04 December 2008

Koalisi


Asww.
Menurut analis politik Charta Politika dan dosen UIN Jakarta, Burhanuddin Muhtadi MA, potensi PKS mengusung capres alternatif dan mengomandani koalisi di jajaran partai tengah cukup terbuka. “Faksi alternatif ini berpeluang dimotori oleh PKS,”
– Hanya dua nama paling moncer yang bakal maju pada Pemilu Presiden 2009. Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri. Tapi, kartu truf bisa jadi milik PKS. Mereka bisa memotori koalisi tengah.

Hingga empat bulan menjelang Pemilu 2009, SBY dan Megawati menempati dua besar paling populer versi pelbagai lembaga survei. Untuk melakukan terobosan alternatif, PKS diharapkan menjadi motor penggerak ‘koalisi tengah’. Koalisi ini akan menghimpun partai-partai menengah. Dengan cara demikian, PKS dan koalisinya bisa mengajukan capres alternatif di luar SBY dan Mega.

Jajaran partai papan menengah memiliki potensi kuat untuk mengusung capres alternatif ini. PKS, PPP, PKB, PAN, PBR ditambah partai baru yang diyakini bakal masuk di deretan partai tengah seperti Partai Gerindra, Partai Hanura, termasuk PMB, berpotensi memiliki kans untuk mengusung capres alternatif.

Menurut analis politik Charta Politika dan dosen UIN Jakarta, Burhanuddin Muhtadi MA, potensi PKS mengusung capres alternatif dan mengomandani koalisi di jajaran partai tengah cukup terbuka. “Faksi alternatif ini berpeluang dimotori oleh PKS,” katanya dalam seminar PKS dan Kepemimpinan Islam Masa Depan di PSIK Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (4/12).

Selain Burhanuddin, sejumlah nama juga jadi pembicara pada diskusi. Mereka antara lain Sapto Waluyo MA ( MPP-DPP PKS), Herdi Sahrasad (penelisi senior The Media Institute & PSIK Universitas Paramadina) dan Umar Hamdani (aktivis muda PKS).

Menurut Burhanuddin, koalisi partai tengah ini dapat memberi dampak piositif bagi pencitraan PKS dari kungkungan politik aliran yang selama ini tersematkan di PKS. “Koalisi tengah akan memberi dampak positif bagi PKS untuk mengikis politik aliran yang selama ini tersematkan di PKS,” kata alumnus Australian National University (ANU) tersebut.

Koalisi tengah ini, bila disandingkan dengan koalisi PKS-PDI Perjuangan, jauh lebih prosepektif dan memberi dampak positif bagi PKS. “Koalisi PKS-PDI Perjuangan mungkin di tingkat elit tidak ada masalah, namun di tingkat akar rumput akan ada resistensi hebat,” ujarnya.

Munculnya nama PKS sebagai komandan koalisi partai tengah tidak terlepas perkembangan politik mutakhir. Dalam beberapa survei, PKS menempati empat besar di bawah partai papan atas seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Demokrat. Seperti survei LSI September lalu, PKS menempati posisi keempat dengan meraih 6,3%. “Meski koalisi ini bakal beroperasi jika setelah pemilu legislatif,” catatnya.

Menanggapi gagasan koalisi tengah yang dikomandani PKS, anggota MPP DPP PKS Sapto Waluyo MA, menyebutkan PKS terbuka untuk mengusung koalisi alternatif. “PKS terbuka untuk koalisi, namun setelah pemilu legislatif,” tegas lulusan RSIS Universitas Nanyang, Singapura itu.

Meski demikian, Sapto mengingatkan, pengalaman poros tengah dalam Pemilu 1999 lalu yang mengusung KH Abdurrahman Wahid sebagai presiden menyisakan trauma politik yang mendalam, terutama bagi partai politik Islam. “Trauma itu harus dihilangkan oleh partai Islam,” katanya.

Kendati demikian, imbuh Herdi Sahrasad, PKS terbuka untuk koalisi dengan partai politik yang reformis. “Jika suara PKS di pemilu legislatif bertambah atau bertahan, PKS sangat mungkin memotori koalisi tengah. Namun jika suaranya turun, PKS hampir pasti kurang percaya diri lagi,” kata Herdi, kandidat doktor UIN Yogyakarta.

Umar Hamdani, Direktur Lingkar Studi Islam & Kultur (LSIK) menambahkan, sebenarnya terjadi pengeroposan kader dalam tubuh PKS, terutama di wilayah Jabodetabek. “Namun saya yakin dalam Pemilu 2009, PKS akan bertambah suaranya meski ada pengeroposan di kawasan tersebut. Sehingga gerak maju untuk mempelopori koalisi tengah dan mengajukan capres alternatif, sangat mungkin,” tegas aktivis muda PKS itu. [I4

No comments: