20 November 2008

RUPIAH


Asww.
Nilai rupiah anjlok
Kebijakan Bank Indonesia tampaknya belum terlalu berhasil
Mata uang rupiah, Kamis 20 November, anjlok ke posisi Rp. 12.400 untuk US$ 1, yang merupakan nilai terendah sejak Agustus 1998, ketika Indonesia mengalami krisis moneter.
Menurunnya nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh sentimen negatif atas pelemahan nilai tukar regional terhadap dolar dan belum menguatnya pasar modal.

Bank Indonesia sebenarnya telah menempuh beberapa kebijakan praktis, antara lain melepas cadangan devisa dollar.

Selain itu berbagai perusahaan asing di bidang perminyakan dan gas yang beroperasi di Indonesia juga diminta mendepositokan uang mereka di bank-bank Indonesia.

Sebelumnya Bank Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan transaksi dollar senilai US$ 100.000 per bulan.

Namun langkah itu sejauh ini tampaknya tetap tidak mampu untuk mencegah gerusan nilai Rupiah terhadap dollar.

Bisa turun lagi

Yang jual dollar itu tidak ada. Eksportir di Indonesia tidak memasukkan devisa yang mereka peroleh dan memarkir uangnya di luar negeri


Farial Anwar

Pengamat mengatakan pelaku ekonomi di Indonesia sebelumnya merasa cukup aman dari dampak krisis keuangan di Amerika maupun global, karena pasar Indonesia yang cukup besar sebagai 'bumper' dari perlambatan perekonomian dunia.

Namun dengan nilai Rupiah terus mengalami penurunan keyakinan itu mulai berkurang.

Direktur Currency Managemen Group di Jakarta, Farial Anwar, mengatakan bahwa awalnya kebijakan Bank Indonesia dianggap bisa mengendalikan nilai rupiah.

"Tapi yang jual dollar itu tidak ada. Eksportir di Indonesia tidak memasukkan devisa yang mereka peroleh dan memarkir uangnya di luar negeri," tuturnya kepada wartawan BBC Endang Nurdin.

Menurut Farial jika tidak ada kebijakan yang signifikan, maka ada kemungkinan nilai rupiah terhadap dollar masih busa akan turun lagi.

"Kalau pemerintak tidak berani kebijakan devisa bebas maka jangan berharap rupihanya akan menguat," tambahnya.

Namun dia menyadari bahwa perubahan Undang-undang yang mengatur rejim devisa bebas itu tidaklah mudah. Dan Farial Anwar menyarankan agar diterbitkan pengganti Undang-undang.

No comments: