23 April 2008

AL-HUDNAH/ GENCATAN SENJATA


Asww.
Menlu Palestina: Hamas Berencana Tawarkan Gencatan Senjata
Kamis, 24 April 2008
Menlu Palestina Dr Mahmud Az-Zahar menyampaikan harapannya, gencatan senjata akan menghentikan embargo dan memulihkan keadaan kemanusiaan di Gaza.
Hidayatullah.com--Jika Allah mengizinkan, dalam beberapa hari ke depan, Hamas (Gerakan Perlawanan Islam untuk Palestina) akan mengumumkan tawaran gencatan senjata sementara kepada Zionis Israel di Kairo, Mesir.

Menurut Menteri Luar Negeri Palestina Dr Mahmud Az-Zahar, tujuan gencatan senjata sementara itu adalah untuk menghentikan embargo dan memulihkan keadaan kemanusiaan di Gaza.

Sebelum bertolak ke Mesir pada hari Rabu lalu (23/04), Az-Zahar menyebutkan pentingnya gencatan senjata sementara itu untuk membangun kembali berbagai fasilitas umum yang dihancurkan oleh Zionis Israel, terutama beberapa bulan terakhir ini.

"Gencatan senjata sementara ini," menurutnya, "akan segera diikuti dengan sebuah proyek Islam internasional guna membantu saudara-saudara kita di Gaza. Proyek ini akan melibatkan umat Islam dari seluruh dunia. Ini insya Allah akan menjadi momentum persatuan seperti di Bosnia dulu."

Dr Az-Zahar mengundang seluruh tokoh Muslim dunia untuk memusatkan perhatian mereka guna mengulurkan tangan ke Gaza.

Ia yakin, bahwa umat Islam yang kini jumlahnya terbesar kedua di dunia, jika mau mengulurkan bantuan sedikit saja, jumlah totalnya akan sangat besar.

Ia menyitir hadits Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam, "Kalau ada tiga orang di antara kamu, maka pilihlah seorang menjadi pemimpin."

"Sekarang ini jumlah kita 1 miliar lebih, bukan cuma tiga orang," katanya sambil tersenyum.

Dr Az-Zahar yang pernah menemui Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta tahun 2006 lalu, menyatakan, bahwa dalam berbagai pertemuannya dengan para pemimpin negara Muslim ia selalu mengingatkan beberapa hal.

Pertama, bahayanya membuka hubungan diplomatik dengan Zionis Israel, karena penjajahan dan penindasan yang terus dilakukannya atas bangsa Palestina sampai hari ini.

Kedua, pentingnya menyatukan sikap negara-negara Muslim atas masalah penjajahan Zionis Israel atas Palestina.

Ketiga, pentingnya negara-negara Muslim menyatakan sikap secara simbolik yang mengutuk 60 tahun berdirinya negara Israel bulan Mei mendatang.

"Karena ikut serta atau mendiamkan perayaan itu berarti menyetujui penindasan atas Palestina dan Masjidil Aqsa," ujarnya.

Khusus kepada para pemimpin bangsa Eropa, ia ingin mengingatkan mereka agar tidak termakan propaganda Zionis Israel mengenai umat Islam.

"Sejarah membuktikan," kata Az-Zahar, "ketika di Eropa pada tahun 1290, 1302 dan 1492 umat Yahudi dibantai di berbagai tempat, kekhalifahan Islam dan umat Islam telah menjadi tempat berlindung yang aman bagi mereka."

Dr Az-Zahar mengatakan, bahwa perlawanan bangsa Palestina terhadap Israel bukan karena mereka beragama Yahudi.

"Hubungan umat Islam dengan umat Yahudi baik-baik saja, sampai berdirinya negara Zionis Israel yang ideologinya mengajarkan pembersihan etnis selain Yahudi dari negeri Palestina. Perlahan tapi pasti."

Dr Mahmud Az-Zahar lahir tahun 1945, adalah salah satu pendiri Hamas (Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah) dan tinggal bersama keluarganya di Jalur Gaza.

Dokter ahli bedah lulusan Universitas Ayn Syam, Kairo ini pernah menjadi penasehat menteri kesehatan Palestina semasa pemerintahan Yasser Arafat.

Ia juga adalah salah seorang pendiri utama Universitas Islam di Gaza pada tahun 1978.

Ketika Hamas membentuk pemerintahan yang dipilih oleh 60% rakyat Palestina, Az-Zahar ditunjuk oleh Perdana Menteri Ismail Haniyah sebagai menteri luar negeri.

Dua dari tiga putranya, Khalid dan Wisam, syahid pada bulan Januari lalu akibat serangan tentara Zionis Israel di Gaza. Almarhum Khalid baru saja pulang menyelesaikan studi S-3nya di Inggris.

No comments: