10 June 2009

2014


Asww.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Tifatul Sembiring, tidak tertarik untuk membahas isu jilbab yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Lebih baik kita diskusikan soal pengentasan orang dari kemiskinan, atau penderitaan masyarakat yang terkena lumpur Lapindo," katanya saat ditemui usai memimpin "Deklarasi Pemenangan Pasangan SBY-Boediono" di Sidoarjo, Minggu (7/6), kemarin.

Sejumlah kalangan menyayangkan sikap PKS sebagai partai Islam yang tidak mendukung pasangan calon yang istrinya berjilbab.

"Jangan berpikiran kontraproduktif. Agama sangat tidak menganjurkan menghina pemimpin kita karena pemimpin sama dengan orangtua kita," katanya.

Menurut dia, dukungan PKS terhadap SBY-Boediono sudah dipertimbangkan secara matang sebelum diputuskan 99 anggota majelis pertimbangan partai.

"Pasangan ini lebih bagus ketimbang pasangan lainnya. Insya Allah, keputusan ini akan membawa kami untuk bisa mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden pada tahun 2014," katanya.

Ia tidak menampik adanya timbal-balik atas dukungan yang diberikannya itu. Namun sayangnya, Tifatul tidak mau menyebutkan bentuk timbal-balik itu.

"Yang jelas proporsional dan kami tidak akan membicarakannya itu karena sekarang kami dituntut kerja keras, baru kemudian kami bicarakan soal 'sharing' itu," kata Tifatul.

Pihaknya akan berusaha memberikan 10 persen suara dalam Pemilu Presiden 2009, atau sedikit lebih besar dari perolehan suara PKS pada pemilu lalu yang berkisar antara 7-8 persen.
Sementara itu, Ketua DPW PKS Jatim, Ja'far Tri Kuswahyono, menyatakan, sudah bukan saatnya lagi membicarakan masalah dukungan.

"Hal itu sudah lewat. Sekarang, bagaimana kami memenangkan pasangan yang kami dukung itu," katanya dalam sambutan deklarasi itu.

Dalam pemilu presiden nanti, kata dia, sekitar 80 persen dari jumlah tempat pemungutan suara (TPS) ada saksi dari PKS.

No comments: