitkan Pusat Studi dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada. Padahal, dengan bergulirnya reformasi, seperti diakui Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Feisal Tamin, tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang lebih baik makin meningkat.Saat ini nilai penting pelayanan pemerintah terhadap publik yang direpresentasikan dengan nilai pelayanan pegawai negeri sipil (PNS) tidak dalam kondisi yang diharapkan. Keluhan masyarakat terhadap buruknya kinerja pemerintah sebagian besar dipengaruhi oleh buruknya kinerja PNS dalam melayani masyarakat. Akibatnya, muncullah krisis kepercayaan terhadap PNS.Krisis kepercayaan ini amat mudah dipahami mengingat birokrasi publik selama ini menjadi instrumen yang efektif bagi penguasa Orde Baru untuk mempertahankan kekuasaannya. Birokrasi publik, baik sipil maupun militer, dalam rezim Orde Baru telah menempatkan dirinya lebih sebagai alat penguasa.Kepentingan penguasa menjadi sentral dari kehidupan dan perilaku birokrasi. Hal ini tercermin dalam proses kebijakan publik, di mana kepentingan penguasa selalu menjadi kriteria yang dominan dan sering kali menggusur kepentingan masyarakat banyak manakala keduanya tidak berjalan bersama-sama. Kesempatan dan ruang yang dimiliki masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses kebijakan publik amat terbatas.Apalagi secara historis, birokrasi di Indonesia tidak memiliki tradisi untuk menempatkan kepentingan masyarakat dan warga negara sebagai sentral. Sejak zaman kolonial sampai dengan Orde Baru, kepentingan masyarakat dan warga negara selalu memiliki posisi yang amat marjinal. Tidak heran kalau kinerja birokrasi Indonesia kemudian menjadi rendah.Rendahnya kinerja birokrasi ditentukan banyak faktor, baik dari dalam ataupun di luar. Di sisi sejarah perkembangan birokrasi di Indonesia, rendahnya kinerja birokrasi bisa dipahami dari latar belakang dan tujuan pembentukan birokrasi, baik di dalam zaman kerajaan, penjajahan, dan Orde Baru.Di zaman kerajaan, birokrasi kerajaan dibentuk untuk melayani kebutuhan raja dan keluarganya, bukan untuk melayani kebutuhan rakyat. Birokrasi adalah abdi raja, bukan abdi rakyat, karena itu orientasinya bukan bagaimana melayani dan menyejahterakan rakyat, tetapi melayani dan menyejahterakan raja dan keluarganya, yang mereka adalah para penguasa.Di zaman kolonial, bahkan cenderung memperoleh penguatan karena pemerintah kolonial berusaha menggunakan birokrasi sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingannya. Penjajah Belanda berusaha memperkenalkan perubahan dan nilai birokrasi modern, tetapi dilakukan untuk mempermudah pengontrolan negara jajahan dan masyarakatnya.Pada rezim Orde Baru sampai dengan Orde Reformasi saat ini, orientasi pada penguasa masih sangat kuat. Nilai-nilai dan simbol-simbol masih amat kuat menunjukkan, bagaimana birokrasi dan para pejabatnya mempersepsikan dirinya lebih sebagai penguasa daripada sebagai abdi dan pelayan masyarakat.Contohnya, istilah penguasa tunggal untuk bupati dan gubernur pada zaman Orde Baru menunjukkan, bagaimana birokrasi dan para pejabatnya pada waktu itu memerankan dirinya. Kendati istilah itu tidak lagi sering digunakan di era reformasi ini, sikap dan perilaku para pejabat birokrasi menempatkan dirinya sebagai penguasa belum banyak berubah.Semua itu terjadi, menurut Prof Dr H Suwarma Al Muchtar, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, karena ada nilai-nilai kultural yang belum ditransformasikan. Kedudukan pegawai negeri lebih identik dengan budaya dilayani, bukan melayani. Meskipun unsur ini kecenderungan makin menurun, tetapi belum sepenuhnya bisa ditransformasikan menjadi budaya melayani"Secara kultural kita pernah menempatkan pegawai negeri sebagai bagian dari sistem politik yang untuk memenangkan partai tertentu dan bagian dari partai tertentu. Walaupun masih tersembunyi, tetapi toh akhirnya dari situlah kultur terbentuk. Pendekatan politik yang terlalu kuat mengakibatkan layanan kepada masyarakat menjadi minimal. Ini kesalahan kita, mengidentikkan pegawai negeri sebagai pegawai pemerintah, maka dia harus tunduk patuh kepada pemerintah," jelasnya.Padahal, antara pemerintah dan negara itu berbeda. Negara itu sifatnya abadi, sedangkan pemerintah itu terkena hukum rotasi. "Pada saat menjadi instrumen pemerintah, mestinya menjadi instrumen negara. Tetapi, pada waktu itu sulit membedakan mana pemerintah dan mana negara karena memang sistem kepartaian dan budaya kita yang belum clear," paparnya.Memasuki era reformasi, kultur minta dilayani itu tidak serta-merta terputus habis, sebab mengubah budaya itu memerlukan waktu yang lama. Mental-mental yang mestinya abdi negara masih terkalahkan oleh abdi pemerintah. Akibatnya, pemerintah masih penuh dengan pendekatan kekuasaan, padahal mestinya pegawai yang bagus itu penuh dengan profesionalisme. "Kata-kata pelayan memang tidak populer, tetapi begitulah seharusnya, menjadi abdi masyarakat, bukan abdi pemerintah," tegasnya.FEISAL Tamin menyadari, untuk meningkatkan pelayanan birokrasi perlu dilakukan langkah-langkah kebijakan dalam manajemen kepegawaian. Karena itu sejak 1 Juli 2003 dilakukan pendataan ulang pegawai negeri sipil (PUPNS). "Melalui PUPNS yang merupakan tahap awal secara mendasar membangun sistem informasi kepegawaian, kita ingin mendapat data PNS yang akurat, terpercaya, aktual, dan terintegrasi, baik di tingkat organisasi, wilayah, maupun nasional," ujar Feisal Tamin.Suwarma berpendapat, pendekatan pendidikan juga perlu dilakukan. Artinya, pegawai yang sudah ada sekarang ini terus dibina dan diberi pelatihan, serta dibangun sistem yang bagus, kesejahteraannya pun dibangun secara total, dibuat kompetisi yang bagus, dan nilai-nilai lama dikikis. Kualitas manusia bisa diubah melalui pendidikan. Namun, yang kerap dilakukan adalah pendidikan dalam arti yang formal, sekolah. Pendidikan dalam arti luas, yang dalam manajemen dikenal dengan learning organizational kurang disentuh.Bagaimana menciptakan sebuah unit kerja itu menjadi unit pembelajaran, itu yang kurang. Selalu seorang pegawai negeri menjadi orang yang ditugaskan begitu saja, tidak disuruh berpikir. Seharusnya semua orang diajak berpikir memecahkan masalah. Learning organization ini harus muncul sebagai sebuah kekuatan untuk membangun organisasi. Seiring dengan itu juga perlu ada upaya memperlemah pendekatan kekuasaan, tetapi menumbuhkan demokratisasi.Dengan pendekatan pendidikan, setiap lini bisa membangun sebuah praktik layanan pendidikan. Hal itu dilakukan dalam rangka memunculkan kualitas SDM untuk menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat.Birokrasi sebagai bagian dari sistem sosial, keniscayaannya harus ada dan tidak bisa dihilangkan. Pejabat perlu ada untuk melayani masyarakat. Masalahnya, bagaimana birokrasi itu benar-benar berfungsi melayani masyarakat. Kalau rakyat mendapat pelayanan yang tidak baik, rakyat juga jangan larut mengembangkan ketidakbaikan itu. Rakyat harus kritis.Untuk menolak kebatilan ,Wassalam
JATUHNYA pemerintahan Orde Baru ternyata diikuti dengan makin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi publik. Ini akibat buruknya pelayanan birokrasi terhadap masyarakat yang sebagian besar dilakukan pegawai negeri sipil. Ironisnya, ketika era otonomi daerah yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat bergulir menyusul peralihan kekuasaan ke Orde Reformasi, banyak aparat birokrasi justru bersikap sok berkuasa. Selain mereka masih berorientasi pada kekuasaan, birokrasinya juga dibebani anggaran untuk membiayai dirinya sendiri.
INI membuat biaya resmi dan tidak resmi yang harus dikeluarkan pengusaha ketika akan berusaha misalnya, makin membengkak, sebab pejabat daerah menempatkan pengusaha (masyarakat) bukan sebagai warga yang harus dilayani, tetapi sebagai klien yang nasibnya bergantung pada pemerintah dan birokrasinya. Itulah pengalaman Wawan Herdiwan, pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjalankan usahanya pada masa Orde Baru hingga Orde Reformasi sekarang ini."Jika di masa Orde Baru uang pelicin hanya sekitar 10 persen, sekarang membengkak hingga 25 persen dari nilai proyek," ungkap Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Ciamis itu. Banyak sekali pungutan yang harus dikeluarkan oleh pengusaha, baik resmi maupun tidak resmi.Ibaratnya, pungutan telah menanti ketika orang baru ingin berusaha dan belum akan berakhir ketika hasil usaha itu sudah habis dikonsumsi. Semua ini membuat iklim usaha di daerah itu tidak kondusif sehingga tidak banyak investor yang masuk. Namun, Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis Dedi Ahmad tidak sependapat. "Jika belum ada investor ke Ciamis, bukan karena banyak pungutan, namun iklim investasi nasional belum mendukung," ujarnya beberapa waktu lalu.Pemerintah daerah juga sering membuat aturan yang tumpang tindih dengan hukum di atasnya. Misalnya, jika sebelumnya pengurusan frekuensi radio cukup ke Menteri Perhubungan karena wewenang pemberian frekuensi masih dimiliki pemerintah pusat, namun sekarang juga harus ke pemerintah daerah lengkap dengan retribusinya. Sebab, Pemerintah Ciamis sudah membuat Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi.Dalam perda itu disebutkan, untuk izin frekuensi radio FM ditarik retribusi Rp 2 juta setiap tahun dan izin televisi siaran Rp 25 juta per tahun. Selain biaya resmi itu, pengusaha juga dibebani biaya tidak resmi yang jauh lebih besar. Keadaan ini memang amat merugikan pelaku usaha, namun siapa yang berani mengontrol?Masyarakat umum akan kesulitan membongkarnya karena sebagian besar penyelewengan itu dilakukan tanpa bukti tertulis. Sementara, pengusaha akan cenderung diam karena jika berbicara mereka akan menghadapi dua risiko. Pertama, tidak mendapat izin/proyek, dan kedua masuk penjara. Sebab, dalam persidangan mereka akan turut dipersalahkan.Diakui Wawan, pemerintah sebenarnya telah berusaha memangkas jalur birokrasi dengan cara menyerahkan beberapa wewenang yang semula ada di pemerintah pusat atau provinsi ke daerah tingkat dua. Ini terlihat, misalnya, dalam pembuatan surat izin usaha jasa konstruksi yang semula di tingkat provinsi, namun sekarang cukup di tingkat kota/kabupaten. Masalahnya, penyerahan wewenang ini membuat aparat pemerintah daerah merasa berkuasa hingga bertindak ngawur.Ia mencontohkan, sejak tiga tahun terakhir, di Ciamis tidak ada lelang terbuka. Hampir semua proyek dilaksanakan dengan penunjukan. Kalaupun ada lelang, itu hanya sebatas formalitas hingga tidak diumumkan lewat media dan pemberitahuan kepada asosiasi. Tidak aneh kalau banyak ditemukan kasus lelang bermasalah. Misalnya, lelang pengadaan obat di Dinas Kesehatan Ciamis tahun 2003 senilai Rp 1,5 miliar yang sekarang sedang disidik Kejaksaan Negeri Ciamis.APA yang dialami Wawan dan masyarakat Ciamis umumnya merupakan contoh betapa buruknya pelayanan birokrasi di republik ini. Meluasnya praktik-praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) semakin mencoreng birokrasi publik. KKN tidak hanya membuat pelayanan birokrasi menjadi amat sulit dinikmati secara wajar oleh masyarakatnya, tetapi juga membuat masyarakat harus membayar lebih mahal pelayanan.Tidak hanya ketika menyelesaikan urusan KTP, paspor, dan berbagai perizinan, tetapi juga ketika mereka mengonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan sektor swasta, seperti jalan tol, semen, transportasi, dan komoditas lainnya. KKN menjadi sumber bureaucratic costs dan distorsi dalam mekanisme pasar, seperti praktik monopoli dan oligopoli yang amat merugikan kepentingan publik."Praktik-praktik KKN membuat birokrasi publik semakin jauh dari masyarakatnya," ujar Agus Dwiyanto dalam bukunya, Reformasi Birokrasi Publik yang diterbitkan Pusat Studi dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada. Padahal, dengan bergulirnya reformasi, seperti diakui Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Feisal Tamin, tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang lebih baik makin meningkat.Saat ini nilai penting pelayanan pemerintah terhadap publik yang direpresentasikan dengan nilai pelayanan pegawai negeri sipil (PNS) tidak dalam kondisi yang diharapkan. Keluhan masyarakat terhadap buruknya kinerja pemerintah sebagian besar dipengaruhi oleh buruknya kinerja PNS dalam melayani masyarakat. Akibatnya, muncullah krisis kepercayaan terhadap PNS.Krisis kepercayaan ini amat mudah dipahami mengingat birokrasi publik selama ini menjadi instrumen yang efektif bagi penguasa Orde Baru untuk mempertahankan kekuasaannya. Birokrasi publik, baik sipil maupun militer, dalam rezim Orde Baru telah menempatkan dirinya lebih sebagai alat penguasa.Kepentingan penguasa menjadi sentral dari kehidupan dan perilaku birokrasi. Hal ini tercermin dalam proses kebijakan publik, di mana kepentingan penguasa selalu menjadi kriteria yang dominan dan sering kali menggusur kepentingan masyarakat banyak manakala keduanya tidak berjalan bersama-sama. Kesempatan dan ruang yang dimiliki masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses kebijakan publik amat terbatas.Apalagi secara historis, birokrasi di Indonesia tidak memiliki tradisi untuk menempatkan kepentingan masyarakat dan warga negara sebagai sentral. Sejak zaman kolonial sampai dengan Orde Baru, kepentingan masyarakat dan warga negara selalu memiliki posisi yang amat marjinal. Tidak heran kalau kinerja birokrasi Indonesia kemudian menjadi rendah.Rendahnya kinerja birokrasi ditentukan banyak faktor, baik dari dalam ataupun di luar. Di sisi sejarah perkembangan birokrasi di Indonesia, rendahnya kinerja birokrasi bisa dipahami dari latar belakang dan tujuan pembentukan birokrasi, baik di dalam zaman kerajaan, penjajahan, dan Orde Baru.Di zaman kerajaan, birokrasi kerajaan dibentuk untuk melayani kebutuhan raja dan keluarganya, bukan untuk melayani kebutuhan rakyat. Birokrasi adalah abdi raja, bukan abdi rakyat, karena itu orientasinya bukan bagaimana melayani dan menyejahterakan rakyat, tetapi melayani dan menyejahterakan raja dan keluarganya, yang mereka adalah para penguasa.Di zaman kolonial, bahkan cenderung memperoleh penguatan karena pemerintah kolonial berusaha menggunakan birokrasi sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingannya. Penjajah Belanda berusaha memperkenalkan perubahan dan nilai birokrasi modern, tetapi dilakukan untuk mempermudah pengontrolan negara jajahan dan masyarakatnya.Pada rezim Orde Baru sampai dengan Orde Reformasi saat ini, orientasi pada penguasa masih sangat kuat. Nilai-nilai dan simbol-simbol masih amat kuat menunjukkan, bagaimana birokrasi dan para pejabatnya mempersepsikan dirinya lebih sebagai penguasa daripada sebagai abdi dan pelayan masyarakat.Contohnya, istilah penguasa tunggal untuk bupati dan gubernur pada zaman Orde Baru menunjukkan, bagaimana birokrasi dan para pejabatnya pada waktu itu memerankan dirinya. Kendati istilah itu tidak lagi sering digunakan di era reformasi ini, sikap dan perilaku para pejabat birokrasi menempatkan dirinya sebagai penguasa belum banyak berubah.Semua itu terjadi, menurut Prof Dr H Suwarma Al Muchtar, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, karena ada nilai-nilai kultural yang belum ditransformasikan. Kedudukan pegawai negeri lebih identik dengan budaya dilayani, bukan melayani. Meskipun unsur ini kecenderungan makin menurun, tetapi belum sepenuhnya bisa ditransformasikan menjadi budaya melayani"Secara kultural kita pernah menempatkan pegawai negeri sebagai bagian dari sistem politik yang untuk memenangkan partai tertentu dan bagian dari partai tertentu. Walaupun masih tersembunyi, tetapi toh akhirnya dari situlah kultur terbentuk. Pendekatan politik yang terlalu kuat mengakibatkan layanan kepada masyarakat menjadi minimal. Ini kesalahan kita, mengidentikkan pegawai negeri sebagai pegawai pemerintah, maka dia harus tunduk patuh kepada pemerintah," jelasnya.Padahal, antara pemerintah dan negara itu berbeda. Negara itu sifatnya abadi, sedangkan pemerintah itu terkena hukum rotasi. "Pada saat menjadi instrumen pemerintah, mestinya menjadi instrumen negara. Tetapi, pada waktu itu sulit membedakan mana pemerintah dan mana negara karena memang sistem kepartaian dan budaya kita yang belum clear," paparnya.Memasuki era reformasi, kultur minta dilayani itu tidak serta-merta terputus habis, sebab mengubah budaya itu memerlukan waktu yang lama. Mental-mental yang mestinya abdi negara masih terkalahkan oleh abdi pemerintah. Akibatnya, pemerintah masih penuh dengan pendekatan kekuasaan, padahal mestinya pegawai yang bagus itu penuh dengan profesionalisme. "Kata-kata pelayan memang tidak populer, tetapi begitulah seharusnya, menjadi abdi masyarakat, bukan abdi pemerintah," tegasnya.FEISAL Tamin menyadari, untuk meningkatkan pelayanan birokrasi perlu dilakukan langkah-langkah kebijakan dalam manajemen kepegawaian. Karena itu sejak 1 Juli 2003 dilakukan pendataan ulang pegawai negeri sipil (PUPNS). "Melalui PUPNS yang merupakan tahap awal secara mendasar membangun sistem informasi kepegawaian, kita ingin mendapat data PNS yang akurat, terpercaya, aktual, dan terintegrasi, baik di tingkat organisasi, wilayah, maupun nasional," ujar Feisal Tamin.Suwarma berpendapat, pendekatan pendidikan juga perlu dilakukan. Artinya, pegawai yang sudah ada sekarang ini terus dibina dan diberi pelatihan, serta dibangun sistem yang bagus, kesejahteraannya pun dibangun secara total, dibuat kompetisi yang bagus, dan nilai-nilai lama dikikis. Kualitas manusia bisa diubah melalui pendidikan. Namun, yang kerap dilakukan adalah pendidikan dalam arti yang formal, sekolah. Pendidikan dalam arti luas, yang dalam manajemen dikenal dengan learning organizational kurang disentuh.Bagaimana menciptakan sebuah unit kerja itu menjadi unit pembelajaran, itu yang kurang. Selalu seorang pegawai negeri menjadi orang yang ditugaskan begitu saja, tidak disuruh berpikir. Seharusnya semua orang diajak berpikir memecahkan masalah. Learning organization ini harus muncul sebagai sebuah kekuatan untuk membangun organisasi. Seiring dengan itu juga perlu ada upaya memperlemah pendekatan kekuasaan, tetapi menumbuhkan demokratisasi.Dengan pendekatan pendidikan, setiap lini bisa membangun sebuah praktik layanan pendidikan. Hal itu dilakukan dalam rangka memunculkan kualitas SDM untuk menyelesaikan berbagai masalah di masyarakat.Birokrasi sebagai bagian dari sistem sosial, keniscayaannya harus ada dan tidak bisa dihilangkan. Pejabat perlu ada untuk melayani masyarakat. Masalahnya, bagaimana birokrasi itu benar-benar berfungsi melayani masyarakat. Kalau rakyat mendapat pelayanan yang tidak baik, rakyat juga jangan larut mengembangkan ketidakbaikan itu. Rakyat harus kritis.Untuk menolak kebatilan ,Wassalam
28 January 2008
KEMATIAN AKAN MENJEMPUT KITA
انا لله وانا اليه راجعون
Asww.
Apakah kita sudah mempersiapkannya? marilah jawab dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.semoga bermanfa'atWassalam
Asww.
Apakah kita sudah mempersiapkannya? marilah jawab dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.semoga bermanfa'atWassalam
25 January 2008
ETIKA KAMPANYE
ETIKA KAMPANYE DALAM ISLAM
بسم الله الرحمن الرحيم اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاةُ وَالسَّلامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ {أما بعد} Kampanye terasa penting dalam percaturan politik, karena melalui kampanye, suatu partai dapat memperkenalkan program-programnya sekaligus untuk menarik simpatik pemilih agar memberikan hak suara dan dukungan kepadanya. Mengingat pentingnya agenda ini, perlu diatur pelaksanaannya agar sesuai dengan Etika Islam, dan tidak menyimpang dari garis-garis yang ditetapkan Syari'at Islam. Apalagi bagi partai-partai yang menyatakan dirinya Partai Islam atau Partai yang berasaskan Islam maka memiliki kewajiban moral untuk menerapkan Etika Islam dalam kampanye. Kampanye adalah mempropagandakan partai dan program-programnya dalam rangka menarik dukungan dan simpati masyarakat. Kampanye memiliki kesamaan dengan dakwah, baik dakwah kepada yang baik maupun dakwah kepada yang buruk . Allah SWT berfirman dalam surat An Nahl:125: اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِى هِىَ أَحْسَنُ Artinya:"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik". Hadits Nabi SAW: مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ {رواه مسلم} Artinya: " Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan maka baginya mendapat pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut" (HR Muslim). كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ { رواه البخاري} Artinya:" Setiap kebaikan adalah shadaqoh" (HR Bukhari) Bagi Partai Keadilan Sejahtera yang mengikrarkan dirinya dengan Partai Islam maka dalam berkampanye harus sesuai dengan adab-adab Islam, adab Islam itu diantaranya: 1. Ikhlas dan Membebaskan Diri dari Motivasi Rendah. Kampanye dalam Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah, oleh karenanya harus memperhatikan keikhlasan motivasi sehingga kampanye yang dilakukan bukan hanya berdampak baik pada masalah-masalah keduniaan tetapi juga mendapat keridhaan Allah SWT dan pahala kebaikan di akhirat. Allah SWT. Berfirman dalam surat Al Bayyinah 5, artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus". Pada saat kampanye dan kapan saja harus menjauhi faktor-faktor yang merusak keikhlasan, misalnya kultus dan fanatisme pada pribadi dan atribut partai seperti tanda gambar, warna dll. Juga harus menghindari arogansi atau kesombongan disebabkan karena banyaknya pengikut atau kelebihan lainnya. Allah SWT. berfirman dalam surat Al Anfal 47, artinya: "Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan". 2. Menampilkan Partai dan Menyampaikan Program-programnya Dengan Cara yang Sebaik-baiknya (Ihsan). Partai yang baik dan program yang bagus harus pula disampaikan dengan cara yang bagus pula. Bagusnya program partai tetapi jika tidak dibarengi dengan cara penyampaian yang simpatik, tidaklah menjamin simpati pemilih. Rasulullah SAW. bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat sebaik-baiknya (ihsan) dalam segala sesuatu" (HR Muslim). 3. Dalam Menampilkan Acara Harus Sesuai dengan Aturan Syariah Seluruh rangkaian acara dalam kampanye hendaknya komitmen dengan nilai-nilai Syariah dan tidak melanggarnya. Sehingga kampanye yang dilaksanakan akan memperoleh manfaat dan kebaikan. Tidak boleh ada acara yang melanggar Syariah, seperti mempertontonkan aurat wanita, tarian erotis, dll. Kemenangan dalam timbangan Islam adalah sejauh mana komitmen dengan nilai-nilai Syariah, dan pada dasarnya kemenangan hanyalah dari sisi allah saja. 4. Tidak Memaksa Kampanye dalam Islam sama dengan berdakwah, yaitu mengajak dan tidak memaksa. Sehingga dalam kampanye tidak boleh memaksa orang lain untuk menerima, memberikan hak pilihnya dan mendukung partai tertentu dengan berbagai macam cara apapun. Masa pemilih mempunyai hak dan kebebasan memilih suatu partai sesuai dengan pilihan hati nuraninya. Dalam masalah agama saja manusia diberikan hak untuk beragama sesuai keyakinannya, apalagi dalam hal berpartai. Allah SWT. berfirman dalam surat Al Baqaarah: 256, artinya:" Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat". 5. Tidak Menghalalkan Segala Cara Islam mengharamkan tujuan menghalalkan cara. Karena tujuan yang baik harus ditempuh dengan cara yang baik pula. Money Politik adalah sesuatu yang diharamkan dalam Islam oleh karenannya harus dihindari dan dijauhkan. Perolehan suara dan kursi yang sedikit lebih baik jika dilakukan dengan cara yang benar dari pada perolehan suara dan kursi yang banyak dengan dilakukan secara curang dan menghalalkan segala cara. 6. Tidak Jatuh Pada Dusta /Bohong Kampanye tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan luhur tidak boleh dirusak oleh cara yang kotor. Berbohong adalah perbuatan terlarang dalam Islam, apalagi yang dibohongi itu orang banyak, sudah tentu bahayanya lebih berat. Berbohong ialah menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Rasulullah SAW. besabda:" Janganlah kamu berdusta, karena dusta mengantarkan pada kemaksiatan dan kemaksiatan mengantarkan ke neraka. Dan seseorang yang senantiasa berdusta dan mudah untuk berdusta sampai dicatat disisi Allah sebagai pendusta" (Muttafaqun 'alaihi). 7. Tidak Mengucapkan Janji Secara Berlebihan. Kondisi yang tidak terkendali, bisa mengakibatkan seorang larut dalam alam khayal, mengumbar janji muluk yang tidak mampu untuk dilaksanakan. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang da'i/ juru kampanye. Janji pasti akan dipertanggung-jawabkan di Akhirat. Allah SWT. berfirman dalam surat Al Israa':34, artinya: "Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya". Untuk menarik simpati masa, janji memang diperlukan, tetapi sejauh manakah Partai mampu melaksanakan janji itu? Kalaupun harus berjanji, janjikan hal-hal yang relatif mudah dan gampang dipenuhi atau berjanji untuk memperjuangkan sesuatu bukan pada penentuan hasil terhadap sesuatu. 8. Tidak Jatuh dalam Ghibah, Caci Maki dan Cemooh Dalam kampanye juga tidak dibolehkan mengeluarkan kata-kata yang melukai harga diri dan martabat seseorang yang tidak dibolehkan Syari'at, kecuali orang yang sudah terang-terangan melakukan perbuatan zhalim dan merusak. Allah SWT berfirman di surat Al Hujuraat 11 dan12, artinya:" Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". Rasulullah SAW. besabda:" ýMencaci maki seorang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya suatu kekafiran"(Muttafaqun 'alaihi). 9. Tetap Menjaga Rasa Ukhuwah Islamiyah Kampanye bukanlah arena untuk memuaskan selera dan hawa nafsu. Perkataan yang diucapkan dan sikap yang ditampilkan harus senantiasa mencerminkan rasa ukhuwah Islamiyah. Tidak boleh berprasangka buruk, tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan harus dihindari karena hanya menimbulkan kerenggangan dan perseteruan yang tidak disukai kecuali oleh syetan. Allah SWT berfirman dalam surat Al Hujuraat 10, artinya: "Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat". Rasulullah SAW. bersabda:" Janganlah saling hasad, saling membuka aib, saling benci, saling berpaling, dan janganlah kalian menjual dagangan saudaramu, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Muslim dengan sesamanya adalah saudara, tidak saling menzhalimi, saling menghina, meremehkan. Takwa letaknya ada disini (Rasulullah SAW menunjuk pada dadanya 3x ). Seorang sudah cukup dianggap jahat jika menghina saudaranya. Setiap muslim dengan sesamanya adalah haram; darahnya, hartanya dan kehormatannya"(HR Muslim). 10. Tidak Memuji-Muji Diri Sendiri Akhlak Islam mengharuskan agar suatu partai tidak menganggap dirinya yang paling baik, partainyalah yang paling Islami, dst. Sedang orang lain dan partai lain tidak ada yang benar. Cara ini bukanlah cara yang Islami. Menampakkan keunggulan sendiri boleh saja, tetapi tidak harus mengklaim sebagai yang terbaik, paling Islami, dst. Tetapi haruslah senantiasa mengakui keterbatasan-keterbatasan diri sebagai manusia dan keterbatasan partai sebagai kumpulan komunitas manusia. Kemudian menggantungkan rencana dan program pada Allah SWT. Tujuan berpolitik tidak lain adalah mencari ridha-Nya. Allah SWT. berfirman di surat An Najm 32, artinya: " Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa". 11. Memberikan Kemaslahatan Bagi Bangsa Kampanye hendaknya dapat memberi kemaslahatan bagi bangsa baik matrial maupun spiritual dan menghindari kampanye yang tidak berguna apalagi menimbulkan dosa. Dalam hal pemuatan spanduk, stiker dll, juga harus memuat pesan yang baik bagi masyarakat. Rasulullah SAW. bersabda, artinya:" Diantara kebaikan Islam seseorang, (dia) meninggalkan apa-apa yang tidak berguna" (HR At-Tirmidzi). Kampanye yang mengarah langsung pada problem solving yang sedang dihadapi bangsa Indonesia lebih baik dari hanya sekedar slogan kosong. Seperti, pembagian sembako, baksos, penyuluhan hukum, ceramah agama dll. Rasulullah SAW. bersabda, artinya :"Wahai manusia sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah hubungan silaturahmi, dan shalat malamlah ketika manusia tidur niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat"(HR Muslim) 12. Menghindari Fitnah dan Menutup Pintu Keburukan Dalam melaksanakan segala sesuatu, setiap muslim harus menjauhkan diri dari fitnah. Karena fitnah selalu menimbulkan efek negatif dan berdampak pada keburukan. Partai dan Dakwah sangat terkait dengan citra dan nama baik. Oleh karena itu jika partai sudah tercitrakan buruk, maka sulit memulihkan kembali. Dan fitnah berawal muncul dari yang kecil-kecil, bercampurnya antara pria dan wanita dalam setiap pertemuan dan kampanye, berdua-duaan antara pria dan wanita, menerima uang yang syubhat dll. 13. Dilakukan Secara Tertib dan Tidak Mengganggu Pihak Lain. Dalam kampanye harus memperhatikan hak-hak orang lain, jangan diganggu dan dirusak. Jika kampanye menggunakan cara pengerahan masa dan sejenisnya, maka harus dilakukan secara tertib dan terkendali. Hak pengguna jalan harus diberikan dan dilarang merusak atribut partai lain. Rasulullah SAW.bersabda: لا ضرر ولا ضرار artinya: " Janganlah menimbulkan kerusakan pada diri sendiri dan orang lain" (HR Ibnu Majah dan ad-Daruqutni). 14. Selalu Ingat akan Kewajiban Utama Pada saat-saat kampanye biasanya orang lupa segala-galanya termasuk lupa akan kewajiban-kewajiban utama, maka bagi seorang muslim kampanye jangan sampai melupakan kewajiban dirinya seperti, lupa akan shalat apalagi meninggalkannya. 15. Memberi Keteladanan yang Baik Kampanye yang efektif adalah dengan cara memberi keteladanan yang baik. Ungkapan prilaku lebih mengenai daripada ungkapan lisan. Rasulullah saw. bersabda: " Mu'min yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya" (HR At Tirmidzi) 16. Menjaga Fasilitas Umum dan Tidak Memanfaatkan Fasilitas Negara Orang-orang beriman adalah ibarat lebah yang selalu memberi manfaat dan selalu menjaga fasilitas umum, termasuk fasilitas negara. Rasulullah saw. brsabda : Demikian beberapa adab berkampanye mudah-mudahan dapat berguna bagi kita semua sehingga akan terjamin ketertiban dan keamanan saat kampanye, menghindari korban jiwa lagi dan mempercepat tumbuhnya iklim demokrasi di Indonesia. والله أعلم بالصواب والموفق والهادي إلى سواء السبيل
HIKMAH
Asww. UMMAT ISLAM MEMPUNYAI SEJARAH YANG INDAH SALAH SATUNYA HIJRAH
إن للأمة الإسلامية أحداثًا وذكرياتٍ لها أعظم الأثر في حياتها، تنعم بخيرها وتسعد بتذكرها، وتترك آثارها الصالحة عند مَن يفهم الغرض منها، وقد سجَّل لنا التاريخ هذه الأحداث؛ لنتعلم منها ونعتبر بها، إذ أن تاريخ الأمة هو ذاكرتها الحية، ومستودع تجاربها ومعارفها، فعلى المسلمين أن يذكروا تاريخهم الحافل، ويعوه جيدًا ولا ينسوه، وإلا دفعوا ثمنَ نسيانهم من استقرارهم ومكانتهم.
إن هذه المناسبات والذكريات مليئة بالعظات والعبر والدروس النافعة حتى صارت محطات سنوية للتذكر والتوعية، وتعبئة القوى الروحية والخلقية التي نحتاج إليها جميعًا، وهي كذلك أطياف إيمان تجدد فينا الحيوية والنشاط، والعزيمة والإرادة.
د. محمد بديعوحدثُ الهجرةِ غيَّر مسيرةَ التاريخ، وتجلَّت فيه قوة العزيمة، وكمال الشجاعة، وصدق الإيمان، ونهاية التضحية، وحب الإيثار، لقد كانت الهجرة مؤشرًا لانطلاق الدعوة، التي ظلَّت حبيسةً في أرضٍ حسب أهلها أن انتهاك الحرمات إقدام، والنيل من المستضعفين جرأة وشجاعة؛ ولذلك كانت أكبر أحداث التاريخ البشري بلا مبالغة، بل أعظم هجرةٍ في تاريخ النبوات جميعًا من حيث النتائج والآثار، ومن حيث التفاعلات التي تولَّدت عنها، والأحداث التي تعاقبت بعدها، وترتبت عليها.
وبذلك كان يوم بدر وفتح مكة وما تبعه، وتطهير الجزيرة العربية من أرجاس اليهود والشرك، وإسلام العرب، ودخول الناس في دين الله أفواجًا، وتقويض ممالك الفرس والروم، ووصول الإسلام إلى الصين شرقًا والأندلس غربًا؛ كل هذا وأكثر منه سيظل مدينًا بقدرٍ كبيرٍ لهذه الهجرة النبوية المباركة.
استشار عمر في التأريخ فأجمعوا على الهجرة
ولأهمية الهجرة المباركة ومكانتها بين الأحداث الإسلامية أرَّخ المسلمون بالهجرة كمعلمٍ بارزٍ في تاريخ الدعوة.
وذكروا في سبب عمل عمر- رضي الله عنه- التأريخ بالهجرة "أن أبا موسى كتب إلى عمر: أنه يأتينا منك كتبٌ ليس لها تاريخ، فجمع عمرُ الناس، فقال بعضهم: أرِّخ بالمبعث، وبعضهم قال: أرِّخ بالهجرة، فقال عمر: الهجرة فرَّقت بين الحقِّ والباطل، فأرَّخوا بها؛ وذلك سنة سبع عشرة، فلمَّا اتفقوا، قال بعضهم: ابدءوا برمضانَ. فقال عمر: بل بالمحرم فإنه منصرفُ الناسِ من حجهم، فاتفقوا عليه".
لقد تجلَّى فقه الصحابة- رضوان الله عليهم- في هذه الموازنة الفذَّة بين الأحداث، ثم اختيار الهجرة بذاتها لتكون عنوانًا ورمزًا للتاريخ الإسلامي، إذ إنهم اعتبروا الهجرةَ بدايةَ وجودهم الحقيقي في هذه الحياة، لقد كان هذا العمل منهم فهمًا عميقًا لرسالتهم؛ لأن الهجرةَ كانت عملاً غيَّر الله به وجه التاريخ الإنساني بعد أن مال ميلاً عظيمًا، ودفع به إلى وجهته الصحيحة مستقيمًا غير ذي عوج.
لقد أَذِنَ الله تعالى- بهذه الهجرة- أن تقوم في المدينة دولة الإسلام، فحمت المؤمنين من عربدة الجاهلية، وحققت حكم القرآن في واقع الحياة، وجعلت الإسلام حقيقة بارزة ترى وتسمع في الأرض، وأقامت المجتمع الإسلامي نموذجًا متفردًا بين الأمم جميعًا، وغدت قاعدة الإسلام وداره التي يأوي إليها المعذبون في الأرض، فيجدون الأمنَ والإيمان، ويتعلمون الدين ويتزودون بالفضائل والأخلاق، ثم يخرجون إلى أطراف الأرض دعاةً وهداةً.
الهجرة والأخذ بالأسباب المشروعة والتأييد الإلهي
إنَّ الهجرةَ يتجلى فيها التعامل مع الأسباب؛ لأن ذلك من الدين، إذ الأسباب ما هي إلا أدوات للقدرة العليا، ومفاتيح لخزائن رحمة الله عزَّ وجل، إنَّ مَن تأمَّل الهجرةَ ورأى دقةَ التخطيط فيها ودقة الأخذ بالأسباب من ابتدائها إلى انتهائها، يُدرك أن التخطيط جزءٌ من السنة النبوية، بل هو جزءٌ من التكليف الإلهي في كل ما طُولب به المسلم، ولا بد أن نعلم أن هذه العبقرية في التخطيط، ما كان بها وحدها يكون النجاح، لولا التوفيق الإلهي، والإمداد الرباني، فالهجرة جرى فيها القدر الإلهي من خلال الأخذ بالأسباب البشرية.
وعلى العاملين للإسلام بذل وسعهم أولاً، ثم يتركون النتائج لله في ثقةٍ ويقين، وليعلموا أن المسافةَ بين واقعنا وبين نصر الله، هي نفس المسافة بين ما يبذله كل واحدٍ منا في واقعه من جهدٍ وأقصى جهدٍ يستطيع كلٌّ منا أن يبذله، إن الله لا ينصر المفرطين، وإذا تكاسلت عن أداءِ ما عليك وأنت قادر، فكيف ترجو من الله أن يُساعدك، وأنت لم تساعد نفسك؟.
ويظهر التأييد الإلهي في أكثر من موقفٍ في الهجرة: إخبار جبريل عليه السلام للنبي- صلى الله عليه وسلم- بمكيدةِ قريش لقتله، وأمره ألا ينامَ في مضجعه تلك الليلة، قائلاً له: "لا تبت هذه الليلة على فراشك الذي كنتَ تبيت عليه"، وخروجه صلى الله عليه وسلم من بين أيديهم وهم لا يرونه، وحماية الله وحفظه لنبيه- صلى الله عليه وسلم في- الغار.
ويلاحظ أنها جاءت بعد أن أخذ الرسول- صلى الله عليه وسلم- بكافة الأسباب المتاحة، وهذا شأن المؤمن مع الأسباب ثم يتوكل- بعد ذلك- على الله؛ لأن كل شيء لا قيامَ له إلا بالله، فالنبي- صلى الله عليه وسلم- خطَّطَ ودبَّرَ للهجرة، وأخذ بكل أسبابها الممكنة للبشر، في المكان والزمان، والدليل، والراحلة، والصاحب، والاتجاه، والزاد، والغار، والخروج بليل، وتسجية علي- رضي الله عنه- على فراشه صلى الله عليه وسلم.. كل ذلك مع توكُّله المطلق على ربِّه ومولاه الذي كان يجري له الخوارق بعد استفراغ غايةِ الجهد؛ ولذلك قال لصاحبه: "لا تحزن إن الله معنا"، ولم يقل: لا تحزن إن خطتنا محكمة- وهي بالفعل محكمة- لكنَّ الأمرَ كله لله من قبل ومن بعد.
الثقة في نصر الله
وأصحاب الدعوات لا ينظرون إلى الأمور على ضوء الحاضر المؤلم، والآفاق المظلمة، الحاضر الذي يحكم فيه الحصار حول الدعوة والتضييق على الدعاة؛ لأن ثقتهم في وعدِ الله رغم العقبات تجعل هذه العقبات هباءً منثورًا، وهذا اليقين هو الذي نَطَقَ به صلى الله عليه وسلم وهو يسوق هذه البشرى لسراقة بن مالك: "كيف بك إذا لبست سواري كسرى".
الجميع أسهم في صنع الهجرة
بالهجرة أصحبت الأمة قوية، وكانت الهجرة بدايةَ القوة عند المسلمين قاعدةً وقيادةً، وأسهم الجميعُ في صُنْعِ أحداث الهجرة وما بعدها، أفرادًا وأُسرًا، رجالاً ونساءً، شيوخًا وشبابًا، أغنياءً وفقراءً، أصحاءً ومرضى، فبنوا جميعًا الدولة الإسلامية وثبتوا أركانها، إنَّ الذي صنع تاريخ الأمة هي الأمة بكاملها التفت حول رسولها وقائدها ومنهجها، والأمة اليوم مدعوةً أن تصنع تاريخها وتُغيِّر حاضرها بنفسها، فتوجه الأحداث وتؤثر فيها.
الهجرة تضحية بكل شيء في سبيل الدين
إن أعزَّ ما يملكه الإنسان في هذه الحياة هو دينه، والذي لا بد له من تكاليف، والتكاليف لا بد لها من تضحيات، وأبرز دروس الهجرة المباركة هي التضحية، والتضحية قاسمٌ مشتركٌ لكلِّ مَن هاجر، والهجرة شهادة صدق وتأييد لصاحبها بأنه يُؤثر ما عند الله على هوى نفسه، ويُضحِّي بكل ما يملك في سبيل العقيدة التي آمن بها، واختلطت بروحه ودمه.
لقد اشتملت الهجرة المباركة على نماذج رائعة، تملك علينا كل المشاعر، ونرى فيها سلوكيات تربوية رائدة، نحتاج إليها في مسيرتنا وتحتاج إليها الأمة في جهادها وصناعة تاريخها، فهذا أبو بكر، وهذا علي بن أبي طالب، وهذا صهيب الرومي، وهذا ضمرة بن جندب، وهذه أم سلمة، وهؤلاء أنصار رسول الله- صلى الله عليه وسلم-، نماذج ضحَّت بكل شيء، المال والنفس والوطن والولد والزوجة والزوج، إن الوجود الدولي للمسلمين الأولين لم يمنحوه منحًا، ولم يحصلوا عليه عفوًا، بل بذلوا في سبيله وضحُّوا بكل عرض الحياة وتجرَّدوا بهذا لله، فتكفَّل الله لهم بالعوض الكريم عمَّا فقدوه ﴿وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمْ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (58)﴾ (الحج).
لم تكن الهجرة فِرارًا من الجهاد أو تهربًا منه، كلا، إنما كانت إعدادًا لأعبائه، ولم تكن خوفًا من الأذى، ولكن توطيدًا لدفعه، ولم تكن جزعًا من المحنة، ولكن توطينًا للصبر عليها، أجل لم تكن فرارًا من القدر، ولكنها كانت فرارًا إلى القدر.
مداومة الدعوة والحرص على استمرارها
إننا نجد من معاني الهجرة الانتقال إلى موقع أفضل للدعوة، والتماس المناخ الأرحب لنشرها بين الناس، إن واجب الدعوة إلى الله ليس له وقت محدد كالصلاة والصيام، فهي واجب كل وقت، وهي شاغل المؤمن وهمه في كل حين، وهذا الدرس نتعلمه من النبي- صلى الله عليه وسلم- وهو في طريقه إلى المدينة، حيث لقي بريدة بن الحصيب الأسلمي فدعاه، فأسلم بريدة هو ومَن معه.
الهجرة الباقية المستمرة
وقال الإمام ابن القيم: الهجرة فرض عين على كل أحدٍ في كل وقت، وأنه لا انفكاكَ لأحدٍ من وجوبها، وهي مطلوب الله ومراده من عباده، إذ الهجرة هجرتان: هجرة بالجسم من بلدٍ إلى بلد.
والهجرة الثانية: الهجرة بالقلب إلى الله ورسوله، وهذه الهجرة الحقيقية، وهي الأصل وهجرة الجسد تابعة لها، وهي هجرة تتضمن (من)، و(إلى) فيهاجر بقلبه من محبة غير الله إلى محبته، ومن عبودية غيره إلى عبوديته، ومن خوف غيره ورجائه والتوكل عليه إلى خوف الله ورجائه والتوكل عليه، ومن دعاء غيره وسؤاله والخضوع له والذل والاستكانة له إلى دعاء الله وسؤاله والخضوع له، والذل والاستكانة له.
الهجرة منهج للتغيير والإصلاح
إننا في حاجةٍ ماسةٍ اليوم إلى تحقيق هذه الهجرة في حياتنا، هجرة إلى الله ورسوله بفعل الطاعات وترك المنكرات، هجرة من الشر والرذيلة إلى الخير والفضيلة، هجرة من الفرقة إلى الوحدة، هجرة من السلبية إلى الإيجابية لتغيير الواقع المؤلم الذي تعيشه الأمة.
التذكير بأحداث الإسلام أداة تربية للأمة
فالقرآن الكريم يُثير الذاكرة الخامدة، فينبهها بعد نسيان، ويحيي وعيها بعدما غيب وأريد له الغياب، فالنسيان وتغييب الوعي أمران مستهدفان من أعداء الأمة، لتظل غارقةً في جهلها بتاريخها غير ملتفتة إليه مستفيدة به، وحينما تذكر الأمة ماضيها وتعي ما فيه من دروسٍ نافعة وعظات بالغة، وتستفيد منه بما يصلح أمرها ويصحح مسارها، تكون فعلاً قد وضعت يدها على مصدر التوجيه السليم الذي تصلح به حال الفرد والمجتمع.
إن الزمن هو وعاء الأحداث، ومخزن العبر، والمسلمون مدعوون إلى التذكر والتدبر ولا بد من الاعتبار بأحداث الزمان والتذكير بها، وبسنن الله التي يقوم عليها الوجود، فقد لفت الله أنظار عباده كي يذكروا ما سلف من الزمان، وما وقع فيه من أحداثٍ فيستخلصوا منها العبر والعظات.. قال تعالى في هذا الشأن: ﴿وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ﴾ (إبراهيم: من الآية 5)، أي نعم الله ونقمه في الأمم الماضية، وكل الأيام أيام الله ولكن المقصود هنا أن يذكرهم بالأيام التي يبدو للبشر أو لجماعةٍ منهم أمر بارز أو خارق بالنعمة أو بالنقمة، ﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُور﴾ (لقمان: من الآية 31) ففي هذه الأيام ما هو بؤس فهو آية للصبر، وفيها ما هو نعمة فهو آية للشكر.
خطورة أن تفقد الأمة ذاكرتها
الحياة الصالحة رهن بذاكرةٍ واعية، فحياة الفرد تتجه نحو العزة والقوة وتحقيق الأهداف المأمولة ما دام يملك ذاكرةً يقظةً تضع أمامه أخطاء التجارب السابقة فيتلافها، كما تجسد أمامه صور النجاح الماضية فيلتمس القدوة منها، وسنة الله في الأمة هي سنته في الأفراد ﴿وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلاً﴾ (الأحزاب: من الآية 62).
والأمة عندما تفقد ذاكرتها ضاعت خبراتها وتجاربها وتسد أمامها منافذ العبرة والموعظة، ويغيب عنها التصور الصحيح لأهدافها البعيدة، والطريقة المثلَى لتحقيقها، فتصبح تعاني التخبط والضلال ومع فقد ذاكرتها تفقد الأمة ذاتها وهوايتها، فإذا هي أمة وكأنها ولدت بنت الساعة تستجدي النظم، وتستعير التشريعات من أعدائها الذين يعرفون قدر تراثها، ويضعون الخطط الماكرة للحيلولة حتى لا تسترد الأمة الإسلامية أمجادَها السابقة، بل ويمدونها بما يُدمِّر حياتها، ويضمن لهم بقاءها أمةً فقدت ذاكرتها ونسيت تاريخَها وفرَّطت في تراثها وبددت ثرواتها، فتظل تابعةً لهم تستجدي منهم، وهي أمة غنية كرَّمها الله..
كالعيس بالبيداء يقتلها الظما والماء فوق ظهورها محمول
إن أمتنا لكي تستعيد الذاكرة المفقودة لا بد لها من قدوة، والأمة مطالبة بأن تربط مسيرتها بقائدها وقدوتها ونبيها محمد- صلى الله عليه وسلم-، فتحذو حذوه، وتتبع نهجه، وتقتدي به، وحسبنا هذا التوجيه الإلهي الكريم ﴿لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)﴾ (الأحزاب).
إن من الضروري أن نستقرى تاريخنا الأغر، وماضينا الحافل بالمآثر والمفاخر؛ لنستلهم منه القبس الذي يضيء لنا درب النصر، ويعلمنا كيف نبني مستقبلنا المنشود، ونحقق في حياتنا هذا الأمل العزيز: صلاح الأمة، والتمكين لدين الله رب العالمين.
بين الأمس واليوم
ونحن أمة الإسلام- إذا نظرنا إلى تاريخنا كأمة، قرأنا كتابًا أوله مشرق وحاضره غير ذلك، أوله أمة قوية فتية، تركها الرسول- صلى الله عليه وسلم- بين الأمم قويةً عزيزةً لها في كل مجالٍ من مجالات الحياة أعمال وآثار، فكان لزامًا على أمتنا أن تتعامل مع أمجادها بصورة تجعلها تتخذ منها الدافع القوي للرقي والسمو، فماضي الأمة موصول بحاضرها، وعلينا أن نقيس واقعنا على ما كان عليه أسلافنا، وأن نعمل بجد واجتهاد لإحراز مجد كالذي أحرزوه، فعلينا أن نقف مع ماضينا وأحداثه واحدة فواحدة، ونتخذ منها مصابيح الهداية والإرشاد، فليس من حقنا أن ننسى، وما ينبغي لنا أن نكون على غفلة، ومناسبات الإسلام تصافح الآذان، وتطوف بالأذهان في كل حين وأوان.
إن لنا دستورًا إلهيًّا كاملاً؛ ولنا تاريخًا إنسانيًّا حافلاً، فيه لكل عظيمة ذكرى، وفيه لكل معضلةٍ هُدى، ولكل قضية بينة، فإذا اقتبسنا هدانا من وحي الله استقمنا على الطريقة التي نهجها الرسول- صلى الله عليه وسلم-، والتمسنا دليلنا من روح السلف، فتوافينا معًا على الغاية، وانتهينا جميعًا عندها إلى الوحدة.
"تركت فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا بعدي أبدًا، كتاب الله وسنتي"، كما قال رسول الله- صلى الله عليه و
SELAMATKAN PALESTINA
Asww.
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?'." (Fushshilat: 33)
24/1/2008 15 Muharram 1429 H Hits: 119
Sebuah Lembaga HAM Palestina mengingatkan bahaya kematian karena lapar atau terputusnya aliran listrik mengancam ribuan nyawa rakyat Palestina sebab blokade yang mencekik mereka sejak tujuh bulan lalu.
Pusat HAM Al-Mizan menyebutkan dalam pernyataan Senin (21/1) yang diterima oleh Infopalestina, kematian jelas mengancam rakyat Palestina jika dunia diam saja dan tidak berdaya menghentikan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap hak sipil Palestina.Blokade menghambat bantuan internasional.
Al-Mizan menegaskan, blokade Jalur Gaza oleh Israel sudah sampai pada menutup total Jalur Gaza terhadap bahan bakar, kayu bakar, bahan makanan pokok, obat-obatan, alat medis selama tiga hari berturut-turut. Di hari pertama Israel menghalangi bantuan dari UNWRA PBB yang sangat dibutuhkan oleh 800.000 pengungsi Palestina di Jalur Gaza. Bantuan itu berupa beberapa kontainer tepung, minyak, gula, susu dan lain-lain.
Langkah ini sebenarnya sudah dilakukan Israel dengan blokade parsial sejak tahun 2000. kemudian ditutup total sejak Israel menetapkan wilayah Jalur Gaza sebagai “musuh” enam bulan lalu.
16 Oktober 2007 Israel memutuskan untuk mengurangi bahan bakar ke Jalur Gaza yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
Roti Menghilang
Bahan pokok yang makin menghilang adalah roti. Sebagian besar tukang pembuat roti mulai menutup usaha mereka. Sehingga warga setiap harinya hanya berharap bisa memperoleh beberapa potong roti yang sangat jarang mereka peroleh. Di tambah lagi pasokan listrik yang putus. Dalam kondisi kurangnya roti yang merupakan makanan pokok warga Jalur Gaza, harga roti melambung tinggi. Padahal 70% warga Jalur Gaza adalah miskin.
Korban Bertambah Terus
Sejak awal tahun 2008 blokade terhadap Jalur Gaza oleh Israel kini sudah menelan korban 72 orang, 13 invasi Israel yang terakhir hari Senin pagi ini (21/01) yang menelan korban meninggal sebanyak 40 orang, serangan roket udara sebanyak 21 kali.
Pelanggaran Hukum Internasional
Al-Mizan menegaskan, tindakan Israel mencegah masuknya bantuan makanan, obat-obatan ke Jalur Gaza bertentangan dengan pasal 25 hukum HAM dunia dan pasal 11 perjanjian dunia khusus masalah hak ekonomi, sosial dan budaya yakni hak untuk untuk menerima pelayanan kesehatan akal dan jasad, pasal 12 soal ekonomi, budaya, dan sosial dan hak menerima pendidikan.
Tindakan Israel juga bertentangan dengan konvensi Jenewa ke IV pasal 33, 146, 147.
Karenanya, Al-Mizan meminta kepada dunia internasional untuk menghentikan kejahatan Israel dan menghentikan tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza. Al-Mizan juga mengajak seluruh lembaga, tokoh HAM untuk segera melakukan gerakan penekanan terhadap pembuat keputusan di negeri mereka masing-masing agar mengambil keputusan tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan Israel. (Infopalestina).
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?'." (Fushshilat: 33)
24/1/2008 15 Muharram 1429 H Hits: 119
Sebuah Lembaga HAM Palestina mengingatkan bahaya kematian karena lapar atau terputusnya aliran listrik mengancam ribuan nyawa rakyat Palestina sebab blokade yang mencekik mereka sejak tujuh bulan lalu.
Pusat HAM Al-Mizan menyebutkan dalam pernyataan Senin (21/1) yang diterima oleh Infopalestina, kematian jelas mengancam rakyat Palestina jika dunia diam saja dan tidak berdaya menghentikan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap hak sipil Palestina.Blokade menghambat bantuan internasional.
Al-Mizan menegaskan, blokade Jalur Gaza oleh Israel sudah sampai pada menutup total Jalur Gaza terhadap bahan bakar, kayu bakar, bahan makanan pokok, obat-obatan, alat medis selama tiga hari berturut-turut. Di hari pertama Israel menghalangi bantuan dari UNWRA PBB yang sangat dibutuhkan oleh 800.000 pengungsi Palestina di Jalur Gaza. Bantuan itu berupa beberapa kontainer tepung, minyak, gula, susu dan lain-lain.
Langkah ini sebenarnya sudah dilakukan Israel dengan blokade parsial sejak tahun 2000. kemudian ditutup total sejak Israel menetapkan wilayah Jalur Gaza sebagai “musuh” enam bulan lalu.
16 Oktober 2007 Israel memutuskan untuk mengurangi bahan bakar ke Jalur Gaza yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
Roti Menghilang
Bahan pokok yang makin menghilang adalah roti. Sebagian besar tukang pembuat roti mulai menutup usaha mereka. Sehingga warga setiap harinya hanya berharap bisa memperoleh beberapa potong roti yang sangat jarang mereka peroleh. Di tambah lagi pasokan listrik yang putus. Dalam kondisi kurangnya roti yang merupakan makanan pokok warga Jalur Gaza, harga roti melambung tinggi. Padahal 70% warga Jalur Gaza adalah miskin.
Korban Bertambah Terus
Sejak awal tahun 2008 blokade terhadap Jalur Gaza oleh Israel kini sudah menelan korban 72 orang, 13 invasi Israel yang terakhir hari Senin pagi ini (21/01) yang menelan korban meninggal sebanyak 40 orang, serangan roket udara sebanyak 21 kali.
Pelanggaran Hukum Internasional
Al-Mizan menegaskan, tindakan Israel mencegah masuknya bantuan makanan, obat-obatan ke Jalur Gaza bertentangan dengan pasal 25 hukum HAM dunia dan pasal 11 perjanjian dunia khusus masalah hak ekonomi, sosial dan budaya yakni hak untuk untuk menerima pelayanan kesehatan akal dan jasad, pasal 12 soal ekonomi, budaya, dan sosial dan hak menerima pendidikan.
Tindakan Israel juga bertentangan dengan konvensi Jenewa ke IV pasal 33, 146, 147.
Karenanya, Al-Mizan meminta kepada dunia internasional untuk menghentikan kejahatan Israel dan menghentikan tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza. Al-Mizan juga mengajak seluruh lembaga, tokoh HAM untuk segera melakukan gerakan penekanan terhadap pembuat keputusan di negeri mereka masing-masing agar mengambil keputusan tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan Israel. (Infopalestina).
21 January 2008
ASYURA. 10 MUHARRAM
Asww, Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu 12 bulan 4 diantaranya adalah bulan haram(yang di muliakan ) Kita sekarang berada di bulan muharram dan telah melewati sepuluh muharram, apakah keistimewaan bulan muharram? jawabannya banyak, tapi ada amalan yang di sunnahkan Rasulullah yaitu shaum (puasa) 9 sd10 muharram, walaupun Rasulullah baru merencanakan puasa 9 dan 10 , yang kemudian di tahun yang direncanakannya Rasulullah telah wafat. Shaum ini penting karena Ahlilkitab juga mempuasakannya, dan Rasulullah ingin beda tidak sepuluh(10) saja, tapi 9 dan 10 atau 10 dan 11 muharram . Rasulullah ingin selalu supaya amalan , dan penampilan seorang Muslim itu beda dengan amalan dan tampilan Ahlilkitab . Amalan yang lain yang selalu di laksanakan ummat Islam pada bulan muharram ini menyantuni anak yatim , dan juga membuat bubur Asyura. Amalan ini baik tapi alangkah baiknya kalau menyantuni anak yatim ini tidak musiman atau bulan muharram saja, atau sedekah makanan baik di bulan asyura tapi alngkah baiknya kalau di laksanakan juga di luar bulan Muharram. M udah mudahan bermanfaat, Wassalam
15 January 2008
AMERIKA /ISRAEL
Asww.Kedatangan Bush ke Israel membawa petaka bagi Rakyat Palestina, Negeri yang masih di jajah oleh Bangsa Yahudi. Seharusnya kedatangan seorang kepala Negara akan membuat suasana tambah aman dan damai , tapi tidak demikian kedatangan Bush di Teluk Arab ini,tapi justru membuat bertambah kebencian Ummat manusia dengan yang namanya George W.Bush presiden AS ini. Semoga Allah mendengar dan mengabulkan do'a Ummat Islam yang terzolimi oleh tindakan Amerika, Israel dan Negara negara Eropa.Dan benar Allah melihatkan kepada kita azabnya terhadap ErielSharon koma selama 2 tahun tidak mati tidak hidup .Memang tidak ada perjuangan kecuali akan meminta pengorbanan dari para Mujahid , pengorbanan yang di butuhkan saat ini sangat banyak, mulai dari Kesabaran terhadap besarnya persiapan musuh dan banyaknya jumlah musuh, sementara Ummat Islam masih terlena dengan masalah cinta dunia , harta dan kesenangan sesaat. Pengorbanan harus di buktikan dengan amal yang nyata , dengan harta yang baik dan di sumbangkan oleh orang orang yang ikhlash. Semoga saudara kita yang tengah berjuang , tengah memikul senjata di beri kekuatandan di bantu pleh para Malaikat.
function fnSave(x) {
document.execCommand("SaveAs",null,x);
}
بوش يبدأ زيارته بدعم كامل للكيان الصهيوني مقابل مظاهرات رافضة في غزة
[23:26مكة المكرمة ] [09/01/2008]
مظاهرات فلسطينية غاضبة من زيارة جورج بوش
غزة - وكالات الأنبقاء- رويترز
وصفت كلٌّ من حركتي حماس والجهاد التصريحات التي أدلي بها الرئيس الأمريكي جورج بوش في مستهل زيارته للأراضي المحتلة والمتعلقة بهودية الكيان الصهيوني، وصفت الحركتين التصريحات بأنها تدعم الكيان الصهيوني لإقامة نظامٍ عنصري في المنطقة على حساب حقوقِ شعبنا الفلسطيني.
وأكد سامي أبو زهري الناطق باسم حركة المقاومة الإسلامية "حماس" أن التصريحات التي أدلى بها بوش تمثل اعترافًا أمريكيًّا بيهودية دولة الاحتلال، موضحًا أنها تصريحات تعني الدعم الأمريكي الكامل للكيان وتعكس أهداف بوش الذي جاء للمنطقة لتقديم المزيد من الدعم السياسي لدولة الاحتلال على حساب المصالح والحقوق الفلسطينية، وأن مصالح شعبنا ليس في حساباته".
سامي أبو زهري
واستنكر أبو زهري هذه التصريحات ووصفها بالعنصرية، مؤكدًا تمسك حركته بالحقوق والثوابت الوطنية وعدم التزامها بشرعية الاحتلال, حيث قال: "إن تصريحات بوش لن تقدم أو تؤخر شيئًا بالنسبة لشعبنا الفلسطيني.
من جهته، أكد داوود شهاب الناطق باسم حركة الجهاد الإسلامي, أن المجرم بوش يفتتح زيارته برسالةٍ يُطمئن فيها دولة الاحتلال، ويؤكد لها أنه ماضٍ في تنكره لحق عودة اللاجئين عبر حديثه عن يهودية الدولة، بل أكثر من ذلك هو يعطي للاحتلال ضوءًا أخضر لمزيدٍ من الإجراءات العنصرية وربما الترحيل لأهلنا وشعبنا في فلسطين المحتلة عام 48.
وقال شهاب: "إن هذا يؤكد على موقف الجهاد الإسلامي من الدور الأمريكي الداعم للكيان الصهيوني على حقوق شعبنا"، موضحًا أن الحديث عن يهودية الدولة يعد لطمةً جديدةً على وجوه دعاة التسوية، ويؤكد ما ذهبت إليه حركة الجهاد في رفض هذه الزيارة التي لا تصبُّ في مصالح شعبنا.
وبيّن شهاب أن استقبال بوش يعني بشكلٍ أو بآخر قبول رؤيته القائمة على شطب حقوقنا، وفي مقدمتها حق العودة وتقرير المصير واستبعاد القدس تمامًا من حدود دولة الوهم الذي تعهد بها بوش.
وكان آلاف الفلسطينين من أنصار حركة حماس في قطاع غزة قد استقبلوا زيارة بوش بمظاهرات عارمة وحملوا لافتات تصور بوش في صورة مصاص للدماء يشرب من دم المسلمين، وقد أحرق المتظاهرون العلمين الأمريكي والصهيوني وكذلك صور بوش.
د. محمود الزهار
من جانبه أكد محمود الزهار أن أولى التصريحات التي أدلى بها بوش كانت تتحدث عن الكيان الصهيوني وأمنها وديمقراطيتها وحق الولايات المتحدة والكيان في الدفاع عن نفسيهما، بينما لم يتحدث بوش عن المستوطنات أو "الاعتداءات" على الشعب الفلسطيني.
وقد بدأ اليوم الأربعاء الرئيس الامريكي جورج بوش أول زيارةٍ يقوم بها وهو رئيس للولايات المتحدة إلى الكيان الصهيوني والضفة الغربية، وقال بوش في حفل استقبال في مطار بن جوريون بتل أبيب قبل أن يستقل طائرة هليكوبتر إلى القدس "نسعى لسلام دائم، ونرى فرصةً جديدةً للسلام هنا في الأرض المقدسة وللحرية في أنحاء المنطقة".
وتحدَّث الرئيس الأمريكي عن ضمان أمن الكيان الصهيوني "كدولةٍ يهودية"، ثم قال بوش عقب اجتماعه بأولمرت على مدى نحو ثلاث ساعات "الزعيمان مصممان على اتخاذ الخيارات الصعبة اللازمة".
وأضاف: "إنها فرصة تاريخية للعمل من أجل السلام.. لم أكن لأقف هنا لو لم أكن مؤمنًا بأنكم يا سيادة رئيس الوزراء والسيد عباس.. جادان".
وأضاف أن الأمريكيين لن يحددوا نتائج المفاوضات، ولكنه مستعد لممارسة "الضغط" من أجل تحقيق تقدم، ووصف زيارته بأنها "دفعة مهمة" جعلت عباس وأولمرت يوافقان أمس الثلاثاء على بدء المفاوضات بشأن "قضايا جوهرية" في الصراع المستمر منذ ستين عامًا.
من جانبه أكد روني دانييل- المراسل العسكري للقناة الثانية في التلفزيون الصهيوني- أن الصواريخ التي أطلقت اليوم من قطاع غزة تجاه سديروت وأراضي النقب الغربي لعبت لصالح كيانه، وحسب دانييل، فقد عرض كلٌّ من رئيس الوزراء الصهيوني أيهود أولمرت ووزير الحرب أيهود باراك على الرئيس الأمريكي خلال لقائهم اليوم الخطر المستمر جرَّاء استمرار إطلاق الصواريخ تجاه الكيان من قطاع غزة.
وقال: إن باراك أخبر بوش بأن كيانه لا يستطيع الاستمرار في السكوت على إطلاق الصواريخ تجاه أراضيه.
وأوضح دانييل أن بوش استوعب ما قاله باراك "وهذا الأمر يعني إعطاء الضوء الأخضر لإسرائيل للقيام بالعملية العسكرية الكبيرة التي أعدها الجيش الإسرائيلي لاجتياح القطاع"، مشيرًا إلى أن بوش لم يقل هذه العبارة بشكلٍ مباشر، ولكنه طلب بأن يأخذ الكيان في الحسبان عدم المساس بالمدنيين الفلسطينيين داخل قطاع غزة.
أما المحلل الصهيوني أيهودي يعاري فقد أكد أن بوش أعطى للكيان الضوءَ الأخضرَ لاجتياح قطاع غزة، وضرب البنيةَ التحتية للمقاومة الفلسطينية، بما في ذلك المساس بكبار قادة الفصائل المختلفة.
من جانبه قال حسن نصر الله- الأمين العام لحزب الله اللبناني-: إن زيارة الرئيس الامريكي للشرق الأوسط تُمثِّل يومًا أسود في تاريخ العرب والمسلمين، مشيرًا إلى أن بوش الذي وصل إلى الكيان الصهيوني في مستهل جولةٍ إقليميةٍ يخدع العرب من خلال محاولة وصف إيران بأنها عدوهم بدلاً من الكيان.
وقال نصر الله لحشدٍ ديني إنه يتعين تسجيل اليوم على أنه يومٌ أسودٌ في تاريخ المنطقة العربية، وفي تاريخ الأمتين العربية والإسلامية، وكان الحشد يردد شعارَي "الموت لأمريكا" "الموت لإسرا
function fnSave(x) {
document.execCommand("SaveAs",null,x);
}
بوش يبدأ زيارته بدعم كامل للكيان الصهيوني مقابل مظاهرات رافضة في غزة
[23:26مكة المكرمة ] [09/01/2008]
مظاهرات فلسطينية غاضبة من زيارة جورج بوش
غزة - وكالات الأنبقاء- رويترز
وصفت كلٌّ من حركتي حماس والجهاد التصريحات التي أدلي بها الرئيس الأمريكي جورج بوش في مستهل زيارته للأراضي المحتلة والمتعلقة بهودية الكيان الصهيوني، وصفت الحركتين التصريحات بأنها تدعم الكيان الصهيوني لإقامة نظامٍ عنصري في المنطقة على حساب حقوقِ شعبنا الفلسطيني.
وأكد سامي أبو زهري الناطق باسم حركة المقاومة الإسلامية "حماس" أن التصريحات التي أدلى بها بوش تمثل اعترافًا أمريكيًّا بيهودية دولة الاحتلال، موضحًا أنها تصريحات تعني الدعم الأمريكي الكامل للكيان وتعكس أهداف بوش الذي جاء للمنطقة لتقديم المزيد من الدعم السياسي لدولة الاحتلال على حساب المصالح والحقوق الفلسطينية، وأن مصالح شعبنا ليس في حساباته".
سامي أبو زهري
واستنكر أبو زهري هذه التصريحات ووصفها بالعنصرية، مؤكدًا تمسك حركته بالحقوق والثوابت الوطنية وعدم التزامها بشرعية الاحتلال, حيث قال: "إن تصريحات بوش لن تقدم أو تؤخر شيئًا بالنسبة لشعبنا الفلسطيني.
من جهته، أكد داوود شهاب الناطق باسم حركة الجهاد الإسلامي, أن المجرم بوش يفتتح زيارته برسالةٍ يُطمئن فيها دولة الاحتلال، ويؤكد لها أنه ماضٍ في تنكره لحق عودة اللاجئين عبر حديثه عن يهودية الدولة، بل أكثر من ذلك هو يعطي للاحتلال ضوءًا أخضر لمزيدٍ من الإجراءات العنصرية وربما الترحيل لأهلنا وشعبنا في فلسطين المحتلة عام 48.
وقال شهاب: "إن هذا يؤكد على موقف الجهاد الإسلامي من الدور الأمريكي الداعم للكيان الصهيوني على حقوق شعبنا"، موضحًا أن الحديث عن يهودية الدولة يعد لطمةً جديدةً على وجوه دعاة التسوية، ويؤكد ما ذهبت إليه حركة الجهاد في رفض هذه الزيارة التي لا تصبُّ في مصالح شعبنا.
وبيّن شهاب أن استقبال بوش يعني بشكلٍ أو بآخر قبول رؤيته القائمة على شطب حقوقنا، وفي مقدمتها حق العودة وتقرير المصير واستبعاد القدس تمامًا من حدود دولة الوهم الذي تعهد بها بوش.
وكان آلاف الفلسطينين من أنصار حركة حماس في قطاع غزة قد استقبلوا زيارة بوش بمظاهرات عارمة وحملوا لافتات تصور بوش في صورة مصاص للدماء يشرب من دم المسلمين، وقد أحرق المتظاهرون العلمين الأمريكي والصهيوني وكذلك صور بوش.
د. محمود الزهار
من جانبه أكد محمود الزهار أن أولى التصريحات التي أدلى بها بوش كانت تتحدث عن الكيان الصهيوني وأمنها وديمقراطيتها وحق الولايات المتحدة والكيان في الدفاع عن نفسيهما، بينما لم يتحدث بوش عن المستوطنات أو "الاعتداءات" على الشعب الفلسطيني.
وقد بدأ اليوم الأربعاء الرئيس الامريكي جورج بوش أول زيارةٍ يقوم بها وهو رئيس للولايات المتحدة إلى الكيان الصهيوني والضفة الغربية، وقال بوش في حفل استقبال في مطار بن جوريون بتل أبيب قبل أن يستقل طائرة هليكوبتر إلى القدس "نسعى لسلام دائم، ونرى فرصةً جديدةً للسلام هنا في الأرض المقدسة وللحرية في أنحاء المنطقة".
وتحدَّث الرئيس الأمريكي عن ضمان أمن الكيان الصهيوني "كدولةٍ يهودية"، ثم قال بوش عقب اجتماعه بأولمرت على مدى نحو ثلاث ساعات "الزعيمان مصممان على اتخاذ الخيارات الصعبة اللازمة".
وأضاف: "إنها فرصة تاريخية للعمل من أجل السلام.. لم أكن لأقف هنا لو لم أكن مؤمنًا بأنكم يا سيادة رئيس الوزراء والسيد عباس.. جادان".
وأضاف أن الأمريكيين لن يحددوا نتائج المفاوضات، ولكنه مستعد لممارسة "الضغط" من أجل تحقيق تقدم، ووصف زيارته بأنها "دفعة مهمة" جعلت عباس وأولمرت يوافقان أمس الثلاثاء على بدء المفاوضات بشأن "قضايا جوهرية" في الصراع المستمر منذ ستين عامًا.
من جانبه أكد روني دانييل- المراسل العسكري للقناة الثانية في التلفزيون الصهيوني- أن الصواريخ التي أطلقت اليوم من قطاع غزة تجاه سديروت وأراضي النقب الغربي لعبت لصالح كيانه، وحسب دانييل، فقد عرض كلٌّ من رئيس الوزراء الصهيوني أيهود أولمرت ووزير الحرب أيهود باراك على الرئيس الأمريكي خلال لقائهم اليوم الخطر المستمر جرَّاء استمرار إطلاق الصواريخ تجاه الكيان من قطاع غزة.
وقال: إن باراك أخبر بوش بأن كيانه لا يستطيع الاستمرار في السكوت على إطلاق الصواريخ تجاه أراضيه.
وأوضح دانييل أن بوش استوعب ما قاله باراك "وهذا الأمر يعني إعطاء الضوء الأخضر لإسرائيل للقيام بالعملية العسكرية الكبيرة التي أعدها الجيش الإسرائيلي لاجتياح القطاع"، مشيرًا إلى أن بوش لم يقل هذه العبارة بشكلٍ مباشر، ولكنه طلب بأن يأخذ الكيان في الحسبان عدم المساس بالمدنيين الفلسطينيين داخل قطاع غزة.
أما المحلل الصهيوني أيهودي يعاري فقد أكد أن بوش أعطى للكيان الضوءَ الأخضرَ لاجتياح قطاع غزة، وضرب البنيةَ التحتية للمقاومة الفلسطينية، بما في ذلك المساس بكبار قادة الفصائل المختلفة.
من جانبه قال حسن نصر الله- الأمين العام لحزب الله اللبناني-: إن زيارة الرئيس الامريكي للشرق الأوسط تُمثِّل يومًا أسود في تاريخ العرب والمسلمين، مشيرًا إلى أن بوش الذي وصل إلى الكيان الصهيوني في مستهل جولةٍ إقليميةٍ يخدع العرب من خلال محاولة وصف إيران بأنها عدوهم بدلاً من الكيان.
وقال نصر الله لحشدٍ ديني إنه يتعين تسجيل اليوم على أنه يومٌ أسودٌ في تاريخ المنطقة العربية، وفي تاريخ الأمتين العربية والإسلامية، وكان الحشد يردد شعارَي "الموت لأمريكا" "الموت لإسرا
08 January 2008
RENUNGAN MUHARRAM / HIJRAH
Asww.Ummat Islam mempunyai kenangan dan pristiwa, yang selalu dapat mengembalikan ingatan kita kepada kemuliaan dan keagungan Agama Islam.Hijrah merupakan kenangan dan pristiwa yang sampai hari ini kita menggunakan Kalender Hijriyah . Hijrah mengajarkan kita percaya kepada pertolongan Allah. PristiwaHijrah semua shahabat pada waktu itu mempunyai saham dalam memenangkan dakwah. Hijrah adalah awal kekuatan Ummat Islam, fondasi dan kepemimpinan.Hijrah pengorbanan dengan segala sesuatu di jalan Agama di jalan Allah. Hirah kekal dan terus berkelanjutan. Hijrah fardhu A'in , Ibnu Qayyim membagi Hijrah dua macam: a,Hijrah fisik dari satu negri ke negri lain.b, Hijrah degan Hati menuju Allah dan Rasulnya. dan ini hijrah hakiki.
HIJRAH/MUHARRAM
Asww.Beberapa jam lagi kita akan meninggalkan tahun 1428 H dan masuk tahun 1429 H. Dalam satu tahum syamsiyah(miladiyah) dengan satu tahun Qamariyah ada selisih 10 hari, sehingga tahun hijriyah mengitari tahun miladiyah.Kita pernah Hari Raya Qurban bulan Desember,bulan November,bulan Oktober dan seterusnya bulan bulan yang lain.Hijrah artinya meninggalkan , meninggalkan menyembah berhala, meninggalkan tempat kelahirannya, meninggalkan isteri di tempat tidur(pisah ranjang). Hijrah punya dua pengertian hijrah maknawi dan hijrah makani. Rasulullah sebelum hijrah makani(dari Makkah ke Madinah) sudah hijrah maknawi meninggalkan hal hal yang baik tapi tidak prioritas , dan para shahabat juga harus meninggalkan kebiasaan kebiasaan buruk walaupun masih tetap tinggal di Makkah, inilah yang disebut dalam hadits Rasul "Al muhajir man hajara manahallah" Orang hijrah adalah yang meninggalkan apa yang di larang Allah.Tidak ada hijrah setelah fathu Makkah maksudnya adalah hijrah Makani(tempat) dari Makkah ke Madinah. Marilah kita jadikan tahun baru hijrah sebagai tahun peningkatan Keimanan kita, pengorbanan kita dan jihad kita.Wassalam
03 January 2008
TAHUN 2008 TELAH DATANG
Asww. Sesungguhnya pergantian siang ke malam hari ke minggu,minggu ke bulan,bulan ketahun merupakan tanda dari tanda tanda kekuasaan Allah. Di akhir tahun dan di awal tahun selalu ada musibah besar , ada tsunami ada banjir bandang ada angin puting beliung dan musibah musibah lain adalah juga sebagai tanda kemaha kuasaan Allah.Dan kerusakan di muka bumi ini baik di lautan ataupun di daratan, adalah disebabkan ulah tangan (kerja) manusia itu sendiri(QR.30:41) supaya manusia merasakan langsung akibat dari perbuatannya, dan dapat kembali kepada Allah dan taubat kepada Allah. Secara garis besar manusia terbagi dua, ta'at dan tidak ta'at,Muslim dan Kafir , Mukmin dan Munafik, syukur dan kufur, membersihkan jiwanya atau mengotori jiwanya. Allah dengan kekuasaannya meng-ilhamkan sifat faham kepada kejahatan dan faham kepada kebaikan. Beruntung orang memilih kebaikan dan rugi orang yang memilih kejahatan. Marilah kita jadikan tahun 2008 ini menjadi momentum untuk kita kebaikan sebanyak banyaknya.Wassalam
Subscribe to:
Posts (Atom)