23 May 2008
Memaknai sujud
Asww.
Sujud
''Posisi paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah sujud dan berdoa.'' (HR: Muslim)
Sujud merupakan lambang ketundukan dan penyerahan diri pada sang pemilik kekuasaan. Ia juga mengisyaratkan kepasrahan total pada sang pemberi kekuasaan.
Bagi kebanyakan orang, posisi yang rendah merupakan musibah yang harus dihindari, bahkan hal itu merupakan simbol kegagalan. Padahal, tidaklah demikian. Sikap tawadhu dan rendah hati adalah sikap yang mencerminkan kualitas keimanan dan sarana penting mencapai kemuliaan di sisi Allah SWT.
''Tidaklah berkurang harta yang disedekahkan, tidaklah seorang hamba menjadi mulia kecuali karena ampunan Allah dan tidaklah seseorang rendah hati (tawadhu) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya,'' (HR: Muslim).
Ilustrasi yang terkandung dalam sujud memberikan penjelasan penting bagi manusia akan nilai penyerahan diri pada Sang Khaliq. Ia hakikatnya adalah posisi paling mulia dan momen istimewa dalam hubungan dan komunikasi antara hamba dan penciptanya.
Satu ketika seseorang berjalan melewati Abdullah bin Umar yang sedang sujud di atas batu sambil menangis. Abdullah berkata, ''Apakah kalian heran melihat aku menangis karena takut kepada Allah sedangkan rembulan menangis dan sujud kepada Allah.''
Sujud juga mengingatkan kita pada asal-usul manusia, dari tanah yang hina dikembalikan pada posisi semula dan paling rendah. Hal ini memperjelas bahwa hakikat kemuliaan dan ketinggian derajat terletak manakala kita mau merendah dan tunduk pada pemilik kehidupan dan kebesaran.
''Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.'' (QS. Thoha [20]:55)
''Setiap hamba yang sujud kepada Allah pasti akan diangkat oleh-Nya satu derajat dan diampuni satu dosanya,'' (HR: Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment