18 March 2009

RasulullahTeladanUmmat


Asww.

Segala puji hanya milik Allah, dan shalawat dan salam kepada Rasulullah beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari pembalasan… selanjutnya:

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21)

Ketika Allah SWT mengutus Rasul-Nya -saw-, maka bersatu suku-suku yang terpecah belah, lenyap permusuhan antar kabilah dan kelompok serta sukuk, dan ditetapkan batasan-batasan dan hukum-hukum dalam berperang, meletakkan dasar-dasar moralitas, menyempurnakan nilai-nilai kemuliaannya, sehingga terbentuk darinya umat yang dibangun oleh dasar-dasar kebebasan, menegakkan kebenaran, keadilan dan kesetaraan antara sesama manusia, tanpa perbedaan warna, gender atau kelas dan tingkatan.. Dan tidak akan tegak suatu umat kecuali karena kebaikan yang dilakukan pada masa awal dan akhirnya, sebagaimana tidak akan berdiri suatu umat kecuali dengan meneladani Rasulullah saw.

Oleh karena itu, umat Islam harus mempelajari sirah Nabi saw, sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilainya dan pelajarannya dalam diri mereka dan membuat mereka menjadi panutan bagi manusia dalam ke istiqamahan dan kebaikan sejarah hidup mereka, lurus jalan hidupnya melalui dakwah mereka dalam melakukan reformasi. Sehingga itu semua; Nabi saw kembali menjadi cahaya yang terang benderang dan mengusir gelapnya kehidupan mereka, serta memberikan hawa sejuk dan kehangatan ke dalam hati, pikiran dan perilaku. Sebagaimana -dengan itu pula- masyarakat Islam dapat kembali integritasnya, istiqamahnya dan keteladanannya serta kembali mampu berada di garis terdepan dalam kepemimpinan di seluruh bangsa di dunia, serta terwujud firman Allah:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman”. (Ali Imran:110)

Bahwasanya krisis yang paling serius yang terjadi saat ini adalah krisis keteladanan; keteladanan yang baik dan saleh di tingkat masyarakat dan bangsa, bukan hanya pada tingkat individu, karena –al-hamdulillah- kita punya sosok teladan, namun bangsa tidak dapat berubah oleh individu yang kecil, melainkan nasib bangsa-bangsa perlunya perubahan kolektif dan kerja secara kolektif, dan jika terjadi kekosongan yang panjang pada masalah ini, maka akan menjadi ancaman krisis bagi seluruh dunia dan bahkan akan runtuh kehidupan bangsanya dan mengalami kegagalan sistem yang ada dan pada akhirnya akan berpaling dari Allah SWT.

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai umat Islam seluruhnya…

Sesungguhnya umat Islam saat ini sangat membutuhkan untuk mengingat sirah dan mengenang perjalanan hidup nabi Muhammad saw yang telah menanggung beban menghadapi berbagai cobaan, celaan dan siksaan, sabar dalam meniti jalan yang berat dan penuh onak dan duri demi tegaknya ajaran Islam dan terbangunnya jati diri dan umat yang mulia sehingga mereka menjadi teladan yang baik secara nyata, menghilangkan wahm (keraguan) dalam jiwa mereka dan menghancurkan kesewenang-wenangan dan ketidakadilan di negeri mereka.

Setiap muslim dan muslimah memiliki kewajiban untuk meneladani Rasulullah saw dalam berbagai aspek kehidupan mereka, karena hal tersebut merupakan jalan satu-satunya untuk mencapai keamanan dan kebahagiaan di dunia, dan keberuntungan dan nikmat di akhirat.

Meneladani Rasulullah dapat ditinjau dari berbagai hal:

- Ibadah: Bahwa beliau adalah orang yang paling tahu dan mengenal Allah, orang yang paling takut dan bertaqwa, namun beliau orang yang kadang puasa kadang berbuka, tidur dan bangun, dan menggauli wanita (istri) dengan baik, namun tidak mempengaruhi posisi beliau sebagai orang yang paling banyak beribadah.

– Berinteraksi dengan tetangga: Nabi saw bersabda:

مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّّثُهُ

“Jibril selalu mewasiatkan kepada saya tentang tetangga sampai aku menyangka bahwa tetangga mendapat hak warisan”. (Muttafaq alaih)

– Berinteraksi dengan sesama manusia: Beliau kadang menjual dan membeli, sangat sopan jika menjual dan sangat ramah jika membeli, ramah saat memutuskan hukum dan ramah pula saat menuntut hukuman.

– Akhlaq dan perilaku secara umum: Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam berakhlaq dan beretika, orang yang paling mulai dan paling bertaqwa dalam berinteraksi. Allah berfirman sambil memuji nabi saw:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Sungguh dalam dirimu terdapat akhlaq yang mulia”. (Al-Qalam:4)

Dan Aisyah pernah berkata ketika ditanya kepadanya tentang akhlaq nabi saw, beliau berkata:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآن

“Akhlaq nabi adalah Al-Qur’an”. (Shahih Muslim)

– Damai dan Perang serta selalu menghormati dan memenuhi janji: “Rasulullah saw masuk ke kota Madinah dengan mengangkat bendera perdamaian.

Ketika masuk kota Madinah beliau berkata:

أَيُّهَا النَّاسُ: أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ

“Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, shalat malam lah saat orang lain tidur lelap niscaya masuk surga dengan selamat”. (Tirmidzi dari Abdullah bin Salam),

Dan ketika memasuki kota Mekah saat berhasil menaklukkannya, beliau berkata kepada orang yang memusuhi dan memeranginya:

اِذْهَبُوا فَأَنْتُمْ الطُّلَقَاءُ

“Pergilah kalian, hari ini kalian bebas”.

Demi Allah, Sungguh sangat menakjubkan sejarah hidupmu, wahai Rasulullah. Sungguh agung perilaku dan akhlaqmu, sehingga semua itu adalah madrasah Ilahiyah bagi setiap pemimpin, bagi setiap presiden, bagi setiap penguasa, bagi setiap komandan, bagi setiap hakim, bagi setiap politikus, bagi setiap guru, bagi setiap pasangan suami istri, bagi setiap orang tua.

Engkau adalah teladan yang sempurna bagi seluruh manusia, dan bagi setiap yang menginginkan kesempurnaan dalam berbagai bentuk, manifestasi dan tren, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada Nabi Muhammad saw untuk kami semua, dan segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada mu untuk umat manusia seluruhnya.

Umat Islam memperingati sejarah Rasulullah setiap hari

Kita memperingati sirah dan kehidupan Rasulullah saw bukan sehari dalam sebulan, namun kita melakukannya setiap hari dan bukan sekali dalam sehari dalam satu hari namun puluhan kali; ketika ada seruan dan ajakan shalat, dunia seluruhnya menjawab dan menjawab seruan azan; saya bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah. Setiap kali bertasyahud dalam shalat, seorang muslim seakan bertemu Rasulullah saw mengucapkan salam: “Assalamu’alaika Ayyuhan nabi”, seakan mengunjunginya secara maknawi dan bertemu dengannya, menyambut dan bersuka cita kepadanya.

Manusia cenderung terjerumus pada kehancuran

Bagi para pemerhati kondisi dunia saat ini akan melihat bahwa manusia banyak yang cenderung pada hawa nafsu yang menghinakan seakan datang kepada semua orang dan hampir semuanya, dan dunia kini dibagi menjadi dua kelompok:

– Kekuatan yang dengan taringnya ingin mendominasi yang lain, dan memaksakan kehendak dari apa yang mereka inginkan, membuat perjanjian yang menjadi sarana merampas sumber daya alam mereka, dan menjadikan diri mereka sebagai pemimpin mereka, dan pada selanjutnya mencegah mereka dari kebebasan dan kedaulatan atas tanah mereka, dan kebebasan melakukan tindakan dari potensi yang mereka miliki… Menyalakan api perang yang mereka istilahkan dengan tindakan preventif, hanya untuk mengamankan dan melancarkan kepentingan mereka sendiri, membatasi kebebasan dan kemerdekaan warga yang bergolak dalam diri mereka untuk melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan, mengembalikan hak-hak dan kebebasan bangsa, menolak penjajahan.

Bahkan, mereka tidak melakukan itu saja, namun mereka juga memantik api perang antara anak-anak bangsa dalam satu negara (perang saudara), sehingga mereka meminta perlindungan dan bantuan kepada mereka dan bergantung pada tali mereka.

– Adapun kelompok lainnya adalah kelompok yang lemah dan dihinaakn karena kemiskinan dan kebodohan, dibutakan oleh penyakit, dan kelemahannya kian terus bertambah oleh adanya pemerintah otoriter yang membatasi kebebasan, dan menurunkan berbagai macam warna dari ketidakadilan, menutup berbagai sisi mata pencaharian, dan enggan melakukan perbaikan kecuali harus tunduk pada kekuasaannya, menguasai segala potensi yang dimiliki, menghisap apa yang tersisa dari darahnya, melakukan penganiayaan hingga titik maksimum hingga pada puncak penyiksaan saat ada usaha represif rakyat yang tertindas dan tertekan, berteriak kesakitan atau meminta pertolongan.

Kondisi yang suram ini telah menjadi lumrah di sebagian besar masyarakat di negara Islam di seluruh dunia ketiga yang hidup di bawah tingkat kemiskinan, pengangguran di semua kelompok masyarakat, penyakit merajalela, obat-obatan yang mahal dan langka sehingga jika ditemukan tidak mampu membelinya, terjadi korupsi dalam pendidikan dan pemerintahan, dan menyebarnya penyuapan dan sikap pilih kasih, sikap egois dan egoisme, menyebar kejahatan dalam berbagai strata masyarakat, sehingga pemerintah yang memimpin suatu negara hanya menyibukkan diri untuk menyelesaikan permasalahan ini dan sebagian mereka ada yang melakukan pembatasan terhadap para generasi kebangkitan Islam yang berusaha ingin memperbaiki kondisi masyarakat dan melakukan kebangkitan serta menghadang musuh-musuhnya dari Zionis dan antek-antek nya.

Musuh takut terhadap nyala api keimanan

Hal ini patut dipahami, bahwa musuh sangat menyadari bahwa rahasia kekuatan umat dan bangsa terletak pada kekuatan iman dan cinta pada jihad dan syahadah di jalan Allah; oleh karena itu pertama kali yang mereka lakukan adalah memusnahkan nyala api iman dan mengerahkan segala potensi yang mereka miliki dan bekerja sama dengan antek-antek nya untuk mewujudkan impian mereka, namun Allah menghinakan tipu daya mereka dan memperkokoh umat sesuai dengan fitrahnya dan merespon setiap kali ada seruan jihad dan syahadah…

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah melalui mulut-mulut mereka dan Allah yang menyempurnakan cahaya-Nya sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya”. (As-Shaff:8)

Nabi Muhammad saw pembawa rahmat bagi semesta alam

Allah telah mengutus Rasulullah saw membawa rahmat bagi semesta alam, bagi siapa yang mengikutinya akan mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat ..

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk memberi rahmat bagi semesta alam” (Al-Anbiya:107)

Dan nabi saw sendiri bersabda:

إِنَّمَا بُعثْتُ رَحْمَةً

“Sesungguhnya Aku diutus untuk membawa rahmat”.

Dan dibawah naungan syariah Rasulullah saw seluruh manusia menikmati kebebasan, keadilan dan kesetaraan dan memberikan kasih sayang bagi manusia yang tertimpa penderitaan dan ketidakadilan, ketakutan dan teror yang dilakukan oleh para penentangnya yang tidak hanya menolak hadiah kasih sayang tersebut, namun lebih dari itu adalah menyatakan api perang terhadap syariat langit dan melecehkan dan menjauh dari karunia, rahmat dan kenikmatan dan nasihat serta cahaya yang terang benderang .. Sungguh merugi umat manusia yang seperti itu! .. betapa sengsara apa yang dilakukan oleh manusia seperti itu; kesengsaraan dan penderitaan, sekiranya mereka tetap berada dalam kondisi seperti itu dan tidak mau merespon seruan Allah dan Rasul-Nya…!!

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta”. (Thaha:124)

Darah para syuhada adalah simbol kesadaran umat

Wahai umat Islam..

Janganlah kalian merasa bangga dengan darah yang mengalir di jalan untuk membela kebenaran dan melakukan perlawanan terhadap penjajahan, begitu pula dengan pengorbanan yang diberikan dalam menghentikan kerusakan moral, sosial dan ekonomi… karena yang demikian adalah kecil di hadapan tujuan yang sangat mulia dan ganjaran yang besar.

Maka dari itu, berjihad dan berjihadlah wahai umat Islam, karena yang demikian merupakan perniagaan yang dapat menyelamatkan diri dari azab Allah, mendekat dari nikmat Allah dan mewujudkan pertolongan Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ . يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرْ الْمُؤْمِنِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (As-Shaff:10-13)

Perbaikilah dirimu terlebih dahulu lalu serulah orang lain

Bahwa tugas kita - sebagai umat Islam - selama di tangan ada cahaya yang terang dan sebotol obat untuk dapat mengobati diri dan menyeru orang lain. Dan Ikhwanul Muslimin pertama kali yang dituju dalam pembinaannya adalah mendidik diri terlebih dahulu, memperbaharui ruh, memperteguh dan memperkokoh akhlaq serta menumbuhkan keberanian yang lurus dalam jiwa-jiwa umat, dan mereka meyakini bahwa hal tersebut merupakan titik awal yang akan mampu membangun kebangkitan umat dan bangsa…jika kita berhasil maka itulah yang kita inginkan, namun jika tidak maka kita serahkan seluruhnya kepada Allah dan kita telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan kita menginginkan kebaikan untuk manusia, dan kita tidak putus asa melakukan perbaikan atau berhenti dalam menyebarkan risalah Rasulullah saw sehingga tidak memiliki sama sekali pengaruh, namun dengan pengorbanan yang besar dan darah yang banyak, cukuplah bagi para pembawa risalah mendapatkan faktor-faktor keberhasilan. Dengannya mereka beriman, sehingga mengikhlaskan diri dalam berjuang dan di jalannya mereka berjihad, sementara waktu telah menunggunya dan dunia selalu memantaunya…

وَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“… Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (At-Taubah:94)

Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

No comments: