10 June 2010

MURAHAN


Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas menjelskan soal tawaran paket bantuan presiden AS Barrack Obama sebesar 400 juta dolar ke Gaza sebagai sebuah "publisitas murahan."

Jurubicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan hari Kamis kemarin (10/6) bahwa paket bantuan bahwa Obama telah menawarkan hanya berupa angka-angka.

Komentar itu muncul sehari setelah Obama menjanjikan paket 400 juta dolar bantuan untuk Jalur Gaza selama pertemuannya dengan Kepala Otorita Palestina Mahmoud Abbas di Washington.

Abu Zuhri mengatakan bahwa tawaran AS itu hanya dimaksudkan untuk "menghiasi" citra Zionis Israel dan memungkinkan untuk melanjutkan tindakan kriminal Israel, termasuk pengepungan Gaza.

Tawaran Obama adalah tawaran yang bermasalah dan kosong dari makna karena itu semua adalah bagian dari kebijakan AS untuk menghiasi pengepungan Gaza," katanya.

"Inilah hiasan atas citra pendudukan Israel dan memungkinkan mereka untuk melanjutkan kebijakan pidananya," tambah Abu Zuhri.

Blokade Israel telrhadap Gaza telah menyebabkan sekitar 1,5 juta orang di Gaza kehilangan makanan, bahan bakar dan keperluan lainnya sejak tahun 2007.

Pejabat Hamas juga mengkritik Otorita Palestina yang mau menyetujui perundingan dengan Israel setelah serangan mematikan Tel Aviv terhadap armada kebebasan.

"Pernyataan Abbas bahwa ia akan melakukan negosiasi dengan pendudukan Israel adalah tusukan berbahaya dari belakang terhadap rakyat Palestina dalam terangnya pembantaian terhadap armada Kebebasan," dikutip AFP atas perkataan Abu Zuhri.

At least eight Turkish nationals were killed during the assault, which left at least 20 activists dead and injured dozens more on May 31.

Setidaknya delapan warga Turki tewas dalam serangan itu, yang menewaskan sedikitnya 20 aktivis dan puluhan lainnya terluka pada 31 Mei.

Serangan mematikan terhadap konvoi armada Kebebasan, yang membawa bantuan kemanusiaan ke terkepung Jalur Gaza, telah menimbulkan kecaman internasional.

05 June 2010

RELAWAN




Tak banyak media yang berkesempatan untuk menyorot lebih dekat siapa saja yang aktif di balik kesuksesan Armada Freedom Flotilla yang membuat Israel babak belur di mata masyarakat internasional. Begitu banyak ormas dan lembaga kemanusiaan lain yang ikut andil dalam Freedom Flotilla ini. Tapi, IHH atau Insani Yardim Vakfi pimpinan Fahmi Bulent Yildirim tergolong sukses menjadi motor sekaligus fasilitator dalam manuver luar biasa ini.

Salah satu aktivis yang cukup disegani di IHH adalah seorang akhwat. Beliau bernama Gulden Sonmez. Kiprahnya bersama para aktivis IHH lain, dalam beberapa bulan terakhir ini, telah membuat pimpinan negara Yahudi menjadi tujuh keliling.

Mujahidah kelahiran tahun 1969 di sebuah daerah pegunungan di Siyas, Turki, ini, adalah salah seorang dari 15 anggota dewan eksekutif IHH yang memiliki kerja sosial di lebih 100 negara. Di atas dewan eksekutif ini adalah Presiden IHH. Di bawah dewan eksekutif ada dewan pekerja. Dan di bawah dewan pekerja ada departemen-departemen amal khairiyah.

Gulden Sonmez bersama beberapa aktivis IHH dan Mazlumder

Walau di posisi super sibuk itu pun, muslimah berkacamata yang kerap berkalungkan kafiyeh khas Palestina ini punya posisi lain. Gulden Sonmez juga sebagai wakil presiden dari Mazlumder, sebuah organisasi hak asasi manusia terkemuka di Turki.

Pada April lalu, Gulden sempat’mengobrak-abrik’ negara Yahudi itu dalam kasus penangkapan salah seorang aktivis IHH perwakilan Palestina, Izzet Sahin. Sahin ditangkap Israel di sebuah pos perbatasan Gaza, dan mendekam dalam penjara sempit dan gelap Israel selama kurang lebih 21 hari. Bahkan, menurut Gulden, Sahin sempat diinteregoasi Israel selama 30 jam.

IHH menugaskan Gulden yang didampingi seorang aktivis IHH untuk melakukan advokasi hukum terhadap Izzet Sahin. Dan upaya muslimah lulusan Fakultas Hukum Universitas Marmara Istanbul ini ternyata berhasil. Sahin akhirnya bisa pulang ke Turki.

Izzet Sahin saat bisa kembali ke Turki dan bertemu keluarga.

Menariknya, walau Gulden aktif sebagai pengacara di IHH, muslimah yang menikah tahun 1994 dengan Umit Sonmez yang juga aktivis Islam ini tidak bisa berkerja di kantor pengacara. Pasalnya, Turki masih memberlakukan pelarangan jilbab di kantor-kantor pemerintah, termasuk kantor pengacara. Dan buat Gulden, jilbab jauh lebih bernilai dari posisi apa pun di kantor pengacara.

Gulden Sonmez ketika memberikan arahan kepada para aktivis muslimah

Karena itulah, Gulden yang sejak tahun 1997 memperjuangkan penghapusan pelarangan jilbab, hingga kini masih gigih memperjuangkan itu. Pasalnya, hingga kini, pelarangan jilbab masih berlaku di sekolah dan kantor pemerintahan Turki.

Satu hal yang begitu tajam diungkapkan aktivis yang jarang bicara ini. ”Jangan mengira Anda sedang menolong Palestina. Sebenarnya, kitalah yang sedang menolong diri kita sendiri,” ucap Gulden Sonmez kepada beberapa aktivis kemanusiaan asal Indonesia saat berada di atas kapal Mavi Marmara yang akhirnya dibajak tentara Israel. mnh/Mazlumder, Sahabat Al-Aqsha, dan Hidayatullah

02 June 2010

HAMASKECAM


Hamas mengecam pernyataan Dewan Keamanan PBB tentang serangan Israel terhadap konvoi bantuan Gaza, dan mendesak semua negara untuk memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Israel.

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat di mana 15-negara anggotanya menyerukan penyelidikan "yang tidak memihak, kredibel dan transparan" atas insiden itu dan mengutuk perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan hilangnya warga sipil dan melukai banyak orang.

"Apa yang Dewan Keamanan telah lakukan hari ini, di bawah bayang-bayang veto AS, tekanan dan bias, adalah sebuah pengkhianatan bagi kemanusiaan dan bukan hanya bagi rakyat Gaza dan para pendukungnya," kutip Reuters atas pernyataan Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misy'al pada Selasa kemarin (1/6).

"Israel harus dihukum ... dan kami menyerukan pengadilan terhadap Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan semua pemimpin Zionis sebagai penjahat perang," katanya.

Pemimpin senior Hamas juga meminta semua negara untuk memotong segala hubungan mereka dan kontak mereka dalam segala bentuk dan tingkatan dengan Zionis Israel, ia juga memberi peringatan bahwa melakukan kontak dan hubungan dengan Israel adalah hadiah untuk kejahatan atas aksi mereka.

Misyal juga meminta Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev untuk mengambil inisiatif berani dengan sebuah keputusan bersejarah untuk mematahkan blokade di Gaza dan memaksa Israel untuk melakukan itu.

Dia juga meminta Mesir untuk membuka perbatasan Rafah - satu-satunya wilayah yang tidak berada di bawah kendali Israel, dan mencatat bahwa pengepungan telah gagal sebagai alat politik di Gaza dan memaksa Hamas dan pejuang Palestina untuk mengalah.

Uni Eropa, Organisasi Konferensi Islam dan Rusia termasuk di antara mereka yang telah menuntut penyelidikan atas serangan militer Israel terhadap armada kebebasan gaza dan mengakhiri embargo - namun permintaan itu ditolak mentah-mentah Israel.

Sementara itu, Gedung Putih hanya menyatakan "penyesalan" pada korban jiwa dan cedera yang diakibatkan oleh penggunaan kekerasan oleh pasukan Israel, gedung putih hanya sampai pada kalimat 'menyesalkan' tanpa berani mengutuk

01 June 2010

DUTA


Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yordania mendapat informasi bahwa 11 warga negara Indonesia (WNI) yang turut serta dalam aksi kemanusiaan di armada kebebasan (Freedom Flotilla), saat ini ditempatkan di suatu penjara sipil, Kota Besherfa, Israel.

Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal dalam konferensi pers di Kantor Kepresidenan di Jakarta Selasa mengatakan, 11 WNI itu berada bersama ratusan relawan lain di penjara sipil umum yang dijaga militer, guna menjalani interogasi. Sedangkan 1 WNI yang luka-luka saat ini dirawat di Rumah Sakit London di Kota Haifa.

Namun, menurut Dino, sampai saat ini Kedubes RI di Yordania belum berhasil memperoleh identitas 1 WNI yang terluka maupun kondisi terakhir apakah luka ringan atau berat. "Ini sedang dikejar terus oleh Dubes kita di Yordania dan KBRI Yordania telah membentuk satuan tugas dan dalam waktu dekat akan mengirimkan tim ke Ramalah untuk mencari kepastian lebih lanjut mengenai nasib 12 WNI," kata Dino.

Menurut Dino, gugus tugas itu yang nantinya akan mengatur teknis kepulangan 12 WNI yang ikut dalam misi armada kapal kebebasan yang melibatkan 700 orang dari 50 negara yang hendak mengirimkan 10 ribu ton barang batuan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza.

"Teknisnya akan diatur nanti, tapi yang jelas kalau mengenai urusan dengan Palestina, itu kedutaan kita di Yordania berkedudukan di Amman akan menangani. Yuridiksi di bawah kedutaan di Amman itu, nanti secara teknis mereka akan mengatur, mereka telah bentuk task force khusus untuk mengurus masalah ini," katanya.

Dino mengatakan bahwa Dubes RI di Yordania, Zainul Bahar, telah bertemu langsung dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kedubes Palestina di Amman guna memperoleh informasi terakhir tentang 12 WNI yang berada di dalam kapal Mavi Marmara yang diserang oleh tentara Israel.

Dubes RI di Amman, lanjut dia, aktif melakukan komunikasi dengan otoritas Palestina. Sedangkan Dubes Palestina di Indonesia aktif membantu berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kantor Kepresidenan dan otoritas Palestina.

Sesuai pernyataan resmi pemerintah Indonesia yang telah dikirmkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dino mengatakan, Indonesia mengutuk dan meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan ilegal tersebut. Indonesia menyerukan investigasi atas peristiwa tersebut dan meminta para relawan yang ditahan oleh Israel segera dibebaskan.