01 May 2009

FIQIHWANITA


ASWW.

Pertanyaan: Istriku baru melahirkan,namun sebelumnya dia lupa memotong kuku, sehingga sekarang panjang dan menyulitkan untuk mengurus si bayi. Bolehkah seorang wanita yang sedang nifas memotong kuku? mohon sertakan dalilnya ustadz. saya bingung soalnya anggapan dimasyarakat menyatakan tidak boleh, tapi kalau tidak boleh kan dapat membawa mudharat bagi bayi kami. terima kasih

Jawaban: Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Kami hingga saat ini belum mendapatkan dalil sharih dari Rasulullah SAW tentang tidak bolehnya wanita memotong kuku dan rambut saat haidh atau nifas. Barangkali hal itu lebih didasarkan kepada logika bahwa wanita haidh itu wajib mandi dan bersuci sebelum dibolehkan shalat atau puasa atau mengerjakan jenis ibadah lainnya. Maka secara logika, bila pada saat haidh itu dia memotong kuku dan rambut, lalu potongannya itu dibuang, maka ketika mandi janabah, potongan rambut dan kuku itu tidak termasuk yang disucikan. Sehingga untuk menghindari hal itu, wanita dilarang memotong rambut dan kuku saat haidh. Tapi sekali lagi, ini hanyalah logika dan nalar. Bukan berasal dari petunjuk syariat Islam. Sebab dari sekian banyak ajaran yang telah Rasulullah SAW sampaikan kepada kita, tak sekali pun beliau menyebutkan larangan itu, baik dalam hadits ataupun dalam ayat Al-Quran Al-Karim. Bahkan dalam kitab fikih yang muktamad, kalau kita telusuri hal-hal yang dilarang dikerjakan oleh orang yang sedang dalam keadaan haid atau nifas, tak satu pun yang menyebutkan tidak boleh memotong kuku dan rambut. Yang dilarang disaat haid atau nifas adalah :

Shalat atau sujud tilawah

Tawaf di sekitar ka'bah

Menyentuh mushaf Al-Quran Al-Karim

Membaca ayat Al-Quran Al-Karim dengan lisannya bukan dalam hati, kecuali doa yang lafaznya diambil dari ayat

I'tikaf di masjid

jima.

Wallahu A`lam Bish-shawab,

Wassalamualaikum wr.wb

No comments: