Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dan Khalid Meshal, kepala biro politik Hamas (palsharing.com)
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dan Khalid Meshal, kepala biro politik Hamas (palsharing.com)
dakwatuna.com – Doha. Hari ini (9/9/2014), usia Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, ketua persatuan ulama Muslim sedunia (IUMS), telah genap 88 tahun. Beliau yang dilahirkan pada tanggal 9 September 1926, menjadi referensi terbesar umat Islam dalam masalah keagamaan saat ini.
Beliau ulama pertama yang memelopori gerakan dakwah, namun di satu waktu, memperjuangkan fikih yang mudah dalam fatwa-fatwanya. Karena luasnya perbendaharaan keilmuan yang dimilikinya, tak heran kalau banyak ulama menyebutnya sebagai ensiklopedi. Beliau menulis dalam bidang fikih, usul fikih, maqashid syariah, fatwa, tafsir, akidah, ekonomi Islam, dakwah, pemikiran Islam, tazkiyatun nafsi, keluarga, tata negara, politik, dan sebagainya.
Telah banyak konferensi diadakan untuk membahas pemikiran beliau. Bahkan gelar master dan doktor telah diraih banyak cendekiawan dengan menulis tesis dan disertasi tentang pemikiran fikih beliau.
Ulama lulusan Universitas Al-Azhar ini juga berperan dalam memerangi kerusakan dan kezhaliman dari akarnya. Beliau termasuk tokoh tua yang turut bersaham dalam tumbangnya rezim-rezim zhalim sehingga muncullah istilah Musim Semi Arab. Hal itu terlihat dengan nyata dalam fatwa, khutbah dan buku-bukunya.
Tidak ada ulama yang setegas dan seberani beliau dalam menggerakkan rakyat untuk menentang penguasanya yang diktator. Sehingga massa pun menunggu-nunggu khutbah Jumat beliau yang penuh inspirasi revolusi. Gelombang perlawanan selalu memuncak pada hari Jumat. Tak aneh jika akhirnya, banyak gelar disematkan pada pada hari terbaik umat Islam ini.
Karakteristik beliau yang terakhir ini bisa sedemikian cemerlang karena beliau berkesempatan berguru kepada ulama-ulama besar Al-Azhar dan ulama-ulama besar gerakan Islam. Beliau berhasil menggabungkan antara fikih dan realitas; ilmu dan amal; mempertimbangkan pemahaman teks dengan tuntutan zaman; dan mewujudkan maksud-maksud syariah demi kemaslahatan banyak orang.
Banyak istilah fikih yang menjadi populer setelah beliau ulang-ulang dalam buku dan ceramah beliau; Fikih Sunan, Fikih Maqashid, Fikih Aulawiyat, Fikih Muwazanat, Fikih Waqi’ dan sebagainya.
Kalau sudah demikian apakah berarti beliau tidak melakukan kesalahan? Sebagai manusia biasa, beliau juga punya kesalahan. Tapi karena perjuangan dan karya besar beliau, kesalahan-kesalahan itu menjadi terlihat kecil. Seperti kaidah fikih yang menyebutkan bahwa jika air sudah mencapai jumlah banyak, maka kotoran tidak akan merusak kesuciannya. (msa/dakwatuna/iums)
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/09/09/56742/hari-ini-sudah-88-tahun-jalan-perjuangan-syaikh-yusuf-al-qaradhawi/#ixzz3CsJBuQpo
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
No comments:
Post a Comment