30 April 2009
MEGAWATi
Asww.
Mega-Prabowo- Wiranto: Imajinasi Pendek PDI-PBagikan
mungkin bisa jadi renungan...tulisan ini dari teman saya..
Mega-Prabowo- Wiranto: Imajinasi Pendek PDI-P
Monday, 27 April 2009 11:04
Oleh Philips Vermonte, peneliti CSIS, pendiri Jakartabeat. net
Hampir pasti PDI-P memutuskan untuk mencalonkan pasangan Megawati - Prabowo sebagai calon presiden dan wakil presiden. Sebelumnya, Wiranto dan Prabowo menjadi tamu istimewa rapat besar PDI-P. Keduanya disambut riuh rendah di sana. Apa yang bisa kita katakan? Ini beberapa hal yang dapat saya katakan:
Pertama, imajinasi PDI-P teramat pendeknya. Memperhatikan peristiwa politik beberapa hari belakangan, imajinasi PDI-P yang pendek sangat kentara. Megawati makan siang bersama pensiunan jenderal TNI, mereka-mereka yang menopang akhir masa Orde Baru yang mulai terhuyung-huyung. Amat kontras dengan citra Megawati di awal reformasi, ketika orang banyak melihatnya sebagai figur segar 'masa depan', mengganti tahun-tahun Orde Baru yang kelam dan menyesakkan.
Membaca berita 'sowan' para pensiunan jenderal itu ke Teuku Umar, seketika saya teringat masa kampanye pemilihan presiden di Amerika di tahun 2008 yang baru lalu. Di masa pemilihan awal Partai Demokrat, Hillary Clinton mengerahkan tokoh-tokoh lama Partai Demokrat untuk berdiri dibelakangnya, menjadi background dalam pidato-pidatonya saat kampanye. Kamera menangkap gambar mantan presiden Bill Clinton, mantan Menlu Madelaine Albright dan lain-lain. Kontras dengan Obama, dibelakang podiumnya berdiri anak-anak muda berwajah segar, menyiratkan optimisme melihat masa depan. Pemilu 2009 bukanlah untuk masa lalu. Pemilu ini penting untuk kelangsungan PDI-P sendiri, tahun 2014 ketika regenerasi kepemimpinan konkrit di negeri kita terjadi. Sungguh sayang PDI-P di momen krusial ini memilih bergabung dengan simbol-simbol masa lalu, bukan menanam benih menyiapkan kader-kader muda PDI-P.
Kedua, lima tahun berada di pinggir kekuasaan, tentu membuat PDI-P kewalahan. Secara finansial pastinya. Bahwa korupsi terjadi di berbagai departemen dan BUMN, menjadi sumber uang bagi partai berkuasa, sudah kita mahfumi sejak lama. Berada di pinggir selama lima tahun tanpa sumber-sumber finansial melimpah, Prabowo tentu dilihat sebagai pembawa sumber finansial baru bagi kampanye PDI-P. Bila itu alasan utama mengambilnya sebagai pasangan calon wakil presiden, lagi-lagi kita lihat miskinnya imajinasi PDI-P.
Kampanye memang mahal. Apalagi belakangan muncul paduan suara para pengamat bahwa melonjaknya suara Partai Demokrat adalah karena moda kampanye iklan di televisi. Iklan televisi dalam konteks pemilihan langsung memang penting, tetapi bukan satu-satunya yang penting. Ada banyak studi mengenai pemilu yang menunjukan bahwa kampanye door-to-door, ground troop, political canvassing dari rumah ke rumah, menginduksi informasi ke kampung-kampung (neighborhood) bisa efektif 'melawan' kampanye televisi dari kompetitor bermodal besar. Yang dibutuhkan adalah volunteer.
Modal sosial PDI-P untuk menggalang volunteer sangat besar karena karakter pemilih wong ciliknya. Obrolan politik yang efektif bisa mempengaruhi pilihan politik terjadi di pos-pos ronda, pasar-pasar, pangkalan ojek dan tempat-tempat lain yang dulunya adalah basis dukungan Megawati. Sayang, Megawati dan PDI-P telah menjadi partai priyayi yang meninggalkan basis pemilihnya. Karena itu, PDI-P gagal mengkapitalisasi basis pendukungnya untuk meredam moda iklan televisi. Imajinasi menjadi pendek, mata menjadi rabun jauh, hanya bisa melihat Prabowo sebagai pembawa dana segar untuk kampanye iklan riuh rendah di televisi, kampanye yang sesungguhnya tidak memberi pendidikan politik apa-apa bagi para pemilih.
Ketiga, pertimbangan bahwa Prabowo Subianto adalah 'strong man' yang dibutuhkan untuk mendampingi Megawati sungguh menakutkan. Benar, Prabowo adalah orang kuat. Ia kuat melawan hati nuraninya sendiri, melakukan penculikan atas mereka yang berseberangan paham politiknya dengan Suharto, mertuanya. Ya, Prabowo adalah orang yang kuat melakukan apapun untuk kekuasaan.
Keempat, saya semakin meragukan retorika nasionalisme PDI-P. Kontributor Jakartabeat. net Dandhy Dwi Laksono menulis dengan baik sekali catatannya atas retorika nasionalisme PDI-P di halaman website ini beberapa waktu lalu. Indosat dan sumber gas Tangguh dijual pada saat pemerintahan Megawati. Kini PDI-P, dan Prabowo, mengangkat soal-soal privatisasi dan menghantamkanya pada pemerintahan SBY yang disebutnya neo-liberal (tulisan ini bukan untuk menyampaikan dukungan pada SBY, bagi saya ia juga bukan calon ideal).
Nasionalisme mengandaikan tiap orang mengkesampingkan persoalan pribadinya untuk cause negara yang lebih besar. Semua orang tahu bahwa Megawati tidak pernah mau hadir upacara peringatan kemerdekaan 17 Agustus di Istana sejak SBY berkuasa. Sakit hatinya mengalahkan rasa nasionalisme- nya. Dalam retorika nasionalisme ala kita di Indonesia, upacara peringatan kemerdekaan adalah puncak dari segala simbol nasionalisme bukan? Tapi, bagi Megawati, itu tidak cukup untuk mengalahkan ego pribadinya. Ia lupa, di masa darurat militer di Aceh yang diotorisasinya dulu, warga Aceh bisa terancam keselamatannya apabila menolak hadir apel menghormati bendera merah putih di sana.
Kelima, 27 Juli, Mei 1998, dan Semanggi 1999 dan tangan-tangan tentara yang kentara kelihatan. Kini, Megawati bergabung dengan penindasnya dulu. Rekonsiliasi bukan persoalan milik elit politik partai. Korban tragedi 27 Juli, Mei 1998, dan Semanggi 1999 yang sesungguhnya adalah rakyat biasa. Saya kenal secara pribadi dengan seorang ayah dari mahasiswa Universitas Atmajaya yang tertembak mati di Semanggi. Hari itu, betul-betul tanpa sengaja saya berada di kampus itu sebagai orang biasa dan melihat jenazah anaknya yang tertembak mati terbujur kaku di depan saya. Dan bukan, saya bukan aktifis. Hari itu, saya kesulitan mencari kendaraan pulang ke rumah seusai kursus, memutuskan untuk 'menonton' mahasiswa berdemonstrasi. Saya masih ingat rasanya ketika detik itu perut terasa mual dan hati sangat marah mendengar tembakan sniper sialan dan menyaksikan mahasiswa tewas bergelimpang seketika.
Hingga hari ini, sang ayah terus mencari keadilan atas hilangnya nyawa putra kesayangannya di hari nahas itu. Hingga hari ini, setiap Senin, ia tak pernah lupa mengunjungi makam anaknya dan bersumpah di sana untuk terus mengejar keadilan, membawa mereka yang bertanggung jawab atas kematian anaknya dan beberapa mahasiswa lain di Semanggi, ke pengadilan. Tapi mungkin suara korban semacam kenalan saya itu tidak pernah lagi sampai ke Teuku Umar.
Akhirnya, ini pesan kepada Megawati, Prabowo dan Wiranto: banyak orang tidak pernah melupakan tragedi 27 Juli 1996, Jakarta Mei 1998 dan Semanggi 1999. Tidak akan pernah.
27 April 2009
Mesir
Asww
Gerakan Islam di Mesir merupakan salah satu elemen penting di Mesir. Mereka mempunyai pengaruh yang kuat di masyarakat. Meskipun, mereka sangat dibatasi pengaruh politiknya di dalam kekuasaan. Tapi, mereka tetap eksis dan terus berkembang, dan merambah ke berbagai sektor kehidupan di Mesir.
Nampaknya, pemerintah Mesir tidak ingin pengaruh Gerakan Islam di Mesir, khususnya Ikhwanul Muslim, mempunyai pengaruh yang luas di negeri itu. Pemerintah Mesir berusaha mengeleminir kekuatan gerakan itu, tapi tetap tidak berpengaruh secara mendasar, dan belakangan ini terlalu sering penangkapan terhadap anggota dan para tokohnya.
Memang, saat ini di Mesir gerakan politik dan keagamaan yang paling berpengaruh, tak lain adalah gerakan Ikhwanul Muslimin, yang didirikan oleh Hasan al-Banna, di tahun 1928. Kira-kira sudah hampir 80 tahun umur Ikhwan. Gerakan ini pengaruhnya bukan hanya di Mesir, dan sekarang mempunyai 77 cabang di seluruh dunia. Tentu, yang perlu mendapatkan perhatian, bagaimana Gerakan Ikhwan di Mesir, yang sekarang ini dihadapkan sebuah persoalan besar, yaitu pergantian kekuaaan di negeri Pyramid itu.
Presiden Mesir, Hosni Mubarak sudah terlalu tua, umurnya sama dengan umur Gerakan Ikhwan, mencapai 80 tahun. Mubarak lahir di el-Mesella, al-Mounofiyeh, 4 Mei, 1928. Dan, Mubarak sudah sering sakit-sakitan. Suatu ketika berpidato di hadapan para diplomat, tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Kekuasaannya sudah terlalu lama. Hampir tiga dekade, alias hampir 30 tahun. Sangat panjang. Mubarak, menggantikan Presiden Anwar Sadat, yang terbunuh, ketika merayakan ulang tahun militer Mesir, 6 Oktober, tahun l981, dan ketika itu seorang perwira militer, yang bernama Khaled Islambouly, memberondongkan senjatanya ke arah Anwar Sadat, dan kemudian tewas. Lalu, Mubarak, yang menjadi Kepala Staf Angkatan Udara menggantikan Anwar Sadat.
Sejarah Ikhwan di Mesir, tidak pernah terlepas dengan perjuangan yang berorientasi perbaikan terhadap kekuasaan, dan usahanya yang sangat sungguh-sungguh dan serius, membebaskan negara dan bangsanya dari penjajah, yang sampai mengakibatkan pendirinya Hasan al-Banna, dibunuh aparat militer di jamannya rezim Farouk. Farouk yang menjadi kolaborator Inggris, berhadapan dengan gerakan Ikhwan, yang memang menginginkan kemerdekaan dan kebebasan, dan tidak mau dijajah oleh Inggris. Namun, kepentingan Inggris di Mesir dan Timur Tengah, terlalu besar, dan tidak dapat mentolerir terhadap gerakan Ikhwan, yang menjadi ancaman penjajah Inggris, yang bercokol di Mesir.
Ketika, pemimpin tertinggi gerakan Ikhwan itu Hasan al-Banna terbunuh, tidak menimbulkan kevakuuman (kekosongan) kepemimpinan. Kemudian, kepemimpinan Hasan al-Banna digantikan oleh Hasan Hudaibi, seorang pengacara yang lebih tenang. Masa-masa kritis dapat dilaluinya dengan baik, dan sampai gerakan Ikhwan memasuki fase baru. Dan, Hasan al-Bana, ketika terbunuh masih dalam usia yang amat belia, sekitar 40 tahun. Tapi, pengaruh al-Banna, begitu luas, dan berhasil membangkitkan semangat rakyat Mesir, yang waktu itu dijajah Inggris.
Sepertinya, gerakan Ikhwan itu, tak pernah berhenti menghadapi cobaan, yang selalu mengancam eksistensinya. Tetapi, selalu pemimpin-pemimpin dapat membawa gerakan itu, selamat dari situasi yang sulit. Tentu, cobaan yang paling berat dihadapi Ikhwan adalah di zamannya Gamal Abdel Nasser, yang berkiblat ke Soviet. Konon, Nasser sendiri, sebelumnya berinteraksi dengan gerakan Ikhwan, dan menjadi anggota apa yang disebut ‘Tandzim Khos’, yang merupakan salah satu sayap militer dari gerakan Ikhwan, dibangun di zamannya Hassan al-Banna, tujuannya untuk membebaskan negeri Palestina, yang terjajah Israel.
Di zamannya Gamal Abdel Nasser di Mesir terjadi kekerasan politik yang amat luar biasa, di mana Nasser melakukan penangkapan besar-besaran terhadap anggota dan tokoh Ikhwan, yang jumlahnya ribuan orang, dan banyak diantara tokoh yang dihukum mati, diantaranya Sayyid Qutb, Ali Audah, dan sejumlah tokoh lainnya. Sekali lagi, kekerasan politik yang dilakukan setiap rezim yang berkuasa di Mesir, tidak menyebabkan gerakan Ikhwan itu menjadi berhenti, dan mengalami disorientasi. Tapi, para pemimpin Ikhwan tetap dapat menata gerakannya, dan terus berkembang, di seluruh wilayah jazirah Arab, dan bahkan tempat-tempat lainnya.
Mengapa mereka selalu bisa selamat dari krisis, ketika menghadapi berbagai kekuasaan, yang begitu repressif? Ikhwan memiliki landasan ideologi yang kokoh dan methode gerakan yang jelas, yang merupakan warisan para pemimpinnya hingga sekarang. Mereka menuliskan buku-buku yang menjadi rujukan yang selalu penuh dengan nilai-nilai yang bersumberkan pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Hasan al-Banna, Sayyid Qutba, Hasan Hudaibi, Mustafa Masyhur, Musytafa as-Syiba’I, Said Hawa, Yusuf Qardhowi, Fathi Yakan, dan sejumlah pemimpin Ikhwan lainnya. dan mereka adalah para pemikir, yang sangat kaya gagasan pemikiran yang menjadi sumber inspirasi generasi berikutnya, dan tidak pernah kering.
Sekarang, di Mesir sedang dihadapkan persoalan besar, yang mengharuskan gerakan Ikhwan terlibat, yaitu mensikapi perubahan kekuasaan, yang akan berlangsung. Mubarak yang sudah lanjut, dan terlalu tua itu, nampaknya akan mewariskan kekuasaannya kepada anaknya, Gamal yang sekarang menjadi Sekjen National Democratic Party (NDP) di Mesir, yang nampaknya sudah disiapkan oleh Mubarak. Langkah Mubarak inilah yang sekarang ini ditentang keras oleh Mursyid ‘Aam, Ikhwanul Muslimin, Mahdi Akif. Dalam pernyataan di Cairo, pemimpin Ikhwan itu menyatakan : “ Di Mesir tidak ada lagi Mubarak baru”, tegasnya. Artinya, gerakan Ikhwan menolak pengaliah kekuasaan dari Mubarak kepada anaknya, yaitu Gamal.
Gerakan Ikhwan di Mesir bukan hanya menghadapi hegemoni Mubarak di Mesir, tapi gerakan Islam itu, juga harus menghadapi pengaruh politik AS di kawasan Timur Tengah, yang mempunyai implikasi semakin congkaknya entitas politik Zionis-Israel, yang sekarang menguat dengan menangnya kelompok sayap kanan di Israel, Partai Likud dan Parti Yisrael Beiteinou, yang dipimpin Netanyahu dan Lieberman. Kemenangan kedua kelompok sayap kanan di Israel ini, sangat berpengaruh terhadap gerakan Islam, termasuk Ikhwan di Mesir, yang sekerang sedang berusaha melakukan perubahan.
Rezim Mubarak yang merupakan sekutu AS, yang sudah berlangsung hampir tiga dekade, dan sekarang ini menjelang akhir kekuasaannya, AS ingin mendapatkan pijakan baru, yang akan menggantikan Mubarak, dan tidak mungkin akan mentolelir perubahan politik, yang mengancam kepentingan mereka di Timur Tengah. Dan, sejumlah rezim di Timur Tengah sudah melakukan pengalihan kekuasaan kepada keturunan mereka, seperti di Yordania, Syria, dan Mesir sedang dipersiapkan oleh Mubarak. Gerakan Ikhwan terus melakukan langkah-langkah yang berupaya membebaskan negeri-negeri mereka dari para kolaborator asing (AS, Israel, Uni Eropa), yang sekarang ini sedang menjerat negara-negara Arab.
Di Timur Tengah dan Negara-negara Arab, nampaknya demokrasi tidak dapat menjadi harapan, atau solusi bagi perubahan yang mereka inginkan, dan seperti Hamas, yang sudah memenangkan pemilu di tahun 2006, dan menguasai 60 persen kursi parlemen, tapi tetap ditolak oleh Israel, Barat dan sekutunya. Maka, perubahan di Mesir menurut seorang kolumnis Mesir, Fahmi Huwaidi, perlu landasan yag kokoh, yaitu dukungan masyarakat yang luas. Dan, Ikhwan terus membangun landasan itu, guna memperbaiki Mesir.
25 April 2009
DENMARK
Asww.
Asmaa Abdul Hamid: Muslimah Pertama di Parlemen Denmark
Saturday, 25 April 2009 12:37
Asmaa menjadi salah satu Muslimah berjilbab pertama yang menjadi perhatian di parlemen Denmark
Asma Abdul Hamid, muslimah warga negara Denmark yang keturunan
Palestina, terpilih sebagai anggota parklemen Denmark dari daerah pemilihan Udinesse. Demikian seperti diberitakan harian Al-Watan (Arab Saudi) edisi Jumat, 24 April hari ini.
Asma, wanita berjilbab ini akan menjadi wanita muslimah pertama dalam jabatan penting di Denmark, yang sejak muncul kasus karikatur Nabi Muhammad SAW, negara ini dianggap kurang bersahabat dengan Islam. Namun, dengan naiknya Asma, akan memberikan citra lain untuk Denmark.
“Saya akan berkerja dan berjuang untuk warga kami,” katanya.
Sementara itu, menurut Prof. Peter Seabreg, guru besar studi Timur Tengah di Universitas Udinesse Denmark, terpilihnya Asma yang berjilbab dalam panggung politik Denmark akan mengubah pandangan politik Denmark terhadap agama.
“Jilbab mulai masuk ranah politik dan akan menjadi fenomena di Denmark.”
Feminis Forum, salah satu organisasi perempuan di Denmark menilai kehadiran Asmaa di televisi menunjukkan 'menguatnya rasa persamaan etnis dan gender di Denmark.' Sebaliknya, kelompok feminis lainnya, Women for Freedom Association memiliki penilaian yang berbeda. "Pemilihan Asmaa Abdul Hamid, adalah sebuah penghinaan baik terhadap Denmark maupun Muslimah," kata Ketua Asosiasi Vibeke Manniche.
Sebelum masuk parleman, Asmaa adalah seorang presenter televise. Wajahnya muncul pertama kali di siaran televisi Channel 2 Denmark bersama seorang wartawan Denmark Adam Holem (36) pada 29 Maret lalu. Keduanya tampil dalam program pertama yang akan tampil sepanjang 8 episode membicarakan masalah sosial penting yang terjadi di Denmark dengan mengundang seorang nara sumber.
Asma juga menjelaskan bahwa pilihan atas dirinya memikul tanggung jawab besar sebagai wakil atau duta yang mengatasnamakan kaum Muslimin. “Saya selalu berupaya memberi gambar dan penampilan yang baik tentang muslimah berjilbab dalam semua gerak gerik saya. Dalam saya bekerja, belajar atau seluruh kehidupan saya, “ ujarnya.
WanitaMesir
Asww.
Wanita berjilbab kelahiran Mesir yang menjadi salah satu penasihat Obama
Satu lagi peran Muslim dalam kehidupan bernegara Paman Sam. Seorang wanita keturunan Mesir, warga Amerika berjilbab ditunjuk sebagai penasihat Presiden Obama.
Dalia Mogahed, analis senior dan direktur eksekutif Gallup Center, lembaga survey independen tersohor, untuk Kajian Muslim adalah nama tokoh yang ditunjuk menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Obama untuk Hubungan dan Lingkungan Berdasar Keyakinan.
Penunjukkan itu akan membuat Dalia memiliki kesempatan memberi masukan kepada Presiden Obama terhadap sikap praduga dan masalah yang dihadapi dunia Muslim.
Itu tak hanya membuat warga Mesir bahagia--meski juga tetap waspada--, pihak Arab pun mengamati lebih dekat tanda-tanda kepemimpinan baru di Washington yang berupaya meningkatkan hubungan dengan Islam. Hubungan yang diyakini banyak Muslim dirusak dengan parah selama delapan tahun oleh pemerintahan Bush.
Pemilihan Mogahed juga dilihat oleh banyak pihak di Timur Tengah sebagai satu langkah maju Obama menghapuskan stereotip dan penghakiman terhadap Muslim, sesuatu yang menimpa komunitas sejak 11 September 2001 silam.
"Dalia Mogahed adalah contoh terbaik dari wanita Muslim sukses. Ia membuktikan jika Muslim pun dapat berhasil di segala bidang, paling tidah di bidang keahliannya," ujar seorang pengunjung situs yang menuliskan komentarnya di harian independen Al Masry al Youm, seperti yang dikutip oleh Latimes.com, Rabu, 22 April.
Dalia, kelahiran Mesir pindah bersama keluarganya ke Amerika Serika hampir 30 tahun lalu. Baru-baru ini, ia menjadi salah satu penulis utama dalam "Who Speaks for Islam" (diterjemahkan oleh penerbit Mizan dengan judul "Saatnya Muslim Bicara") dengan John Esposito, guru besar ilmu politik Amerika, orang yang dikritik banyak pihak sebagai pemberi maaf Islam. Dalia dan Esposito menerbitkan lembar opini bulan ini dalam The Times, berjudul Ketidakpedulian Amerika terhadap Islam dan Dunia Muslim.
Meski seorang Islam, Dalia tetap menyatakan diri loyalitas pertama akan diberikan kepada negaranya, demikian dalam sebuah wawancara dengna Al Masry al Youm, Senin pekan ini yang mengecewakan beberapa orang.
"Saya pikir loyalitas pertama ia pada Islam, baru yang lain," ujar seorang komentator, masih di website Al Masry. "Saya takut mereka mungkin akan mempermainkan dan menggunakan kamu sebagai kedok politik mereka yang tidak benar-benar mengarah pada Mesir, Arab, dan dunia Muslim," imbuh komentar itu./itz
HP
Asww.
Dalam musyawarah yang diharapkan akan memantapkan rencana koalisi PKS ini, setiap peserta dilarang membawa telepon genggam ke dalam ruangan rapat. Ketika mendaftar di meja penerima tamu, setiap peserta juga dimintai telepon genggamnya lalu disimpan dalam plastik berukuran sedang yang sudah ditulisi dengan nama si pemilik.
"Ah, biasa itu di PKS. Semua disimpan, biar konsentrasi," ujar Presiden PKS Tifatul Sembiring sebelum rapat dimulai.
Namun, Tifatul sendiri belum menyerahkan telepon genggamnya. Plastik berukuran sedang yang bertuliskan namanya masih tergeletak kosong di atas meja penerima tamu. Tifatul berjanji akan menyerahkannya begitu musyawarah dimulai.
Hal serupa juga dilakukan oleh anggota Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid. Hidayat menyerahkan dua telepon genggamnya sebelum masuk ke ruangan rapat.
"Ini pertama kali ya, tapi pertimbangan panitia mungkin besar. Karena yang dibicarakan serius jadi harus konsentrasi," ujar Hidayat.
Musyawarah ini akan berlangsung selama dua hari hingga besok. Tifatul maupun Hidayat berharap aspirasi dari akar rumput PKS yang akan menjadi dasar pengambilan sikap partai bernomor urut delapan ini dalam percaturan politik ke depannya.
24 April 2009
DoáNabiIbrahim
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqqrah:172)
23 April 2009
HukumSalamanLakiLakiDengaWanita
Asww.
القرضاوي: أكتم بعض الفتاوى تجنبا للتشويش
الدوحة– كشف العلامة الدكتور يوسف القرضاوي رئيس الاتحاد العالمي لعلماء المسلمين عن أنه يكتم اجتهادات فقهية وفتاوى حول قضايا معاصرة تجنبا لتشويش الجماهير عليه، مشيرا إلى أنه أخفى فتواه بجواز مصافحة الرجال للنساء الأجانب عند الضرورة لعدة سنوات.
وفي الندوة التي نظمتها وزارة الأوقاف القطرية مساء الإثنين للاحتفال بذكرى الشيخ عبد الله بن زيد آل محمود، أشهر قضاة قطر وعلمائها طوال الستين عاما الأخيرة، قال د. القرضاوي: إن "كثيرا من العلماء المعاصرين يتخوفون من إعلان اجتهاداتهم التي تخالف الآراء السائدة".
وفاجأ فضيلته الحضور بقوله: "كان لي رأي في مصافحة الرجل للمرأة وصلت إليه ولم أنشره إلا بعد سنوات خشية أن يشوش الناس علي"، مشيرا إلى أنه يرى "جواز مصافحة الرجل للمرأة بشرطين هما أن تكون هناك ضرورة، وحال أمنت الفتنة".
وضرب مثلا عمليا لفتواه بما يحدث له عند زيارة قريته "صفط تراب" (التابعة لمدينة المحلة الكبرى شمال القاهرة) وتستقبله قريباته -بنات العم والخال والجارات- وهن يمددن أيديهن فيضطر لمصافحتهن.
واعتبر "أن الفتنة مأمونة في تلك المصافحة بحكم القرابة وكبر السن، وليس من اللائق رد يد القريبة أو الجارة الممدودة يدها بالسلام"، موضحا أنه لم يجرؤ على نشر الفتوى لسنوات، ثم نشرها في الجزء الثاني من كتابه "فتاوى معاصرة".
وجاء كشف القرضاوي عن إخفاء هذه الفتوى في معرض حديثه عن الشجاعة الأدبية والعلمية للشيخ ابن محمود، مشيرا إلى أن ابن محمود أفتى بجواز إحرام الحجاج من مطار جدة بدلا من إحرامهم بالطائرات، وبجواز رمي الحجاج للجمرات قبل الزوال أيام العاشر والحادي عشر والثاني عشر من ذي الحجة، وبجواز حلق الشعر وقص الأظافر للمضحي في الأيام العشر الأولى من ذي الحجة....؟
وشدد القرضاوي على ضرورة تحلي العلماء بالشجاعة العلمية في اختيار الرأي الذي يقتنعون بصحته والشجاعة الأدبية في إعلان الرأي للناس.
وقال: إن "هناك علماء متحررون يسيرون وراء الدليل، وليس وراء فلان أو علان، ينظرون إلى ما قيل، لا من قال، وقد يصلون باجتهادهم إلى آراء لها قيمتها في ميزان العلم، ولكنهم يحتفظون بها في صدورهم، أو يفتون بها لخاصة خاصتهم ولا يجرؤون أن يعلنوها للناس، خشية من هياج العامة أو سخط الخاصة، وخوفا من أن تتعرض سمعتهم للتشويش من الحرفيين والجامدين".
وفي هذا الصدد ذكر القرضاوي أن الشيخ محمد أبو زهرة، أحد كبار علماء الأزهر الراحلين، أخفى رأيه في حد رجم الزاني المحصن 20 عاما، ثم أعلنه أمام علماء مختصين منهم الشيخ مصطفى الزرقا، والدكتور صبحي الصالح، والدكتور حسين حامد حسان في ندوة عن "التشريع الإسلامي" في ليبيا عام 1972.
وكان الشيخ أبو زهرة يرى أن رجم الزاني المحصن كان شريعة يهودية، أقرها الرسول في أول الأمر، ثم نسخت بحد الجلد في سورة النور.
رضا السلاطين
في المقابل انتقد القرضاوي: "العلماء الذين يراعون رضا السلاطين والأمراء ويتبعون أهواءهم فيفرخون لهم من الفتاوى والتخريجات والحيل، ما يسهل لهم ما يريدون من قرارات وقوانين، قد تحلل الحرام، أو تحرم الحلال، أو تسقط الفرائض أو تشرع في الدين ما لم يأذن به الله، وهؤلاء هم الذين يسمون "علماء السلطة" أو "عملاء الشرطة" أعاذنا الله شرهم".
كما انتقد العلماء والخطباء والدعاة الذين يراعون رضا عوام المتدينين وجماهيرهم، ويتبعون أهواءهم، بالتشدد في الدين، والتعسير في الفتوى، مشيرا إلى أن كثيرا من المتدينين يعجبهم العالم المحافظ المتشدد، ولا يعجبهم العالم الميسر المجدد.
واعتبر أن دخول العلماء "سوق المزايدة في الدين لاكتساب رضا المتزمتين وإعجابهم ينافي التجرد للحق، والإخلاص لله، بل هو رياء المهلك".
وعلق الشيخ القرضاوي على قول البعض إن العالم المعسر المشدد أكثر ورعا، وأعظم تقوى لله من الميسر قائلا: "هذا خطأ كبير لأن العالم الذي يفتي بالتيسير يتبع المنهج القرآني والهدي النبوي، ويتبع منهج الخلفاء الراشدين خاصة، والصحابة عامة، مثل حبر الأمة، وترجمان القرآن: عبد الله بن عباس الذي اشتهر برخصه".
UjianNasional
Asww.
1- التوكل على الله، والاعتماد عليه: ﴿إِنَّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً﴾ (الكهف: من الآية 30).
2- المذاكرة المنتظمة: تخصيص ساعات يومية للمذاكرة.
3- المراجعة المنتظمة: مهم جدًّا فهم المادة الجديدة، ومراجعة المادة القديمة بصورة منتظمة، وتحديد يوم في الأسبوع لمراجعة مواد الأسبوع، وبهذه الطريقة في المراجعة تسهل المراجعة قبل الامتحان.
4- الانتباه الدائم: الأوائل دائمًا هم الذين يركِّزون عند شرح المدرس، وعند المذاكرة، وعند المراجعة.
5- الاستفسار عن الأمور غير المفهومة: الأوائل دائمًا هم الذين يستفسرون عما استعصى عليهم فهمه، ويناقشون المعلم أثناء الشرح أو خارج الصف.
6- وجود هدف يراود مخيِّلَتهم: يسعون دائمًا للوصول إلى أهدافهم.
7- أداء الواجبات المطلوبة منهم: عدم تأجيلها، وابتداع أسباب واهية كالإرهاق، والتمارض كمبررات لها.
وهكذا نرى أن الاستعداد للامتحان ليس وليد الأسبوع، أو اليوم الذي يسبق الامتحان وإنما هي عملية مستمرة من أول يوم في العام الدراسي.
20 April 2009
FikihIslami
Ass.Wr.Wb
Tanya, Bagaimana hukum mensholatkan seorang muslim yang meninggal karena bunuh diri ?
Jawaban Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,
Pada dasarnya, hukum melakukan shalat jenazah atas muslim adalah fardhu kifayah meskipun ia melakukan maksiat dan dosa besar. Larangan untuk memandikan, menshalatkan dan menguburkan jenazah hanyalah berlaku untuk orang kafir atau orang yang murtad.
Dalam hal ini bunuh diri memang merupakan perbuatan yang dilarang keras dalam Alquran. Allah befirman, "Janganlah kalian membunuh diri kalian." (An-Nisa; 29). Hanya saja selama ia tidak menampakkan tanda-tanda keluar dari Islam, maka masih dianggap sebagai muslim yang layak disalatkan dan dikuburkan di pekuburan umat Islam.
Adapun jika diketahui lewat tulisan atau ucapannya sebelum meninggal bahwa ia menghalalkan perbuatan bunuh diri tersebut dan dianggap sebagai sesuatu yang sah dan halal, maka ia sudah murtad sehingga tidak boleh dimandikan, dishalatkan, dan dikuburkan di pekuburan kaum muslimin.
Dalam Fatwa nomor 8632, Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta dijelaskan bahwa orang yang mati bunuh diri dan ahli maksiat tetap wajib dishalatkan. Selama dia masih berstatus muslim.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
BEKERJALAHKAMU
(1) وقل اعملوا
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه..
قال تعالى: ﴿وَقُلِ اعملوا فَسَيَرَى الله عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ﴾ (التوبة: من الآية 105)؛ أي أن عملكم لا يخفى على الله ولا على رسوله ولا على المؤمنين، ومن علم أن عمله لا يخفى رغب في أعمال الخير، وتجنَّب أعمالَ الشرَّ، بهمَّةٍ عاليةٍ مع إخلاص النية لله عزَّ وجلَّ، فالهمَّة العالية والنيَّة الخالصة إذا اجتمعتا بلغتا بالعبد غايةَ المراد.. قال تعالى: ﴿فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ﴾ (محمد: من الآية 21).
الرسالة العظيمة لا بدَّ لها من همَّة عالية..
أيها الإخوان.. هذا نداءُ الله إليكم وإلى الناس أجمعين، وأنتم أَولى الناس بالمسارعة في الطاعات؛ لأنكم تحملون أعظم رسالة.. رسالة محمد صلى الله عليه وسلم، التي تحمل الخيرَ للدنيا بأسْرها، والتي لا يمكن أن تبلغَ غايتَها إلا بدعاةٍ يأخذون دينَهم بقوةٍ، ويتحمَّلون المسئوليةَ بجدٍّ وعزمٍ، قال تعالى: ﴿يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ﴾ (مريم: من الآية 12)، وقال: ﴿وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الأَلْوَاحِ مِن كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَتَفْصِيلاً لِّكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ﴾ (الأعراف: من الآية 145) وقال: ﴿خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ﴾ (البقرة: من الآية 63).
فأَخْذُ هذا الكتابِ وحَمْلُ هذه الرسالةِ يحتاج إلى إحساسٍ عظيمٍ بالمسئولية، وشدةِ عزيمة وقوة شكيمة, ولا يطيق ذلك إلا الكرامُ الأخيارُ المستعدُّون للبذل والتضحية.. يقول الأستاذ الإمام حسن البنا رحمه الله لشباب الدعوة: "إنما تنجحُ الفكرةُ إذا قَوِيَ الإيمانُ بها، وتوفَّر الإخلاصُ في سبيلها، وازدادت الحماسةُ لها، ووُجد الاستعدادُ الذي يحمل على التضحية والعمل لتحقيقها".
أنتم الرواحل في هذه الأمة..
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "تَجِدُونَ النَّاسَ كَإِبِلٍ مِائَةٍ لاَ يَجِدُ الرَّجُلُ فِيهَا رَاحِلَةً" وفي رواية: "لاَ تَكَادُ تَجِدُ فِيهَا رَاحِلَةً" (رواه الشيخان)، والراحلة: هي الجملُ النجيبُ القويُّ على حمل الأثقال وطول الأسفار مع جمال المنظر وحسن الهيئة، وهو قليلٌ نادرٌ، وكذلك المُنْتَجَبون من الناس القادرون على حمل الأعباء وتحمُّل المشاقِّ والتضحية من أجل الغايات العظيمة؛ هم قلة، لا تكاد تعثر في كل مائةٍ من الناس على واحدٍ منهم، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لاَ نَعْلَمُ شَيْئًا خَيْرًا مِنْ مِائَةٍ مِثْلِهِ إِلَّا الرَّجُلَ الْمُؤْمِنَ" (أحمد) وفي رواية: "لا نَعْلَمُ شَيْئًا خَيْرًا مِنْ أَلْفٍ مِثْلِهُ إِلَّا الرَّجُلَ الْمُؤْمِنَ" (الطبراني)، ولمثل هذا تتم عملية التربية في دعوتكم، أيها الإخوان، فلستم من أولئك الذين قيل فيهم:
إنّي لأفتَحُ عَينِيَ حِينَ أفتَحُها عَلَى كَثِيرٍ ولكن لا أرى أحَدا
بل إنكم تهيِّئون أنفسكم للقيام بدورٍ عظيمٍ في خدمة دينِكم وأمتِكم، تنهضون به، وتُنْهِضون الأمةَ معكم، ولهذا قال الإمامُ الشهيدُ المؤسِّسُ رحمه الله: "ومن هنا كثُرتْ واجباتُكم، ومن هنا عظُمتْ تبعاتُكم، ومن هنا تضاعفت حقوقُ أمتكم عليكم، ومن هنا ثقُلت الأمانةُ في أعناقكم، ومن هنا وجب عليكم أن تفكِّروا طويلاً، وأن تعملوا كثيرًا، وأن تحدِّدوا موقفَكم، وأن تتقدَّموا للإنقاذ، وأن تُعْطُوا الأمةَ حقَّها كاملاً من هذا الشباب".
لا تكونوا إمعات..
أيها الإخوان، إن وضوحَ أهدافِكم ونُبلَ غاياتِكم وسُمُوَّ مقاصدِكم، وتَفَهُّمَكم لحاجةِ الدنيا إلى دعوتكم لحَرِيٌّ أن يجددَ عزائمكم ويطلقَ طاقاتكم، ويدفعَكم إلى مقدمة صفوف المصلحين، ويمنعكم من التكاسل والفتور، أو التراخي والتردُّد، أو الاتصاف بالإمعية، وها هو نبينا صلى الله عليه وسلم يقول: "لاَ تَكُونُوا إِمَّعَةً، تَقُولُونَ: إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا، وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا، وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ؛ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا، وَإِنْ أَسَاءُوا فَلاَ تَظْلِمُوا" (الترمذي).
يقول الأخ الأستاذ البهي الخولي رحمه الله: "إن الداعية يجب أن يشعر بأن دعوتَه حيَّةٌ في أعصابه، متوهِّجة في ضميره، تصيح في دمائه، فتُعْجِله عن الراحة والدعة إلى الحركة والعمل، وتشغله بها في نفسه وولده وماله، وهذا هو الداعيةُ الصادقُ الذي تُحِسُّ إيمانَه بدعوتِه في النظرةِ والحركةِ والإشارةِ، وفي السِّمَةِ التي تختلط بماءِ وجهِه".
من هذا المنطلق أردت أن أناجيَكم- أيها الأحبةُ- بهذه السلسلةِ من (حديث من القلب) أذكِّركم ونفسي فيه بواجبنا الأكبر ومهمَّتنا العظيمة، لتنهض هممُنا، وتَنْشط عزائمُنا، ونغادر الكسلَ والفتورَ، ونكون عند أمرِ الله لنا، وعند حُسْنِ ظنِّ أمتِنا بنا، لا يثنينا عن واجبنا ودعوتنا كثرةُ الخصوم ولا تكالب قوى الشر.
وأنا على يقينٍ أننا إذا حقَّقنا القوةَ في حَمْل دعوتِنا فسيقرِّب الله يومَ النصر ويحققُ الآمال، قال تعالى ﴿وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ﴾ (الأعراف: 170).
وتأمَّل أخي الكريم ما في قوله ﴿يُمَسِّكُونَ﴾ من دلالةٍ على القوة والحرص والعزم والجزم والهمَّة في الأخذ بالكتاب!.
وإلى لقاء آخر مع (حديث من القلب) أستودعكم الله الذي لا تضيع ودائعه.. والله أكبر ولله الحمد.
10 April 2009
Syura
Asww.
جدد فضيلة الأستاذ محمد مهدي عاكف المرشد العام للإخوان المسلمين تأكيد أن مبدأ الشورى هو
الذي يحكم قرارات الجماعة ومؤسساتها، وأن الإخوان سيختارون الأصلح لقيادة الجماعة في الفترة القادمة.
وقال لقناة (الجزيرة) اليوم: "لا فرقَ بين إخوان الداخل والخارج فنحن تربينا جميعًا على منهجٍ واحدٍ ومبادئ واحدة".
وشدد في حديثه على أنه لا يوجد داخل جماعة الإخوان تيار إصلاحي وآخر متشدد؛ لأن هذه تعريفات حزبية، مشيرًا إلى احتضان الجماعة لكافة الآراء والاتجاهات، وخضوع الجميع في النهاية لرؤية وقرار مؤسساتها.
وأبدى فضيلته تعجبه من إثارة الحديث عن عدم ترشيحه لفترة جديدة على الرغم من أنه حسم هذا الأمر عند قبوله المسئولية نزولاً على إرادة الجماعة وأصرَّ أن يتولاها لفترة واحدة.
وحول مسألة توريث الحكم لجمال نجل الرئيس مبارك، قال فضيلته: "عندما قال جمال إنه سوف يُرشِّح نفسه لانتخابات الرئاسة لم نعترض باعتباره واحدًا من الشعب، ولكن قلنا له بأن يترك قصر أبيه، ثم حدث ما حدث في انتخابات المحليات ومجلس الشورى من تزوير واعتقالات فقلت: الرجل الذي يرأس أمانة السياسات التي تحكم مصر لا يجوز له أن يصبح رئيسًا للجمهورية".
ونفى فضيلته أن تكون الجماعة في خلافٍ مع القوى السياسية والوطنية في مصر، ولكنه أكد في الوقت ذاته أن الإخوان يتحركون بنظامٍ وحكمةٍ وصبرٍ جميل نابعٍ من حرص الجماعة على مصلحة الشعب، وألا تسيل دماء، ولا تنتشر الفوضى بين أفراده نتيجة أية تحركاتٍ غير محسوبة.
وأشار إلى أن الإخوان طالما رحبوا بالحوار مع النظام، ولكنه لا يفي بوعوده، فكثيرًا ما جاء الوسطاء وأبدى الإخوان ترحيبًا بالحوار إلا أنهم انصرفوا ولم يعودوا في دليلٍ واضحٍ على أن هذا النظامَ لا يريد الحوار وينحاز بشدةٍ إلى أمريكا والكيان الصهيوني.
ورفض فضيلته مَن يقول إن أطرافًا في الجماعة تعارض تصريحاته ومواقفه بعد تعيينات مكتب الإرشاد الأخيرة، مشيرًا إلى أن تصريحاته تلك لم تكن فرديةً إنما مؤسسية تُعبِّر عن مواقف وآراء الجماعة.
وعبَّر عن إعجابه الشديد بالجيل الجديد من شباب الإخوان المدونين على الرغم من أن بعضهم يأخذون مواقف مضادة منه ويهاجمونه، موضحًا أن الخير والمستقبل في هذا الجيل، وأنه ليس من حق أحد أن يحكم على انتمائهم للجماعة أو يخرجهم منها.
وأكد فضيلته أن الإخوان المسلمين يدعمون القضية الفلسطينية، ولا يفرقون بين فصيلٍ وآخر، ويقفون بجانب الحق الذي يجب أن يعتز به كل فلسطيني وعربي، مستنكرين في الوقت ذاته الانحراف الخطير في مواقف حركة فتح بعد أوسلو ومدريد.
وكشف عن أن الإخوان المسلمين في إيران جددوا بيعتهم وارتباطهم بالجماعة، نافيًا بذلك ما أُثير حول انفصالهم.
وأضاف فضيلته أن الإخوان اختاروا عدم جواز حكم القبطي، ثم تركوا للشعب أن يحكم ويختار مَن يشاء.
SavePalestina
Organisasi-organisasi pro-Palestina di Eropa menyerukan semua organisasi hak asasi manusia yang peduli dengan hukum dan kemanusiaan untuk menyelamatkan satu setengah juta warga Palestina di Jalur Gaza yang masih berada di bawah blokade rezim Zionis Israel.
Juru Bicara kampanye Sameh Habib mengungkapkan, blokade Israel telah menyebabkan warga Gaza hidup dalam kesulitan dan tidak mendapat akses untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Untuk itu, kata Habib, semua organisasi kemanusiaan di internasional harus menggalang kekuatan dan melakukan intervensi untuk mengakhiri blokade keji yang dilakukan rezim Zionis terhadap warga Gaza yang sudah berlangsung selama tiga tahun.
Seruan gerakan pro Gaza itu bersamaan dengan kunjungan tim bantuan dari Skotlandia yang dipimpin oleh anggota parlemen Skotlandia Pauline McNeill ke Jalur Gaza hari Kamis kemarin. Menurut Juru Bicara dari Komite Pemerintah Untuk Mengakhiri Blokade Israel, Adel Zu'rub, utusan kedua dari Eropa juga akan mengunjungi Gaza bulan Mei mendatang. Tim dari kota Milan itu akan membawa bertruk-truk bantuan medis untuk rumah-rumah sakit di Gaza.
Sementara itu, pimpinan Sinn Fein-salah satu partai politik terbesar di Irlandia-Gerry Adams juga mendesak Israel agar mencabut blokadenya di Gaza. Adams bahkan menyebut Jalur Gaza ibarat sebuah "penjara di alam terbuka".
"Blokade Israel di Gaza adalah tindakan yang sangat salah. Blokade itu merupakan bentuk penolakan total Israel terhadap hak asasi rakyat Palestina. Gaza ibarat sebuah penjara di alam terbuka. Warga tidak leluasa keluar masuk Gaza," kata Adams di sela-sela kunjungan dua harinya ke Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Dalam kunjungannya, Adams bertemu dengan perdana menteri dari Hamas, Ismail Haniyah, para pejabat PBB, para pimpinan komunitas sipil dan pimpinan otoritas Palestina Mahmud Abbas. Pada kesempatan itu, Adams juga mengatakan bahwa Israel harus melakukan pembicaraan dengan Hamas untuk mencari solusi atas koflik Israel-Palestina. (ln/prtv/PIC
08 April 2009
Demokrasi
Wasilah untuk Perubahan
Beberapa hari lagi kita akan melakukan Pemilu yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Indonesia. Dan pesta demokrasi pun dimulai. Dengan itu pula komentar pembela dan penghujat demokrasi bertebaran. Saling serang sana-sini, saling lempar pernyataan dan klaim sepihak. Dan ini sebagian besar dilakukan oleh kalangan umat Islam sendiri.
Demokrasi menantang umat Islam untuk bertanding! Bagi yang tidak ingin bertanding sebaiknya diam dan menjadi penonton setia, dan bagi pemainnya sebaiknya tidak perlu mengikuti komentar-komentar penonton yang pada hiruk-pikuk berteriak-teriak.
Pemain sudah selayaknya berkonsentrasi kepada cara pemenangan pertandingan tersebut, tentunya dengan sesuai syar’i. Tingkat ke syar’ian ini pun sering menjadi polemik, antara komentar penonton dan para pemain yang sedang bertanding.
Itulah ibarat atlit yang sedang bertanding dengan dilihat penonton yang selalu bersorak-sorai, tak lupa dengan komentar celaan, makian maupun hujatan. Itu sudah biasa!
Dan seperti halnya, demokrasi adalah sebuah jalan sebagai prasarana yang hanya bisa dipergunakan untuk saat ini, dan partai adalah kendaraan sebagai sarana yang telah tersedia. Dengan itu kaum kafir menantang umat Islam untuk ikut serta dalam perlombaan tersebut.
Sesuatu hal yang haram dan halal telah ditetapkan secara qhot’i oleh Allah dan adapula sesuatu hukum yang bersifat halal dan haram bisa juga disesuaikan dengan ijtihad para ulama. Hal ini yang tidak boleh dinafikan. Dan inilah yang sering menjadi tolok ukur perbedaan ulama satu dengan yang lainnya. Mungkin kita perlu mengingat peringatan Allah kepada kita : “Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku tentang rizki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal.’ Katakanlah: ‘Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan (kedustaan) terhadap Allah?’ Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat? Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.” (QS.Yūnus 59-60)
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, ‘Ini halal dan ini haram,’ untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidaklah beruntung.” (QS. An-Nahl 116)
Sebuah ijtihad ulama tidak dapat dinyatakan mutlak kebenarannya dari ulama yang lainnya. Dengan kata lain, sesuatu yang diharamkan oleh ulama belum tentu sesuatu tersebut diharamkan oleh Allah.
Dan demokrasi itu sendiri adalah hal yang menjadi perdebatan para ulama, ada yang menyatakan halal untuk mengikuti demokrasi selama tidak meyakininya, dan ada yang mengharamkannya karena ke-tasyabuh-annya. Mungkin kita perlu mengingat pendapat seorang ulama yang menjadi banyak disepakati para ulama (al-Fakhr ar-Rāzi) “yaitu sesuatu yang bermanfaat adalah halal dan sesuatu yang mendatangkan mudharat adalah haram”. Jika demokrasi mampu mendatangkan kemaslahatan untuk kembali tegaknya khilafah Islamiyah, lalu apakah itu mutlak diharamkan?
Demokrasi adalah ajang latihan para umat Islam untuk dapat mengelola sebuah Daulah atau bahkan Khilafah. Ini adalah training untuk mendapatkan kembali kejayaan Islam. Sesungguhnya mengelola sebuah daerah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ada banyak masalah yang harus dipecahkan, ada banyak agenda yang harus diselesaikan.
Semua itu perlu latihan dengan tujuan yang jelas. Semua itu ketika umat Islam dapat memenangkan arena pertandingan ini (demokrasi).
Lalu seandainya umat Islam tidak ada yang mengikuti alur demokrasi itu sendiri, apakah mampu mereka menguasai sebuah daerah dengan legalitas yang jelas? Tentu tidak.
Tentu yang mendapatkan dan menguasai sebuah daerah tersebut pasti orang-orang non Islam. Dan umat Islam hanya menjadi kacung-kacung yang hanya mampu berteriak tetapi tidak mampu bertindak apapun.
Dan seandainya saja, umat Islam memenangkan golput. Apakah dengan golput bisa menguasai sebuah daerah? Tentu tidak, pemilu bukanlah sebuah rapat yang jika tidak dihadiri quota peserta rapat menjadi tidak sah. Kemenangan golput hanya mampu menjatuhkan sebuah kredibilitas pemerintahan tetapi bukan sebuah legalitas.
Dengan demokrasi ini Umat Islam ditantang untuk menerapkan system Islamnya yang menyeluruh dan sempurna dalam berbagai bidang. Dengan penerapan ini, jelas untuk memberikan sebuah pernyataan bahwa Islam telah memberikan solusi dari berbagai hal.
Mana mungkin Islam akan tegak dengan kata? Karena Rasulullah sendiri tidak hanya berkata-kata, tetapi menerapkan sistem syariat Islam kedalam pemerintahannya tanpa harus berteriak-teriak “tegakkan syari’at!”. (FA/inilah)
SYBUBUHAT
Asww.
Berhati-hati dengan Barang Syubhat
”Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang haram itu sudah jelas, di antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barangsiapa berhati-hati dengan yang syubhat, ia telah memelihara agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjatuh pada syubhat, maka ia telah terjerumus pada yang haram.” (Muslim)
Kalimat itu diucapkan Nabi Muhammad saw. lebih dari 14 abad silam. Beliau memberi peringatan kepada kita untuk berhati-hati dalam masalah halal dan haram, serta sesuatu yang tidak jelas di antara keduanya. Hal itu menyangkut rezeki yang didapat, makanan yang dikonsumsi, pakaian yang dikenakan, nafkah yang diberikan kepada keluarga, dan hal-hal lain yang terkait dengan hidup keseharian kita. Semuanya harus berasal dari yang halal, baik secara hukum maupun secara zat. Allah swt. memerintahkan kita untuk selektif dalam mengkonsumsi segala hal yang menjadi kebutuhan hidup kita.
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168)
Implikasi mengkonsumsi barang haram sangat signifikan bagi kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia akan berdampak pada perilaku, akhlak, psikologi, emosi, kesehatan, dan keturunan kita. Sedangkan di akhirat ada dua kemungkinan: masuk surga dengan menikmati segala kenikmatannya, atau neraka dengan menanggung segala siksanya.
Karena itu tak heran jika Abu Bakar sangat ketat dalam hal ini. Di satu riwayat disebutkan bahwa suatu hari pembantu Abu Bakar datang dengan membawa makanan. Seketika Abu Bakar mengambil dan memakannya. Sang Pembantu berkata, “Wahai Khalifah Rasululillah, biasanya setiap kali aku datang membawa makanan, Anda selalu bertanya dari mana asal makanan yang aku bawa. Kenapa sekarang Anda tidak bertanya?”
Abu Bakar menjawab, “Sungguh hari ini aku sangat lapar sehingga lupa untuk menanyakan hal itu. Kalau begitu ceritakanlah, dari mana kamu mendapat makanan ini?”
Si Pembantu menjawab, “Dulu sebelum aku masuk Islam profesiku adalah sebagai dukun. Suatu hari aku pernah diminta salah satu suku untuk membacakan mantra di kampong mereka. Mereka berjanji akan membalas jasaku itu. Pada hari ini aku melewati kampung itu dan kebetulan mereka sedang mengadakan pesta, maka mereka pun menyiapkan makanan untukku sebagai balasan atas jasa perdukunan yang pernah kuberikan.”
Mendengar itu spontan Abu Bakar memasukkan jari ke kerongkongannya agar bisa muntah. Setelah muntah Abu Bakar berkata, “Jika untuk mengeluarkan makanan itu aku harus menebus dengan nyawa, pasti akan aku lakukan karena aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Tidak ada daging yang tumbuh dari makanan yang haram melainkan neraka layak untuk dirinya’.”
Subscribe to:
Posts (Atom)