03 October 2010

LUMPUR


--Semburan lumpur lapindo di Sidoarjo masih terus bermunculan. Semburan paling mutakhir dari lumpur mengandung gas metan yang mudah terbakar itu muncul di rumah Fauzi, warga Dusun Babatan, Desa Besuki, Kecamatan Jabon Sidoarjo setelah di SDN Pejarakan dan Ponpes serta rumah warga lainnya.

Munculnya semburan di rumah Fauzi itu membuat panik keluarga dan tetangga sekitarnya. Sebab, kemunculan semburan lumpur mengandung gas metan itu diawali dengan suara gemuruh. ‘’Saat itu kami sedang nonton televisi di ruang keluarga,’’ papar Fauzi, Ahad (3/10).

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh seperti longsor atau banjir. Setelah gemuruh itu, Fauzi yang sedang menonton televisi saling bertanya, suara apa itu?. Sesaat kemudian, tiba-tiba rembesan air bergelembung keluar dari lanai rumahnya. Gelembung air itu semakin lama semakin banyak. Sehingga, air memenuhi ruang demi ruang dari rumah keluarga Fauzi.

Bahkan ada lantai rumahnya yang ambrol. Lantai yang ambrol itu memang tidak terlalu luas. Ukurannya sekiar 30x25 centimeter. Dari amrolan lantai itu muncul air bercampur lumpur dan gas metan yang beramoma menyengat.

Melihat kondisi yang sangat mengkhawatirkan dan menakutkan itu, Fauzi mengajak istri dan anak-anaknya mengemasi barang-baangnya. Mereka lantas meninggalkan rumahnya begitu saja, untuk mengungsi ke tempat yang dinilai aman.

Tempat pengungsian untuk sementara, dia menumpang di rumah keluarganya di Surabaya. Namun, istri beserta anaknya ke rumah orang tuanya di Gempol, Pasuruan. ‘’Kami takut terjadi hal yang membahayakan. Makanya, kami pilih mengungsi,’’ kata Fauzi.

Keluarga Fauzi mengungsi karena munculnya semburan baru itu sebelumnya sudah bnyak yang terjadi. Namun, beberapa pekan terakhir ini semburan baru justru banyak terjadi di kawasan sebelah selatan lautan lumpur lapindo. Tepatnya di kawasan Kecamatan Jabon.

Itu mengingat, sebelumnya lumpur mengandung gas metan ini muncul di area pondok pesantren, lalu di sekolah SDN Pejarakan. Sehingga, banyak warga di kawaan Jabon yang semakin gelisah dan resah. Sebab, mereka masih banyak yang menempati rumah sebagai hunian, kendati sudah mendapat ganti rugi.

Sementara itu, staf humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), A Khusyairi saat dikonfirmasi mengaku masih belum mendapt laporan. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa akan segera menurunkan tim ke tempat kejadian perkara (TKP).

Tim tersebut, dikatakan dia, selain untuk mengetahui kejadian yang sebenrnya juga ssebagai upaya mengatasi dampak kemunculan air mengandung gas metan tersebut. Menurut dia, di kawasan Jabon itu memang merupakan daerah yang banyak muncul semburan baru.

No comments: