15 February 2008

MEMAHAMI MAKNA SABAR DAN JUJUR


Assalamum,ww.
Apa itu sabar dan jujur?,
Kejujuran dan kesabaran adalah dua hal yang sangat langka dalam diri sebagian pemimpin sebagaimana dapat dilihat dari kebijakan mereka yang kurang memihak kepada kepentingan rakyat. Minimnya nilai-nilai kejujuran dan kesabaran ini, dapat juga diketahui dengan adanya upaya untuk melepaskan diri dari jeratan hukum meskipun peraturan yang diterapkan sangat ketat. Sekalipun ada yang sudah mengakui kesalahan yang dilakukan, namun pengakuan ini bukan dilandasi oleh kejujuran akan tetapi karena keterpakasaan lantaran sudah tidak ada peluang lagi untuk berkilah. Urgensi kejujuran dan kesabaran bagi seorang pemimpin sudah ditunjukkan oleh al-Quran ketika mengkisahkan sejarah kepemimpinan Nabi Idris. Pemimpin yang memiliki tipe seperti ini akan dimasukkan Allah ke dalam kasih sayang-Nya sehingga yang bersangkutan tercatat menjadi orang-orang yang baik. Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa memimpin adalah ibadah yang jika dilakukan dengan jujur dan sabar maka imbalan surga sudah pasti didapatkan. Sebaliknya, jika pemimpin tidak jujur dan tidak sabar maka imbalan neraka sudah dapat dipastikan. Kejujuran dan kesabaran akan membawa kepada pola kesederhanaan, sehingga pemimpin yang memiliki kedua sifat ini akan memiliki sifat qana’ah yang jauh dari sifat serakah dan glamour. Adapun sifat jujur akan membuat seorang pemimpin hanya mau mengambil yang benar-benar haknya, sedangkan sifat sabar akan membuat dirinya mampu bertahan untuk tidak mengambil di luar dari hak yang sudah ditetapkan.Mensikapi Pola Kepemimpinan Nabi Idris Karakteristik kepemimpinan Nabi Idris ini digambarkan dalam al-Quran sebagai sosok pemimpin yang jujur dan sabar, sehingga kedua sifat ini menjadikannya sebagai sosok yang patut untuk diteladani. Jujur dan sabar adalah dua sifat yang sulit untuk dipisahkan, karena kejujuran tidak bermakna tanpa adanya kesabaran dan sebaliknya kesabaran tidak memiliki arti tanpa kejujuran. Jujur dapat diartikan sebagai sifat yang tidak mendua sehingga jauh dari pengertian yang multitafsir. Bagi Nabi Idris dan juga nabinabi yang lain sifat jujur ini adalah senjata pamungkasnya sehingga setiap ucapan dan perbuatannya mudah dimengerti. Agak kontras dengan keberadaan yang ada pada saat sekarang dimana nilai-nilai kejujuran selalu diidentikkan dengan ketololan, sementara ketidakjujuran diidentikkan pula dengan kecerdasan.Urgensi memiliki pemimpin yang jujur dapat menumbuhkan kepercayaan di masyarakat sehingga setiap kebijakan yang disampaikan akan selalu mendapat dukungan. Berbeda dengan pemimpin yang tidak jujur, di mana setiap kebijakan yang diambilnya selalu membuatnya mudah untuk berkilah dengan menggunakan bahasa yang multitafsir. Oleh karena itu, tipe pemimpin yang seperti ini selalu mendapat kritikan di masyarakat. Implikasi dari kejujuran Nabi Idris dalam memimpin ini, telah membuat reputasinya meningkat, baik di mata umat maupun di sisi Allah. Bahkan Nabi Idris ini termasuk salah satu nabi yang melegenda dalam kehidupan masyarakat, dan karenanya tidak sedikit di kalangan umat ini yang memberikan nama "Idris" kepada anak-anaknya. Pemberian nama ini menunjukkan bahwa Nabi Idris benar-benar melembaga dalam kehidupan umat.Pada Q.S. Maryam ayat 56 disebutkan bahwa Nabi Idris adalah seorang yang benar-benar jujur, dan di samping itu beliau juga adalah seorang nabi. Sebagai bukti dari kepiawaiannya dalam memimpin, maka Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menceritakan kisah Nabi Idris sebagaimana yang telah disebutkan dalam al-Qur‘an. Tujuan dari perintah ini sudah dapat dipahami agar Nabi Idris dapat dijadikan sebagai sosok idola dalam kepemimpinan. Kemudian pada ayat berikutnya (ayat 57) disebutkan juga tentang penghargaan yang diberikan Allah kepada Nabi Idris sebagai konsekwensi dari nilai-nilai kejujuran yang dimilikinya. Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah telah mengangkat Nabi Idris ke tempat yang paling tinggi. Memang ada pendapat yang mengartikannya secara pisik akan tetapi pendapat yang memahaminya dari segi moral lebih tepat untuk diterima. Dari kedua pemahaman di atas nampaknya yang paling mengena adalah pemahaman yang berkaitan dengan harkat dan martabat serta derajat karena imbalan yang seperti ini sulit untuk diukur. Dan adapun hanya sekadar diangkat ke langit tidaklah termasuk reputasi yang membanggakan karena tanpa sekaliber Nabi Idrispun hal yang sama dapat dilakukan oleh manusia biasa.Selain memiliki sifat jujur, maka Nabi Idris juga memiliki sifat sabar sebagaimana diungkapkan dalam Q.S. al-Anbiya‘ ayat 85. Sekalipun pada ayat ini tidak hanya membicarakan tentang Nabi Idris an sich, namun di antara nama-nama yang disebutkan, maka Nabi Idris termasuk salah satu di dalamnya. Hal ini juga membuktikan bahwa kepemimpinan Nabi Idris yang penyabar patut juga dibuat menjadi salah satu kriteria dalam memilih pemimpin kapan dan dimanapun. Adapun urgensi memilih pemimpin yang sabar seperti Nabi Idris ialah agar program-program yang dicanangkan dapat diterima masyarakat dengan baik. Karena tingkat pengetahuan masyarakat sangat bervariasi dalam menangkap kebijakan para pemimpinnya. Jika tidak ada sifat sabar, maka biasanya sang pemimpin selalu menuai protes, bukan lantaran programnya tidak baik akan tetapi masyarakat belum dapat memahaminya. Kemudian kesabaran ini dapat juga dipahami dalam arti kemampuan manahan diri dari berbuat sewenang-wenang, karena kekuasaan yang sudah digenggam dapat membuat seorang pemimpin melakukan apa saja. Contoh sosok yang tidak sabar ini adalah Fir’aun yang dengan kekuasaan yang dimilikinya dapat melakukan kerusakan-kerusakan di muka bumi.Pemimpin yang sabar seperti Nabi Idris ini tidak akan mau mengambil yang bukan haknya, sekalipun kesempatan untuk mengambil hak orang lain sangat terbuka. Oleh karena itu, jika ada pemimpin yang mau mengabil yang bukan haknya, seperti sanggup melakukan tindakan korupsi, maka dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kesabaran tidak ada dalam hatinya. Biasanya pengaruh yang seperti ini selalu datang dari isteri dan anak-anak, dan karenanya pemimpin harus memiliki sifat sabar untuk tidak terpengaruh dengan bujuk rayu isteri dan anak-anaknya. Pemimpin yang tidak memiliki sifat sabar selalu mengakhiri tugasnya dengan tragis dan berujung kepada sumpah serapah masyarakat. Hal ini disebabkan sudah terlalu jauhnya pemimpin dimaksud dari kasih sayang Allah. Oleh karena itu, pemimpin yang tidak memiliki sifat sabar mudah saja melakukan kezaliman kepada rakyatnya sehingga keberadaan anak-anaknya selalu membawa malapetaka dalam kehidupannya. Berlainan halnya dengan pemimpin yang sabar seperti Nabi Idris maka rahmat Allah sangat dekat dengannya sehingga tugas yang diembannya selalu berakhir dengan kemesraan. Dalam Q.S. al-Anbiya‘ ayat 86 disebutkan bahwa kesabaran Nabi Idris membuatnya masuk ke dalam kasih sayang Allah dan bahkan Nabi Idris dicatat sebagai orang-orang yang sholih. Penutup Jujur dan sabar dapat dijadikan sebagai acuan untuk memilih calon-calon pemimpin, khususnya menjelang pilkada gubsu ini, agar pemimpin yang terpilih nantinya benar-benar mampu membawa masyarakat Sumatera Utara ke gerbang pencerahan. Jika kedua sifat ini diabaikan, maka masyarakat jangan terlalu berharap banyak, dan kata akhir yang paling pantas untuk diucapkan ialah "bersiap-siaplah untuk menderita"

No comments: